[CHAPTER 4] AITAKATTA

Senin, 09 Januari 2012


Title : AITAKATTA (i wanna see you)

CHAPTER 4


AUTHOR : HASHLINPANDA


cast :

- Ji yeon T-ARA

- Karam DGNA

- Hyunmin DGNA

- Chiharu (OC)

- yoshito (OC)

- jihwan a.k.a jay DGNA

- dan tokoh pendukung lainnya yang merupakan OC

*OC : original character

Genre :

Romance, comedy, drama,


Rating :

Teen


NO SILENT READERS

CHAPTER 4 : KOHIBITO (BOYFRIEND)
-----------------------------------------------------

Although I’m shy to just hold your hand
I want to kiss you more I LOVE YOU BABY
I love you I love you, the miracle of being able to meet you
Going around from a place to the next, in the middle of time,
the two of us in the same age LOVE YOU BABY
(girlfriend-daikoku danji)




“whoa jiyeon-chan, tumben sekali kau mengepang dua rambutmu?” puji hotaru ketika aku tak sengaja bertemu dengannya diruang loker

“ahaha,,aku hanya ingin mencoba sesuatu yang baru” bohong, padahal aku ingin tampil lebih manis dihadapan karam. kalian tau? Kadang kadang aku frustasi melihat wajahnya yang bahkan lebih cantik dari cewek itu, ia bahkan lebih cantik dariku, bagaimana bisa? Aku sangat iri padanya!

“maklumlah orang yang jatuh cinta” goda mikan

“apaan sih” ujarku malu malu seraya memutar mutar kepanganku dengan jari

“aku tau kau sedang jatuh cinta pada seseorang, tapi masalahnya kami bingung siapa seseorang itu?” tanya hotaru sok serius

“eoh? Yang benar saja, kalian berspekulasi aku sedang jatuh cinta, tapi kalian tak tau siapa yang sudah mencuri hatiku ini” balasku sok puitis, habis orang ini aneh aneh saja, disekolah ini aku Cuma deket sama satu cowo yaitu karamie. Tapi walaupun begitu aku memang sudah berciuman dengan min-kun -_-, sial. Yah, kejadian itu sudah berlalu sejak beberapa hari yang lalu. *kalau waktu itu tangan kanan ku tidak di gips aku akan memukulinya sampai mati*. Dan peristiwa bolosnya karam-a, sampai sekarang penyebabnya masih misteri.

“jadi, orang itu,,adalah karam senpai atau hyunmin-kun?” ujar hotaru pelan sehingga hanya kami bertiga saja yang dapat mendengarnya

“haaaa?” seruku heran, mikan dan hotaru meletakkan telunjuknya dibibir pertanda menyuruhku mengecilkan suara, aku sangat kaget, bisa bisanya mereka memasukkan hyunmin didalam opsi opsinya

“te,,tentu saja karam-a” ujarku pelan setelah berhasil menenangkan diri

“aku kenapa?” tiba tiba suara karam terdengar dari balik punggungku

“whooa!!” spontan aku berteriankdan mukaku memerah, jangan jangan karam-a mendengar apa yang kami bicarakan barusan

“apa kalian sedang berbicara jelek tentangku?” tanya karam dengan tatapan menyelidik

                Aku, hotaru dan mikan serentak menggeleng dengan cepat. Karam menatap kami satu persatu dengan tatapan heran. “ka,,kalau begitu aku duluan ya, ah kau mengepang rambutmu? Manis sekali” pujinya

Aku mengangguk “a,,arigatou,,” mukaku kembali terasa panas

, “ka,,kami juga duluan yah,” ujar hotaru sambil menarik mikan pergi dan melambai ke arahku, dasar kalian sudah membuat masalah malah kabur begitu saja!

                Aku menatap lokerku, dan membukanya kemudian mengambil sepatu yang akan kukenakan. Oh tuhan, masalahku belum selesai. Bagaimana caraku melepaskan sepatu ini? Hari ini aku memakai sepatu kets bertali. Oke ini kebodohanku, kenapa aku memakai sepatu yang sulit dilepas begini saat tangan kananku tak bisa apa apa. Kemarin ada chiharu yang membantuku, dan sampai saat ini chiharu belum menampakkan batang hidungnya.

