setelah absen satu hari, ternyata saya juga ngga bisa bikin chapter ini panjang panjang amat xD
gomenasai (_ _)
sekarang saya jadi bisa ngerasain gimana rasanya kalo jadi penulis skenario sinetron indo yang never ending gitu xD
untuk menghindari kemelencengan cerita, aku g mau maksain juga,,kekeke
gamsa yang udah sempetin baca,
yang di tag
yang g di tag
yang ngomen
yang nge-like
yang silent reader*buatmu tak ada terimakasih, pulang sono
hontoniiii arigatou neee!!!!~~~ (^o^)
kayaknya serial ini masih agak panjang secara 1 chapternya g panjang panjang amat xD
jadi harap bersabar dengan author gaje ini yaah kekekeke
nah silakan membaca,
yang belom 15 tahun maaf ya, g boleh baca, eh apa 13 tahun yah?
aih g tau lah, silakan disesuaikan xD
----------------------------------------------------------------------------------------
Title : AITAKATTA (i wanna see you)
AUTHOR : HASHLINPANDA
cast :
- Ji yeon T-ARA
- Karam DGNA
- Hyunmin DGNA
- Chiharu (OC)
- yoshito (OC)
- dan tokoh pendukung lainnya yang merupakan OC
*OC : original character
Genre :
Romance, comedy, drama,
Rating :
Teen 15+
NO SILENT READERS
NO PLAGIATOR
CHAPTER 6 No matter What
-----------------------------------------------------------------------------
I will fix everything you want (fix everything)
I will change everything you don’t like (I will change)No matter what you say, Im okayEven though you insult me, Im okayDon’t leave me
(dae guk nam ah- LADY)
Aku menarik karam ke taman dekat rumah,
karena aku tak ingin appa yang sedang bad mood juga marah marah padaku. Karam
memakai jaket baseballnya dengan beannie berwarna senada. Benar benar terlihat
cute.
“daijoubu? gomene membuatmu sedikit
berlari” ujarku setelah kami berdua sampai ditaman dan duduk. Karam mengangguk
pelan.
“yang kemarin itu,,maafkan aku
ya,,aku sudah merepotkanmu..”
“eoh? Kau bicara apa karamie? Kau
sama sekali tak merepotkan kok..ada apa kesini? Apakah kau sudah sembuh?”
tanyaku penuh harap, ia menatapku lurus dan menggenggam tanganku
“ada yang ingin kukatakan”
Glup. Aku menelan ludah,
sepertinya ini akan jadi pembicaraan yang serius. “ini..soal penyakitku..”
lanjut karam, ternyata memang soal penyakitnya
Aku menatapnya dalam diam,
menunggu penjelasan lebih lanjut. Karam mendesah dan mengalihkan pandangannya
ke langit yang semakin gelap. sepertinya akan turun hujan.
“aku,,mengidap kanker darah atau
yang lebih dikenal dengan leukimia” ujar karam berusaha tenang. Aku membekap
mulutku, menatap karam tak percaya, dan tenggorokanku tercekat.
Aku tau karam sakit, aku tau
penyakitnya itu bukan penyakit yang biasa kutemui disekitarku, tapi? Leukimia?
Baru beberapa hari yang lalu aku mencari artikelnya, dan dari kesimpulan yang
ku ambil penyakit itu penyakit yang mematikan. MEMATIKAN.
“ka,,,karamie...” lirihku
tertahan
“hmm?”
Aku menatap matanya, ia balas
menatapku dan tersenyum simpul. “karamie..apa kau akan.... pergi?”
Ia terkekeh “bukannya kau sendiri
juga pernah mengatakannya? Semua manusia pasti akan pergi..”
Aku? Akupun mencoba
mengingat-ingat kembali. Ah, aku ingat aku mengatakannya saat di danau dulu,
tapi...
“aku mengidap penyakit ini sejak
3 tahun yang lalu, , aku sudah melakukan pengobatan, terapi, operasi pencangkokan
dan lain lain. Sampai aku dinyatakan sembuh akhir tahun lalu. Tapi beberapa
bulan belakangan ini aku sering mimisan dan aku takut kalau kanker itu datang
lagi, sehingga aku melakukan general check up,,waktu itu aku tak sengaja
denganmu…aku baru mengambil hasilnya sebelum kita ujian kemarin,,dan berniat menhatakannya
pada orang tuaku dan padamu setelah selesai ujian, ternyata tanpa ku katakanpun
semua orang sudah tau,,, “jelas karam
Aku memeluk karam, aku
menenggelamkannya didalam pelukanku . aku tak bisa membayangklan bagaimana
penderitaan karam saat berjuang melawan penyakit itu dulu. Dan sekarang ia
harus berjuang sekali lagi melawan penyakitnya. Perlahan, ia melepaskan dirinya
dari pelukanku. Dan berkata..
