[CHAPTER 6] AITAKATTA

Jumat, 13 Januari 2012
moshi moshi chingu ya~
setelah absen satu hari, ternyata saya juga ngga bisa bikin chapter ini panjang panjang amat xD
gomenasai (_ _)
sekarang saya jadi bisa ngerasain gimana rasanya kalo jadi penulis skenario sinetron indo yang never ending gitu xD
untuk menghindari kemelencengan cerita, aku g mau maksain juga,,kekeke

gamsa yang udah sempetin baca,
yang di tag
yang g di tag
yang ngomen
yang nge-like
yang silent reader*buatmu tak ada terimakasih, pulang sono

hontoniiii arigatou neee!!!!~~~ (^o^)
kayaknya serial ini masih agak panjang secara 1 chapternya g panjang panjang amat xD
jadi harap bersabar dengan author gaje ini yaah kekekeke

nah silakan membaca,
yang belom 15 tahun maaf ya, g boleh baca, eh apa 13 tahun yah?
aih g tau lah, silakan disesuaikan xD

----------------------------------------------------------------------------------------

Title : AITAKATTA (i wanna see you)

AUTHOR : HASHLINPANDA

cast :

- Ji yeon T-ARA

- Karam DGNA

- Hyunmin DGNA

- Chiharu (OC)

- yoshito (OC)

- dan tokoh pendukung lainnya yang merupakan OC



*OC : original character



Genre :

Romance, comedy, drama,



Rating :

Teen 15+



NO SILENT READERS
NO PLAGIATOR

CHAPTER 6 No matter What
-----------------------------------------------------------------------------

I will fix everything you want (fix everything)

I will change everything you don’t like (I will change)
No matter what you say, Im okay
Even though you insult me, Im okay
Don’t leave me

(dae guk nam ah- LADY)



Aku menarik karam ke taman dekat rumah, karena aku tak ingin appa yang sedang bad mood juga marah marah padaku. Karam memakai jaket baseballnya dengan beannie berwarna senada. Benar benar terlihat cute.

“daijoubu? gomene membuatmu sedikit berlari” ujarku setelah kami berdua sampai ditaman dan duduk. Karam mengangguk pelan.

“yang kemarin itu,,maafkan aku ya,,aku sudah merepotkanmu..”

“eoh? Kau bicara apa karamie? Kau sama sekali tak merepotkan kok..ada apa kesini? Apakah kau sudah sembuh?” tanyaku penuh harap, ia menatapku lurus dan menggenggam tanganku 

“ada yang ingin kukatakan”

Glup. Aku menelan ludah, sepertinya ini akan jadi pembicaraan yang serius. “ini..soal penyakitku..” lanjut karam, ternyata memang soal penyakitnya

Aku menatapnya dalam diam, menunggu penjelasan lebih lanjut. Karam mendesah dan mengalihkan pandangannya ke langit yang semakin gelap. sepertinya akan turun hujan.

“aku,,mengidap kanker darah atau yang lebih dikenal dengan leukimia” ujar karam berusaha tenang. Aku membekap mulutku, menatap karam tak percaya, dan tenggorokanku tercekat.

Aku tau karam sakit, aku tau penyakitnya itu bukan penyakit yang biasa kutemui disekitarku, tapi? Leukimia? Baru beberapa hari yang lalu aku mencari artikelnya, dan dari kesimpulan yang ku ambil penyakit itu penyakit yang mematikan. MEMATIKAN.

“ka,,,karamie...” lirihku tertahan

“hmm?”

Aku menatap matanya, ia balas menatapku dan tersenyum simpul. “karamie..apa kau akan.... pergi?”

Ia terkekeh “bukannya kau sendiri juga pernah mengatakannya? Semua manusia pasti akan pergi..”

Aku? Akupun mencoba mengingat-ingat kembali. Ah, aku ingat aku mengatakannya saat di danau dulu, tapi...