                Aku menatap kesal sepatu sekolah yang masih tergeletak dilantai. Menyebalkan sekali kenapa harus mengganti sepatu dulu sebelum masuk sekolah?! Merepotkan! Dengan penuh perasaan kesal aku menendang sepatu itu  ke arah locker, sepatu itupun memantul (?)

“awww!” rintih seseorang, oh tidak sepatuku mengenai seseorangkah?

“hei! Park ji yeon!” ujar orang itu sambil melempari kembali sepatu kearahku

“pagi pagi kau sudah mau mencari masalah denganku hah?” tanyanya dengan tatapan kesalnya

“ani,,aku tidak bermaksud,,hanya saja aku kesal..”

“kau kesal? Memangnya aku peduli kalau kau itu sedang kesal atau tidak hah?”

“gomene, aku kan sudah meminta maaf!” seruku kesal

“lalu apa yang kau lakukan sekarang?” tanyanya melunak

Aku menatapnya heran ”ak,,aku menunggu chiharu,,aku tak bisa memasangnya” ujarku sambil menunjuk sepatu itu dengan kakiku

Hyunmin berdecak pinggang dan menghela nafas. “kau akan menunggu chii-chan memasangkannya untukmu? Baaaaka..” ejeknya lagi kemudian berlutut. Eh?.

                Ia meraih kakiku, kemudian melepaskan tali sepatuku dan melepaskannya kemudian memasangkan sepatu sekolah kekakiku. Aku menatapnya tak percaya. Apakah orang ini sedang berbuat baik padaku?.

“nah sudah” ujarnya seraya kembali berdiri kemudian pergi begitu saja

“mi,,min-kun!” panggilku ketika ia mulai menjauh, ia menoleh dengan ekspresi datarnya

“arigatou..” ujarku sambil menunduk, dan kemudian menatapnya kembali. Cih ia sudah berlalu dan hanya mengangkat sebelah tangannya. Apakah itu caramu untuk mengatakan “sama sama”?

*********

                Wah, hari ini kami keasyikan diperpustakaan dan tidak sadar kalau jam sudah mendekati jam 6.

“aish, chiharu-chan,,sepertinya aku meninggalkan buku ku dikelas” ujarku ketika mengacak ngacak isi tasku

“benarkah? Yasudah ambil besok saja..” sarannya,

“dibuku itu ada PR, aku harus mengambilnya”

“apa perlu kutemani?” tawar chiharu-chan, aku menggeleng pelan

“kau duluan saja, rumahmu kan lebih jauh dariku, kyo mo arigatou(hari ini juga terimakasih ya)” dan kemudian aku mulai melangkahkan kaki ke arah kelas

“erm jiyeon-chan” panggil chiharu tiba tiba, akupun menghentikan langkahku dan menoleh

“nani?”

Chihari-chan hanya diam, sepertinya ia ingin mengatakan sesuatu. “na..nandemo nai,,hati hati ya” ujarnya kemudian sambil tersenyum. Aku menatapnya heran kemudian mengangguk “arigatouJ

************

Chiharu POV

                Hari itu aku melihat jiyeon dengan hyunmin. Ketika itu Aku mencari jiyeon yang tak juga kembali dari mencari buku, aku khawatir, karena dengan tangan kanan yang di gips bisa saja dia kesulitan untuk mengambil buku.

                Tapi, aku malah melihat mereka berdua. Dari jarak yang cukup jauh, sehingga aku tak dapat mendengar percakapan mereka. Tapi cukup jelas untuk melihat jiyeon yang menarik hyunmin kemudian mencium pipinya. Lalu selang beberapa saat, hyunmin mencium bibir jiyeon. Mereka berciuman?.

                Lututku terasa lemas, aku berusaha kembali mengatur nafasku, aku tidak tau kenapa aku gemetar. Padahal hyunmin sudah bukan siapa siapaku. Dengan segera aku kembali kebangku dan tak lama kemudian jiyeon muncul dengan tampang kesal. Sebenarnya apa hubungan kalian?,bukankah jiyeon menyukai karam senpai? tapi, aku tak berani menanyakannya.

                Besoknya aku berpapasan dengan hyunmin, dan seperti biasa, ia menganggapku tak ada. Akupun mengumpulkan keberanian untuk memanggilnya.

“hyunmin-san”

Ia menoleh, dengan tatapan datar. Hatiku tertusuk, sejak kapan tatapan matanya kepadaku berubah seperti itu, dimana tatapan penuh kasih sayangnya dulu?