“kita ini masih muda, aku 18
tahun, sedangkan kau 17 tahun”
“lalu?” aku tak mengerti apa
maksudnya mengatakan hal itu
Ia membelai poniku” masa depanmu
masih panjang, suatu saat nanti kau akan bertemu dengan cowok cowok yang lebih
baik dariku, yang pastinya tak sekarat sepertiku”
Aku menatap karam tak percaya,
aku mulai dapat melihat tujuannya berkata demikian, secara otomatis tanganku
menutup kedua telingaku.
Karam menatapku dengan tatapan
teduhnya, dan berusaha menyingkirkan tanganku dari telinga. Aku tak mau, aku
tetap bersikukuh dengan posisiku.
Ia menghela nafas. “walaupun kau
seperti itu, aku tau kau masih bisa mendengarkanku”. Aku menggeleng kencang dan
air mataku ikut mengalir, entah kenapa aku jadi begitu cengeng akhir akhir ini.
“hubungan kita sampai disini saja” akhirnya ia
mengucapkannya, hal yang sama sekali tak ingin ku dengar
“kenapa?” isakku
Karam terdiam dan mendesah “jiyeon-chan, aku sekarat!
Hidupku sudah tak lama lagi!”
“kau tak boleh berbicara seperti iyu! Kau harus berjuang!”
“aku sudah berjuang!” serunya “dan hasilnya? Sama saja
kan?percuma,,” lanjut karam melunak
Aku terdiam, aku tau menyuruhnya berjuang tanpa tau apa apa
itu kedengaran sangat egois, tapi..
“aku pergi dulu, kau juga pulang lah...sepertinya sebentar
lagi akan hujan” lirih karam yang sedang manadahkan tangannya, merasakan
titikan gerimis yang mulai turun
Aku diam, ia menatapku sebentar
dan bangkit dari duduknya kemudian meninggalkanku. Meninggalkanku yang masih
terdiam, membatu. Tubuhku tak bisa digerakkan untuk menahan langkahnya, suaraku
tak bisa keluar untuk memanggil namanya.
Aku terdiam. Benar benar terdiam.
Kepalaku terasa sangat kosong. Aku tak bisa memikirkan apa apa lagi. Aku tidak
tau harus bagaimana lagi. Sementara hujan sudah mulai turun. Aku masih tak
bergerak, aku membiarkan hujan membasahi tubuhku, hingga aku ingat kalau aku
tidak pulang sekarang appa akan memarahikU.
**********
KARAM POV-Flashback-before that night
Aku
dimana? Kenapa semuanya hampa? Kenapa semuanya putih? Dimana semua orang?
Hampa, sunyi, sepi. Apakah aku sudah mati? Apakah aku sudah tidak berada
didunia yang sama dengan Otosan, okasan, hyunmin, jiyeon dan yang lainnya lagi.?
Tidak,
tidak bisa begini. Aku bahkan belum mengucapkan selamat tinggal pada semua. Aku
belum mengucapkan maaf dan terimakasih pada semua. Otosan dan okasan pasti akan
sedih. Aku juga belum minta maaf pada hyunmin karena telah merebut orang yang
ia cintai.
Aku
ingin kembali, aku ingin kembali. Tuhan..apa aku sudah tak bisa kembali lagi?.
“iii-chan”
Samar samar aku mendengar dengungan suara
“niii------“
Aku melebarkan telingaku
“niiiii-chan!”
“onii-chaaaan!” suara itu semakin keras dan kilatan cahaya
putih menyilaukan datang sehingga aku tak bisa melihat apa apa.
Ketika membuka mata aku menemukan wajah khawatir hyunmin,
hyunmin yang dari tadi terus memanggil manggilku.