“aku mengidap penyakit ini sejak 3 tahun yang lalu, , aku sudah melakukan pengobatan, terapi, operasi pencangkokan dan lain lain. Sampai aku dinyatakan sembuh akhir tahun lalu. Tapi beberapa bulan belakangan ini aku sering mimisan dan aku takut kalau kanker itu datang lagi, sehingga aku melakukan general check up,,waktu itu aku tak sengaja denganmu…aku baru mengambil hasilnya sebelum kita ujian kemarin,,dan berniat menhatakannya pada orang tuaku dan padamu setelah selesai ujian, ternyata tanpa ku katakanpun semua orang sudah tau,,, “jelas karam

Aku memeluk karam, aku menenggelamkannya didalam pelukanku . aku tak bisa membayangklan bagaimana penderitaan karam saat berjuang melawan penyakit itu dulu. Dan sekarang ia harus berjuang sekali lagi melawan penyakitnya. Perlahan, ia melepaskan dirinya dari pelukanku. Dan berkata..

“kita ini masih muda, aku 18 tahun, sedangkan kau 17 tahun”

“lalu?” aku tak mengerti apa maksudnya mengatakan hal itu

Ia membelai poniku” masa depanmu masih panjang, suatu saat nanti kau akan bertemu dengan cowok cowok yang lebih baik dariku, yang pastinya tak sekarat sepertiku”

Aku menatap karam tak percaya, aku mulai dapat melihat tujuannya berkata demikian, secara otomatis tanganku menutup kedua telingaku.

Karam menatapku dengan tatapan teduhnya, dan berusaha menyingkirkan tanganku dari telinga. Aku tak mau, aku tetap bersikukuh dengan posisiku.

Ia menghela nafas. “walaupun kau seperti itu, aku tau kau masih bisa mendengarkanku”. Aku menggeleng kencang dan air mataku ikut mengalir, entah kenapa aku jadi begitu cengeng akhir akhir ini.

“hubungan kita sampai disini saja” akhirnya ia mengucapkannya, hal yang sama sekali tak ingin ku dengar

“kenapa?” isakku

Karam terdiam dan mendesah “jiyeon-chan, aku sekarat! Hidupku sudah tak lama lagi!”
“kau tak boleh berbicara seperti iyu! Kau harus berjuang!”

“aku sudah berjuang!” serunya “dan hasilnya? Sama saja kan?percuma,,” lanjut karam melunak

Aku terdiam, aku tau menyuruhnya berjuang tanpa tau apa apa itu kedengaran sangat egois, tapi..

“aku pergi dulu, kau juga pulang lah...sepertinya sebentar lagi akan hujan” lirih karam yang sedang manadahkan tangannya, merasakan titikan gerimis yang mulai turun

Aku diam, ia menatapku sebentar dan bangkit dari duduknya kemudian meninggalkanku. Meninggalkanku yang masih terdiam, membatu. Tubuhku tak bisa digerakkan untuk menahan langkahnya, suaraku tak bisa keluar untuk memanggil namanya.

Aku terdiam. Benar benar terdiam. Kepalaku terasa sangat kosong. Aku tak bisa memikirkan apa apa lagi. Aku tidak tau harus bagaimana lagi. Sementara hujan sudah mulai turun. Aku masih tak bergerak, aku membiarkan hujan membasahi tubuhku, hingga aku ingat kalau aku tidak pulang sekarang appa akan memarahikU.

**********

KARAM POV-Flashback-before that night

                Aku dimana? Kenapa semuanya hampa? Kenapa semuanya putih? Dimana semua orang? Hampa, sunyi, sepi. Apakah aku sudah mati? Apakah aku sudah tidak berada didunia yang sama dengan Otosan, okasan, hyunmin, jiyeon dan yang lainnya lagi.?

                Tidak, tidak bisa begini. Aku bahkan belum mengucapkan selamat tinggal pada semua. Aku belum mengucapkan maaf dan terimakasih pada semua. Otosan dan okasan pasti akan sedih. Aku juga belum minta maaf pada hyunmin karena telah merebut orang yang ia cintai.

                Aku ingin kembali, aku ingin kembali. Tuhan..apa aku sudah tak bisa kembali lagi?.

“iii-chan”
Samar samar aku mendengar dengungan suara

“niii------“
Aku melebarkan telingaku

“niiiii-chan!”

“onii-chaaaan!” suara itu semakin keras dan kilatan cahaya putih menyilaukan datang sehingga aku tak bisa melihat apa apa.

Ketika membuka mata aku menemukan wajah khawatir hyunmin, hyunmin yang dari tadi terus memanggil manggilku.