“nani?” tanyanya kemudian seraya melangkah mendekatiku

“aku melihatnya”

“nani o mite?”(melihat apa?)

“kau,,dan jiyeon,,berciuman...” ujarku pelan dan menunduk dalam, keadaan hening beberapa saat, dan aku takut kalau hyunmin marah lagi.

“a,,aku,,aku tau ini bukan urusanku,,cuman aku,,penasaran saja,,ah,,tapi lupakan sajalah,,sa,,sayonara..” ucapku kemudian dan melangkah pergi, tiba tiba tangan hyunmin menahan lenganku

“jangan salah paham, ciuman itu tak ada artinya” katanya pendek, kemudian melepaskan tanganku dan berlalu pergi.

Pedih
Sakit
Sesak
Kenapa seperti ini jadinya?

**************

JIYEON POV

                Whoaa,,kenapa aku begitu bodoh? Baka baka baka! Kenapa buku untuk PR besok bisa ketinggalan dikelas? Aku berjalan menatap lurus ke arah kelas. Aku tidak berani menatap kiri kana bahkan belakang karena sekolah di sore hari dan sepi sangat menyeramkan! Mana baru baru ini hotaru bercerita soal hantu disekolah lagi.

Pelan pelan kubuka pintu kelas, kelas menjadi warna orange karena biasan dari cahaya matahari terbenam. Hontoni kireii desune!.

“ jiyeon-chan, kau belum pulang?” tiba tiba suatu suara mengagetkanku.

“ka..karam ah...kau sendiri?kenapa belum pulang..?”

“menunggu hyunmin, dia lagi ada kegiatan klub” jawabnya sambil menutup buku yang dari tadi dibacanya.

“oo,,kalau aku mau mengambil buku aku yang ketinggalan” aku menuju bangku ku dan menemukan buku yang aku maksud.

“ini dia, ada PR soalnya” aku mengacungkan buku itu dengan tangan kiriku, yah gips ditangan kananku baru akan dilepas besok.

“hontoni? PR apa? ”karam melangkah  menuju bangkuku

“ini lo,,”ujarku sambil memperlihatkan pr yang kumaksud, karam mengambil buku itu dan melihatnya.

“aah,,yang ini ….hampir saja aku lupa,,”gumamnya.

Tess,,,tiba tiba aku dan kakak dikaget kan oleh darah yang menetes di lembaran bukuku.

“karam-ah! kau mimisan lagii!!!!”

“ah iya,,,merepotkan saja,,hehe” bisa bisanya karam tertawa disaat begini. Akupun menarik tangannya dan berkata “ayo ke ruang kesehatan karam-a…”

karam menahan langkahku yang mencoba membawanya keruang kesehatan. Dan memegang bahuku dengan tangan kanannya

“tidak perlu..punya tisu?”

Aku hanya terdiam,kenapa karam tak mau ke ruang kesehatan ?. Dan akupun menyodorkan tisu yang ada didalam tasku. Kemudian ia mencoba menghentikan darah yang berasal dari hidungnya tersebut sendiri . Ini kedua kalinya aku melihat karam mimisan.

“ tidak perlu cemas” ujarnya tersenyum dan mengengam tanganku. Ternyata tanpa disadari air mataku sudah menetes.

“demo...karam-ah,,gwencana? Jeongmal gwenchanayo?”

Karam mengangguk “uljima(jangan menangis), mimisannya sudah berhenti,” kemudian membelai pelan rambutku

Aku masih menagis, pelan pelan ia mengusap air mataku. Aku menatapnya, walaupun aku yakin tampangku sekarang jelek sekali*mata sembab dan hidung merah*, tapi aku ingin menatapnya, memastikan kalau ia benar baik baik saja.

“oh ya, jangan katakan kepada siapapun kalau hari ini aku mimisan lagi oke? Apalagi hyunmin, bisa bisa dia heboh lagi” ujar karam sambil terkekeh, sepertinya ia mencoba menghiburku. Aku mengangguk,

Karam mengehela nafas, “nakanaide(jangan menangis)” kemudian menarikku kedalam pelukannya, ia memelukku erat, hangat, terasa sangat hangat.

“kalau kau tetap menangis, aku tak akan melepasmu” ancam karam, aku tertawa

“kalau begitu aku akan menangis selamanya”

Karam melepaskan pelukannya, dan memegang bahuku, kemudian menatapku heran.