“nii-chan? Kau sudah sadar?” soraknya riang
“aku,,,,,masih hidup,,,,” lirihku, aku dapat merasakan air
mata disudut mataku
Hyunmin mengangguk, “tentu saja karam-niichan! Kau masih
hidup! Sebentar lagi kau akan sembuh dan kita akan pergi bersama kesekolah
lagi!” ujar hyunmin berusaha semangat dan bergerak menuju bel merah untuk
memanggil para dokter. Aku menahan tangannya.
“aku ingin bicara..denganmu,,sebentar saja..”
Ia menatapku heran dan kembali duduk.
“nani?”
Aku mendudukkan badanku, hyunmin langsung membantuku. Aku
tersenyum, kenapa tega teganya aku menyakiti hati adikku yang sangat baik ini?.
“onichan? Taijoubu?” tanyanya sekali lagi
“hai,,hontoni taijoubu” ujarku tersenyum lebar, berusaha
memastikannya kalau aku baik baik saja
“lalu? Apa yang ingin kau katakan?” mata bulatnya membesar,
hmmp, ia selalu begini kalau penasaran
“kau bahagia?”
“hee? Tentu saja aku bahagia, asalkan onii-chan bahagia aku
juga akan berbahagia!”
Aku membelai pipinya, ia menatapku heran dan akupun tertawa,
hyunmin mengikutiku tertawa. Aku tau hal ini tak biasa dilakukan kepada adik
lelakimu ketika kau juga lelaki.
“adikku sangat kasihan...”
“he? Nande?”
“dulu saat kau menyukai chiharu dan kau melepaskannya karena
temanmu juga menyukainya kan?”
Raut wajahnya langsung berubah “well,,cerita lama, tak usah
di ungkit lagi”
“dan sekarang ketika kau sudah mulai melupakannya dan
menemukan cinta baru, orang itu malah direbut oniichanmu sendiri” aku terkekeh
meskipun itu tak lucu
“hah? Maksudmu?” aku dapat membaca gelagatnya yang pura pura
tak mengerti itu, aku menarik telinganya
“aawwwww, itai” rintihnya
“sejak kapan kau bisa berbohong pada onii-chanmu ini?”
“bohong apa?” tanyanya sok cuek, cih, anak ini benar benar
keras kepala.
“kau suka park ji yeon kan woo hyunmin” tunjuk ku langsung,
ia menatap telunjukku dan mengingkirkannya dari hadapannya
“tidak”
Aku memelototinya, iapun bergidik dan berdeham. “baiklah,
fine! Sedikit”
Aku tersenyum
“gomene, aku akan melupakannya” lanjutnya
“akulah yang harusnya melupakannya” bantahku
“eeh?”
“aku akan meninggalkannya, malam ini”
“kenapa? Begitu tiba tiba?”
Aku menatap hyunmin “karena ia akan menderita kalau terus
bersamaku, dan akan lebih bahagia bersamamu”
Hyunmin mendengus “kau kira itu keren?”
Aku menatapnya heran
“kau pikir itu keren?” ulangnya lagi
“ini tak ada hubungannya dengan keren atau tak keren”
balasku
“meninggalkan atau ditinggalkan,,hubungan manusia memang
seperti itukan?” lirih hyunmin yang melangkah pelan ke arah jendela
“maksudmu?” tanyaku heran, hyunmin membuka jendela. Udara
mulai terasa hangat, sudah hampir musim panas rupanya.
“menurutmu dia akan rela kalau kau tinggalkan begitu? Kalau
dia benar benar menyukaimu ia tak akan meninggalkanmu”
Aku hanya diam, mencoba mencerna apa yang hyunmin katakan
“onii-chan hanya perlu memastikan, apakah ia masih ingin
disisimu atau tidak dengan keadaanmu yang seperti ini. Jika ia masih menginginkanmu maka kau jangan
tinggalkan dia sampai akhir, tapi bila ia tak ingin, berarti dia lah yang
meninggalkanmu, bagaimanapun. Orang yang meninggalkan itu adalah orang yang
egois, dan aku yakin, kau tak ingin jadi orang yang egoiskan” jabar hyunmin
panjang. Aku mengangguk
Aku tak
akan meninggalkan jiyeon sebelum ia sendiri yang meninggalkanku. “tak apa kah?”
tanyaku lagi. Hyunmin kembali mendengus.
“tentu saja? Kau kira merebut pacar orang itu keren? Aku
tidak mau merebut pacarmu hyung!” ejek hyunmin
“hyung? Apakah barusan kau memanggilku hyung?” tanyaku
seraya mendeliknya, ia tertawa. Ketika tertawa hyunmin selalu menutupinya
dengan tangannya.