“nii-chan? Kau sudah sadar?” soraknya riang

“aku,,,,,masih hidup,,,,” lirihku, aku dapat merasakan air mata disudut mataku

Hyunmin mengangguk, “tentu saja karam-niichan! Kau masih hidup! Sebentar lagi kau akan sembuh dan kita akan pergi bersama kesekolah lagi!” ujar hyunmin berusaha semangat dan bergerak menuju bel merah untuk memanggil para dokter. Aku menahan tangannya.

“aku ingin bicara..denganmu,,sebentar saja..”

Ia menatapku heran dan kembali duduk.

“nani?”

Aku mendudukkan badanku, hyunmin langsung membantuku. Aku tersenyum, kenapa tega teganya aku menyakiti hati adikku yang sangat baik ini?.

“onichan? Taijoubu?” tanyanya sekali lagi

“hai,,hontoni taijoubu” ujarku tersenyum lebar, berusaha memastikannya kalau aku baik baik saja

“lalu? Apa yang ingin kau katakan?” mata bulatnya membesar, hmmp, ia selalu begini kalau penasaran

“kau bahagia?”

“hee? Tentu saja aku bahagia, asalkan onii-chan bahagia aku juga akan berbahagia!”
Aku membelai pipinya, ia menatapku heran dan akupun tertawa, hyunmin mengikutiku tertawa. Aku tau hal ini tak biasa dilakukan kepada adik lelakimu ketika kau juga lelaki.

“adikku sangat kasihan...”

“he? Nande?”

“dulu saat kau menyukai chiharu dan kau melepaskannya karena temanmu juga menyukainya kan?”

Raut wajahnya langsung berubah “well,,cerita lama, tak usah di ungkit lagi”

“dan sekarang ketika kau sudah mulai melupakannya dan menemukan cinta baru, orang itu malah direbut oniichanmu sendiri” aku terkekeh meskipun itu tak lucu

“hah? Maksudmu?” aku dapat membaca gelagatnya yang pura pura tak mengerti itu, aku menarik telinganya

“aawwwww, itai” rintihnya

“sejak kapan kau bisa berbohong pada onii-chanmu ini?”

“bohong apa?” tanyanya sok cuek, cih, anak ini benar benar keras kepala.

“kau suka park ji yeon kan woo hyunmin” tunjuk ku langsung, ia menatap telunjukku dan mengingkirkannya dari hadapannya

“tidak”

Aku memelototinya, iapun bergidik dan berdeham. “baiklah, fine! Sedikit”

Aku tersenyum

“gomene, aku akan melupakannya” lanjutnya

“akulah yang harusnya melupakannya” bantahku

“eeh?”

“aku akan meninggalkannya, malam ini”

“kenapa? Begitu tiba tiba?”

Aku menatap hyunmin “karena ia akan menderita kalau terus bersamaku, dan akan lebih bahagia bersamamu”

Hyunmin mendengus “kau kira itu keren?”

Aku menatapnya heran

“kau pikir itu keren?” ulangnya lagi

“ini tak ada hubungannya dengan keren atau tak keren” balasku

“meninggalkan atau ditinggalkan,,hubungan manusia memang seperti itukan?” lirih hyunmin yang melangkah pelan ke arah jendela

“maksudmu?” tanyaku heran, hyunmin membuka jendela. Udara mulai terasa hangat, sudah hampir musim panas rupanya.

“menurutmu dia akan rela kalau kau tinggalkan begitu? Kalau dia benar benar menyukaimu ia tak akan meninggalkanmu”

Aku hanya diam, mencoba mencerna apa yang hyunmin katakan

“onii-chan hanya perlu memastikan, apakah ia masih ingin disisimu atau tidak dengan keadaanmu yang seperti ini.  Jika ia masih menginginkanmu maka kau jangan tinggalkan dia sampai akhir, tapi bila ia tak ingin, berarti dia lah yang meninggalkanmu, bagaimanapun. Orang yang meninggalkan itu adalah orang yang egois, dan aku yakin, kau tak ingin jadi orang yang egoiskan” jabar hyunmin panjang. Aku mengangguk

                Aku tak akan meninggalkan jiyeon sebelum ia sendiri yang meninggalkanku. “tak apa kah?” tanyaku lagi. Hyunmin kembali mendengus.

“tentu saja? Kau kira merebut pacar orang itu keren? Aku tidak mau merebut pacarmu hyung!” ejek hyunmin

“hyung? Apakah barusan kau memanggilku hyung?” tanyaku seraya mendeliknya, ia tertawa. Ketika tertawa hyunmin selalu menutupinya dengan tangannya.

“sudah kuduga, kau terlalu banyak menonton drama korea” akupun balas mengejeknya

Karam POV n Flashback END

****************



Jiyeon POV

Hari ini aku tidak sekolah, aku terkena demam tinggi. Mungkin karena hujan hujanan kemarin. Tapi hatiku lebih sakit dari pada badanku. Aku tidak pernah merasa sesakit dan sepedih ini. Aku tidak menyangka semua berakhir secepat dan seperti ini.

Terlalu banyak hal hal diluar dugaan yang terjadi akhir akhir ini, sehingga otakku sudah tak bisa berfungsi normal. Di ajak menginap dirumahnya, malamnya kau melihatnya mimisan dan muntah darah, cemas setengah mati. Besoknya ia menemuimu sedangkan ia masih sakit dan mengaku kalau ia menderita leukimia. Puncaknya malam itu ia pergi. meinggalkanmu sendirian.

Malam tadi aku tertidur. Berharap ketika bangun aku menemukan diriku yang sedang tertidur karena menonton sebuah drama, yah kuharap kejadian yang ku alami hanyalah rangkaian cerita drama yang sedang kutonton bukan kejadian sebenarnya.

Tapi, ketika terbangun, aku tidak didepan TV, aku tidak sedang menonton drama, aku berada ditempat tidurku dengan mata sembab.

Oh tuhan, kenyataan? Apakah ini kenyataan?

This tears start to falling again

Tok Tok Tok

Ketokan pintu menyadarkanku, aku menggulung diriku kembali dalam selimut. Tak lama kemudian terdengar bunyi pintu yang terbuka. kemudian sebuah tangan besar menyentuh dahiku.

“waah panasmu tinggi sekali jiyeon-a..” keluh appa prihatin
Aku hanya diam dan masih membelakangi appa, appa menghela nafas

“sebenarnya tadi malam itu kau kemana? Kenapa hujan hujan begitu?” tanya appa

“nandemo nai(tak ada apa apa)”

“uso~(bohong), kenapa matamu sembab begitu?”
Aku Cuma diam, dan appa mengelus pelan rambutku.

“ceritakan pada appa...”

Alu duduk dan menatap appa “ atashi,,atashi no kohibito..”

“eeeh? Ko..kohibito? na..namja chingu maksudmu?”

Aku mengangguk “dia sakit leukimia”

“eeeeeh?” seru appa lagi

“appa! Berhentilah berteriak!” seruku

“mi,,mianhe,,habisnya appa baru tahu kalau kau punya namja chingu,,dan ia sakit leukimia?”

Aku mengangguk “ dan tadi malam ia memutuskanku”

“naniii?” teriak appa lagi, aku menatapnya geram

“mwoya.. barusan aku mengetahui kau punya pacar, dan sekarang kalian sudah putus? Bahkan kau belum memperkenalkannya padaku!” protes appa

Aku mengangkat bahu, appa Cuma bisa geleng geleng kepala dan kembali membelai kepalaku. “jiyeon-a...kau masih 17 tahun..hidupmu masih panjang,,,dan kau akan banyak bertemu dengan pria baik lainnya...”

Aku mendelik appa “bagaimana bisa appa  mengatakan hal yang sama dengannya?”

“eoh? Dia juga mengatakan hal ini? Well,,anak anak sekarang pola pikirnya memang luar biasa..” appa geleng geleng kepala

“aku yakin sebenarnya ia juga tak ingin meninggalkanku”

“mungkin? Tapi mungkin ini juga hal yang terbaik baginya..bagi kalian”

“tapi appa...”

“sudahlah, kau tak perlu begitu memikirkannya, itu Cuma sepenggalan dari masa mudamu,,nanti juga lupa,,kalau begitu appa pergi dulu,,kau istirahat lah ya,,,hari ini tak usah sekolah..”

*********

Aku memikrkan kata kata appa tadi, dan perkataan appa itu sangat masuk akal. Tapi aku harus bagaimana,,,sekarang seakan akan aku tidak mengenal yang namanya logika. Bagaimanapun caranya aku tak ingin karam pergi dariku.