“sudah kuduga, kau terlalu banyak menonton drama korea”
akupun balas mengejeknya
Karam POV n Flashback END
****************
Jiyeon POV
Hari ini aku tidak sekolah, aku
terkena demam tinggi. Mungkin karena hujan hujanan kemarin. Tapi hatiku lebih
sakit dari pada badanku. Aku tidak pernah merasa sesakit dan sepedih ini. Aku tidak
menyangka semua berakhir secepat dan seperti ini.
Terlalu banyak hal hal diluar
dugaan yang terjadi akhir akhir ini, sehingga otakku sudah tak bisa berfungsi
normal. Di ajak menginap dirumahnya, malamnya kau melihatnya mimisan dan muntah
darah, cemas setengah mati. Besoknya ia menemuimu sedangkan ia masih sakit dan
mengaku kalau ia menderita leukimia. Puncaknya malam itu ia pergi. meinggalkanmu sendirian.
Malam tadi aku tertidur. Berharap
ketika bangun aku menemukan diriku yang sedang tertidur karena menonton sebuah
drama, yah kuharap kejadian yang ku alami hanyalah rangkaian cerita drama yang
sedang kutonton bukan kejadian sebenarnya.
Tapi, ketika terbangun, aku tidak
didepan TV, aku tidak sedang menonton drama, aku berada ditempat tidurku dengan
mata sembab.
Oh tuhan, kenyataan? Apakah ini
kenyataan?
This tears start to falling again
Tok Tok Tok
Ketokan pintu menyadarkanku, aku
menggulung diriku kembali dalam selimut. Tak lama kemudian terdengar bunyi
pintu yang terbuka. kemudian sebuah tangan besar menyentuh dahiku.
“waah panasmu tinggi sekali
jiyeon-a..” keluh appa prihatin
Aku hanya diam dan masih
membelakangi appa, appa menghela nafas
“sebenarnya tadi malam itu kau
kemana? Kenapa hujan hujan begitu?” tanya appa
“nandemo nai(tak ada apa apa)”
“uso~(bohong), kenapa matamu
sembab begitu?”
Aku Cuma diam, dan appa mengelus
pelan rambutku.
“ceritakan pada appa...”
Alu duduk dan menatap appa “
atashi,,atashi no kohibito..”
“eeeh? Ko..kohibito? na..namja
chingu maksudmu?”
Aku mengangguk “dia sakit
leukimia”
“eeeeeh?” seru appa lagi
“appa! Berhentilah berteriak!”
seruku
“mi,,mianhe,,habisnya appa baru
tahu kalau kau punya namja chingu,,dan ia sakit leukimia?”
Aku mengangguk “ dan tadi malam
ia memutuskanku”
“naniii?” teriak appa lagi, aku
menatapnya geram
“mwoya.. barusan aku mengetahui
kau punya pacar, dan sekarang kalian sudah putus? Bahkan kau belum
memperkenalkannya padaku!” protes appa
Aku mengangkat bahu, appa Cuma
bisa geleng geleng kepala dan kembali membelai kepalaku. “jiyeon-a...kau masih
17 tahun..hidupmu masih panjang,,,dan kau akan banyak bertemu dengan pria baik
lainnya...”
Aku mendelik appa “bagaimana bisa
appa mengatakan hal yang sama
dengannya?”
“eoh? Dia juga mengatakan hal
ini? Well,,anak anak sekarang pola pikirnya memang luar biasa..” appa geleng
geleng kepala
“aku yakin sebenarnya ia juga tak
ingin meninggalkanku”
“mungkin? Tapi mungkin ini juga
hal yang terbaik baginya..bagi kalian”
“tapi appa...”
“sudahlah, kau tak perlu begitu
memikirkannya, itu Cuma sepenggalan dari masa mudamu,,nanti juga lupa,,kalau
begitu appa pergi dulu,,kau istirahat lah ya,,,hari ini tak usah sekolah..”
*********
Aku memikrkan kata kata appa
tadi, dan perkataan appa itu sangat masuk akal. Tapi aku harus
bagaimana,,,sekarang seakan akan aku tidak mengenal yang namanya logika. Bagaimanapun
caranya aku tak ingin karam pergi dariku.