                Aku mencoba menenangkan diri, kupejamkan mata,,membayangkan hal hal yang indah kecuali karam, tapi  bayang bayang karamie tak juga hilang dari pikiranku. “jiyeon-ssi, didunia ini masih banyak jutaan cowok yang lebih baik dari karamie, so its okay, just forget him litle by litle” ujarku mensugesti diri sendiri.

                Ku lihat jam,  sekarang jam 7.25, 5 menit lagi bel akan berbunyi.Entah apa yang menggerakkanku waktu itu, tapi  aku segera bangkit dari tempat tidur walaupun merasa sangat pusing. Gosok gigi dan bersih bersih seperlunya lalu memakai seragam. Hari ini aku harus sekolah HARUS.

Aku berlari dengan sangat cepat, secepat yang aku bisa. Aku tidak tau kenapa aku begitu ngotot pergi sekolah hari ini dengan suhu tubuh 39 derjat. Padahal biasanya pusing sedikit saja sudah bisa kujadikan alasan untuk tidak sekolah.

************

                Sudah sejak beberapa menit yang lalu bel masuk berbunyi, tapi para murid tetap saja belum bisa tenang. Hingga akhirnya mizuki sensei masuk dan meminta murid murid untuk diam. Setelah membahas tentang masalah ujian tengah semester kamarin, mizuku sensei mengungumkan suatu yang mengejutkan.

“nah,,,minna,,mulai sekarang Karam akan kembali cuti dari sekolah karena pengobatan yang harus dijalaninya”

“heeeee???” koor murid murid kompak

Sensei memukul meja untung menenangkan para murid “nah sekarang tenang dulu, karena karam akan berbicara, karam-san? Dozo...” persilakan mizuno sensei, karampun melangkah kedepan kelas.

“ohayo minna” sapa karam dengan senyumnya yang biasanya

“ohayooo” bals murid murid, semuanya memfokuskan pandangan pada sosok karam yang sedang ada didepan kelas, pucat tapi tetap tersenyum.

“hari ini mungkin hari terakhir saya disekolah, sebenarnya saya menderita kanker darah , dan saya akan kembali melakukan pengobatan untuk mengobati penyakit ini, saya mohon dukungan dan doa teman teman semua, “ jelas karam, semua jadi hening, bahkan ada beberapa anak cewek yang menitikkan air mata

“ah, mungkin tahun ini saya akan kembali tinggal kelas, tapi saya akan berusaha cepat sembuh dan bisa mengikuti ujian,,he he” lanjut karam,  membuat anak anak sekelas terkekeh

“nah, sampai disini,,terimakasi semuanya..domo arigatou,,to..gomene..maafkan kesalahanku selama ini..sayonara” tutup karam seraya membungkuk 90 derjat.

This tears fall and fall again

*********

Akhirnya aku sampai juga kesekolah,,walaupun telat 20 menit aku masih bisa diijinkan masuk setelah memohon mati matian, akupun lari menyusuri lorong sekolah,,,ketika aku menuju kelas aku melihat sosok yang ku kenal, duduk di lorong. Terlihat sakit.

“karamie!” panggilku dengan nafas yang masih ngos-ngos-an, aku mengerahkan tenaga terakhirku untuk melangkah mendekatinya. ia hanya menatapku diam, tak menunjukkan ekspresi apapun.

Aku bersimpuh didepannya. Dan ia tersenyum kecil. “ohayo,,,kau terlambat?” sapanya. Aku menggeleng seraya mengatur nafasku.

“hari ini,,,,hari ini,,aku pergi kesekolah bukan untuk belajar atau semacamnya,,tapi,,tapi aku hanya ingin menemuimu” ujarku dengan nafas tersengal-sengal

Karam terdiam dan berkata “tak ada gunanya lagi..mulai besok aku tak pergi sekolah lagi”

“nani? Nande?”

“aku harus menjalani beberapa pengobatan”ujarnya pendek seraya bangkit dari duduknya. Karam mulai berjalan meninggalkanku, sepertinya karam sudah kesulitan untuk berjalan.

Aku masih duduk diam.sekali lagi aku dicampakkannya. Tapi..aku tidak mau..aku tidak mau kalau aku tidak bisa bertemu dengannya. Aku mengejar karam. Dan aku menemukannya di tangga.