Aku mencoba
menenangkan diri, kupejamkan mata,,membayangkan hal hal yang indah kecuali karam,
tapi bayang bayang karamie tak juga
hilang dari pikiranku. “jiyeon-ssi, didunia ini masih banyak jutaan cowok yang
lebih baik dari karamie, so its okay, just forget him litle by litle” ujarku
mensugesti diri sendiri.
Ku
lihat jam, sekarang jam 7.25, 5 menit
lagi bel akan berbunyi.Entah apa yang menggerakkanku waktu itu, tapi aku segera bangkit dari tempat tidur walaupun
merasa sangat pusing. Gosok gigi dan bersih bersih seperlunya lalu memakai
seragam. Hari ini aku harus sekolah HARUS.
Aku berlari dengan sangat cepat,
secepat yang aku bisa. Aku tidak tau kenapa aku begitu ngotot pergi sekolah
hari ini dengan suhu tubuh 39 derjat. Padahal biasanya pusing sedikit saja
sudah bisa kujadikan alasan untuk tidak sekolah.
************
Sudah sejak beberapa menit yang
lalu bel masuk berbunyi, tapi para murid tetap saja belum bisa tenang. Hingga
akhirnya mizuki sensei masuk dan meminta murid murid untuk diam. Setelah
membahas tentang masalah ujian tengah semester kamarin, mizuku sensei
mengungumkan suatu yang mengejutkan.
“nah,,,minna,,mulai sekarang Karam akan kembali cuti dari
sekolah karena pengobatan yang harus dijalaninya”
“heeeee???” koor murid murid kompak
Sensei memukul meja untung menenangkan para murid “nah
sekarang tenang dulu, karena karam akan berbicara, karam-san? Dozo...”
persilakan mizuno sensei, karampun melangkah kedepan kelas.
“ohayo minna” sapa karam dengan senyumnya yang biasanya
“ohayooo” bals murid murid, semuanya memfokuskan pandangan
pada sosok karam yang sedang ada didepan kelas, pucat tapi tetap tersenyum.
“hari ini mungkin hari terakhir saya disekolah, sebenarnya
saya menderita kanker darah , dan saya akan kembali melakukan pengobatan untuk
mengobati penyakit ini, saya mohon dukungan dan doa teman teman semua, “ jelas
karam, semua jadi hening, bahkan ada beberapa anak cewek yang menitikkan air
mata
“ah, mungkin tahun ini saya akan kembali tinggal kelas, tapi
saya akan berusaha cepat sembuh dan bisa mengikuti ujian,,he he” lanjut
karam, membuat anak anak sekelas
terkekeh
“nah, sampai disini,,terimakasi semuanya..domo
arigatou,,to..gomene..maafkan kesalahanku selama ini..sayonara” tutup karam seraya
membungkuk 90 derjat.
This tears fall and fall again
*********
Akhirnya aku sampai juga
kesekolah,,walaupun telat 20 menit aku masih bisa diijinkan masuk setelah
memohon mati matian, akupun lari menyusuri lorong sekolah,,,ketika aku menuju
kelas aku melihat sosok yang ku kenal, duduk di lorong. Terlihat sakit.
“karamie!” panggilku dengan nafas
yang masih ngos-ngos-an, aku mengerahkan tenaga terakhirku untuk melangkah
mendekatinya. ia hanya menatapku diam, tak menunjukkan ekspresi apapun.
Aku bersimpuh didepannya. Dan ia
tersenyum kecil. “ohayo,,,kau terlambat?” sapanya. Aku menggeleng seraya
mengatur nafasku.
“hari ini,,,,hari ini,,aku pergi
kesekolah bukan untuk belajar atau semacamnya,,tapi,,tapi aku hanya ingin menemuimu”
ujarku dengan nafas tersengal-sengal
Karam terdiam dan berkata “tak
ada gunanya lagi..mulai besok aku tak pergi sekolah lagi”
“nani? Nande?”
“aku harus menjalani beberapa pengobatan”ujarnya pendek
seraya bangkit dari duduknya. Karam mulai berjalan meninggalkanku, sepertinya karam
sudah kesulitan untuk berjalan.
Aku masih duduk diam.sekali lagi
aku dicampakkannya. Tapi..aku tidak mau..aku tidak mau kalau aku tidak bisa
bertemu dengannya. Aku mengejar karam. Dan aku menemukannya di tangga.
“YA! KARAM-SSI! NONGDAMHAJIMA
(jangan bercanda)!!!” teriakku
Karam-pun tersentak kaget dan
menolehkan sedikit wajahnya kebelakang. Aku segera berlari kearahnya dan
memeluk punggungnya dari belakang. Aku memeluknya dengan erat seaakan akan tak
ingin melepasnya pergi barang se-inchi-pun.
“apa yang kau-----“
“karamie, apa yang harus
kulakukan kalau tak bisa bertemu denganmu lagi? Apa yang harus kulakukan?”
isakku
“sudah kubilang, kau akan
menemukan seseorang yang lebih baik dimasa depan, hidupmu masih panjang
jiyeon-chan, tak sepertiku..”
“aku tak peduli! Walaupun aku
hanya akan hidup 1 detik lagi aku tak ingin meninggalkanmu! Walaupun itu lama
atau sebentar aku tak peduli,, geureonikka
..... geureonikka ....jebal tteonajima...”(kumohon jangan tinggalkan aku) aku
tidak tahu apa yang membuat ku gila sehingga memohon mohon begini kepada
seorang cowok, aku tidak tau kenapa! Kenapa aku seperti ini! Aku sudah terlalu
tenggelam mencintai orang ini.
“aku juga tak mau meninggalkanmu,
hanya saja,,,,keadaanlah yang membuat seperti ini” alasannya
“keadaan apa? Keadaan yang mana?
Aku tidak peduli apapun keadaannya, aku tidak akan meninggalkanmu, dan aku juga
tidak ingin kau meninggalkanku” aku mempererat pelukan, karam hanya berdiri
tenang dan menghela nafas
“aku takut...aku takut suatu saat
nanti aku tak bisa bangun dari tidurku, aku takut suatu hari aku tak bisa
bangun lagi untuk selamanya, setiap pagi yang kupikirkan hanya kematian,,dan
kematian yang selalu menghantuiku” karam
terisak
Aku menarik lengannya sehingga
kami dapat bertatapan mata. Aku melihat butiran bening disudut matanya, ia
membuang muka. Raut wajahnya terlihat sakit terluka dan sakit. Aku menyentuh
kedua pipinya dengan kedua telapak tanganku. Aku masih bisa merasakannya, aku
masih bisa menyentuhnya. Ia masih ada, ia masih hidup, dan sekarang ia ada
dihadapanku. Menangis bersamaku. Aku menarik pelan kepalanya ke arahku dan
mengecup bibirnya.
“kau menangis?” ejekku, ia
tersenyum sinis
“chigai,” ujarnya pendek. wajah
kami hanya berjarak beberapa senti. Bila ada pihak sekolah yang memergoki kami,
aku yakin masalahnya akan panjang. Tapi aku tak peduli, hukumlah aku sesuka
kalian, aku hanya tidak akan membiarkan namja yang didepanku ini pergi.
“aku tidak meninggalkanmu sebelum
kau meninggalkanku nanti”
Karam terdiam dengan perkataanku
barusan. Aku tau hal itu terdengar gila. Tapi memang itulah yang aku rasakan.
Ia tersenyum.
“kau tau? Ciuman tadi bisa saja
membuatku sakit, penderita leukimia sangat gampang terserang penyakit” ujarnya
sambil terkekeh
Aku membengkap mulutku. “benarkah?”,
ia tertawa dan merengkuh pinggangku sehingga aku terjatuh dalam pelukannya
erat. Ia tertawa menyeringai dihadapan wajahku. Kemudian ia membenamkan
wajahnya dibahuku. Aku mengangkat kepalaku sehingga sekarang hidung kami hampir
bersentuhan. Aku menutup mata ketika perlahan lahan karam mendekatkan wajahnya.
Dan ia menciumku dengan lembut.
“kau sedang demam?” tanyanya
seraya menempelkan dahinya kedahiku, aku mengangguk pelan dengan muka yang
sangat merah.
“wah gawat,,,kalau aku benar
benar sakit kau harus tanggung jawab” lanjutnya tersenyum jahil
********
TBC
gimana gimana?
agak dewasa ya chapter ini (>///////<) jadi malu sendiri saya~
mau yang di tag atau g di tag silakan dikomen yah
silent readers juga, sadar donk, enak enakan aja numpang baca xD
sekali lagi
minna arigatou!
saiko ni shiawase!!!
minna wa saiko desu! d(^0^)b
0 comment:
Posting Komentar