“YA! KARAM-SSI! NONGDAMHAJIMA (jangan bercanda)!!!” teriakku

Karam-pun tersentak kaget dan menolehkan sedikit wajahnya kebelakang. Aku segera berlari kearahnya dan memeluk punggungnya dari belakang. Aku memeluknya dengan erat seaakan akan tak ingin melepasnya pergi barang se-inchi-pun.

“apa yang kau-----“

“karamie, apa yang harus kulakukan kalau tak bisa bertemu denganmu lagi? Apa yang harus kulakukan?” isakku

“sudah kubilang, kau akan menemukan seseorang yang lebih baik dimasa depan, hidupmu masih panjang jiyeon-chan, tak sepertiku..”

“aku tak peduli! Walaupun aku hanya akan hidup 1 detik lagi aku tak ingin meninggalkanmu! Walaupun itu lama atau sebentar aku tak peduli,, geureonikka ..... geureonikka ....jebal tteonajima...”(kumohon jangan tinggalkan aku) aku tidak tahu apa yang membuat ku gila sehingga memohon mohon begini kepada seorang cowok, aku tidak tau kenapa! Kenapa aku seperti ini! Aku sudah terlalu tenggelam mencintai orang ini.

“aku juga tak mau meninggalkanmu, hanya saja,,,,keadaanlah yang membuat seperti ini” alasannya

“keadaan apa? Keadaan yang mana? Aku tidak peduli apapun keadaannya, aku tidak akan meninggalkanmu, dan aku juga tidak ingin kau meninggalkanku” aku mempererat pelukan, karam hanya berdiri tenang dan menghela nafas

“aku takut...aku takut suatu saat nanti aku tak bisa bangun dari tidurku, aku takut suatu hari aku tak bisa bangun lagi untuk selamanya, setiap pagi yang kupikirkan hanya kematian,,dan kematian yang selalu menghantuiku”  karam terisak

Aku menarik lengannya sehingga kami dapat bertatapan mata. Aku melihat butiran bening disudut matanya, ia membuang muka. Raut wajahnya terlihat sakit terluka dan sakit. Aku menyentuh kedua pipinya dengan kedua telapak tanganku. Aku masih bisa merasakannya, aku masih bisa menyentuhnya. Ia masih ada, ia masih hidup, dan sekarang ia ada dihadapanku. Menangis bersamaku. Aku menarik pelan kepalanya ke arahku dan mengecup bibirnya.

“kau menangis?” ejekku, ia tersenyum sinis

“chigai,” ujarnya pendek. wajah kami hanya berjarak beberapa senti. Bila ada pihak sekolah yang memergoki kami, aku yakin masalahnya akan panjang. Tapi aku tak peduli, hukumlah aku sesuka kalian, aku hanya tidak akan membiarkan namja yang didepanku ini pergi.

“aku tidak meninggalkanmu sebelum kau meninggalkanku nanti”

Karam terdiam dengan perkataanku barusan. Aku tau hal itu terdengar gila. Tapi memang itulah yang aku rasakan. Ia tersenyum.

“kau tau? Ciuman tadi bisa saja membuatku sakit, penderita leukimia sangat gampang terserang penyakit” ujarnya sambil terkekeh

Aku membengkap mulutku. “benarkah?”, ia tertawa dan merengkuh pinggangku sehingga aku terjatuh dalam pelukannya erat. Ia tertawa menyeringai dihadapan wajahku. Kemudian ia membenamkan wajahnya dibahuku. Aku mengangkat kepalaku sehingga sekarang hidung kami hampir bersentuhan. Aku menutup mata ketika perlahan lahan karam mendekatkan wajahnya. Dan ia menciumku dengan lembut.

“kau sedang demam?” tanyanya seraya menempelkan dahinya kedahiku, aku mengangguk pelan dengan muka yang sangat merah.

“wah gawat,,,kalau aku benar benar sakit kau harus tanggung jawab” lanjutnya tersenyum jahil

********
TBC

gimana gimana?
agak dewasa ya chapter ini (>///////<) jadi malu sendiri saya~
mau yang di tag atau g di tag silakan dikomen yah
silent readers juga, sadar donk, enak enakan aja numpang baca xD

sekali lagi
minna arigatou!
saiko ni shiawase!!!
minna wa saiko desu! d(^0^)b



0 comment:

Posting Komentar