“hee? Nande?” tanyanya, aku menunduk dan mengalihkan pandangan

Karam menatapku dengan tatapan teduhnya, kemudian tersenyum, seakan menyadari sesuatu.

“aku juga ingin selalu disampingmu, itsumo, itsumademo, kimi no tonari, ( selamanya, sampai kapanpun, disampingmu)”

Aku mengadahkan kepalaku, ternyata karam setinggi ini. Aku tersenyum dan menjijitkan kakiku agar aku dapat menciumnya.

“hai, wakarimashita”(ya, aku tau)

“arigatou” lirih karam dan kembali menciumku, ia tersenyum dibibirku.

“satu sama” ujarnya sambil mengedip, aku terkekeh dan DEG. Kenapa tiba tiba teringat min-kun sialan?.

**********

                Besoknya gosip aku dan karam berpacaran meluas sangat cepat. Kabarnya ada yang melihat kami berciuman di kelas sore itu. kyaaa malu sekali >////<. Pagi pagi aku sudah didatangi oleh teman teman dan di interogasi.

“ya! Kau jadian dengan karam senpai? Benarkah itu?” tanya hotaru menyelidik

“ah,,itu”

“jangan mengelak lagi jiyeon-chan, ada yang melihat kalian ciuman kemarin sore~” tambah mikan, oke, aku tersudut sekarang

“sumimasen,,bagaimana aku akan duduk kalau kalian semua berkumpul disini?” whoa karam-ah sudah datang

“karam senpai!” seru anak anak itu, dan mulai minggir untuk memberikan tempat untuknya dan kemudian mengerubunginya.

Hei dia itu milikku, umpatku dalam hati, dan tak sengaja aku menangkap sosok min-kun, ia sedang dibisiki oleh yoshito, kemudian melihat kearahku dan mata kami bertemu. Whoaa aku kaget. Ia hanya tersenyum sinis seperti biasanya, yah seperti biasanya.

**********

                Seminggu berjalan begitu cepat, sehingga tak terasa ujian hanya tinggal beberapa hari lagi. Aih, memang tanganku sudah sembuh, tapi penyakit lain datang lagi, yaitu sakit kepala karena memikirkan karam, gyaaa! Aku mengacak-ngacak rambutku.

“kau kenapa jiyeon-ah?” tanya  chiharu heran sambil menggetok kepalaku dengan pensil, akupun tersadar dan berdeham

“ehm,,iee,,Cuma pusing memikirkan ujian”

“ahaha..memikirkan karam maksudmu?” tebak chiharu, teng tong. TEPAT. Aku Cuma nyengir kuda mendengar tebakan chiharu.

“er..chiharu-chan,,menurutmu kalau orang sering mimisan itu sakit apa?” tanyaku dalam suara pelan

“eoh? Erm,,anemia mungkin? Atau leukimia seperti di film-film, atau juga karena pembuluh darah dihidungnya tipis?” chiharu malah balik bertanya, aku menghela nafas dan merebahkan kepalaku dimeja perpustakaan

“aku khawatir, sepertinya ada sesuatu hal yang besar  yang disembunyikannya”

“kenapa tak tanya hyunmin saja?” saran chiharu-chan, akupun langsung mengangkat kepalaku

“kau gila? Aku bahkan tak mau berbicara dengannya!” sebenarnya aku tak ingat kapan terakhir kali berbicara dengan hyunmin, mungkin waktu keusilanku yang berujung petaka itu? gyah! Bahkan aku tak sudi untuk mengingatnya. Ah, bukan, terakhir aku berbicara dengannya ketika ia memasangkan sepatuku.

“kau saja chiharu-chan,,,kau kan ex-nya,,,bahkan dia selalu memanggilmu chii-chan..kawaii” ledekku

Chiharu-chan menggeleng pelan” dia tak mau berbicara lagi denganku”

“nande? Sombong sekali”

“sebenarnya awalnya dia berniat memutuskanku karena temannya, karena tak ingin aku yang dicampakkan duluan, maka aku memilih untuk mencampakkannya duluan” jelas chiharu pelan

“temannya?”

“aku tak sengaja menguping pembicaraannya dengan yoshito, hyunmin menyadari kalau yoshito juga suka padaku, dan dia berniat memutuskanku karena tak ingin melukai yoshito”

“waah,,” aku tertegun, ternyata min-kun orang yang sangat memperhatikan perasaan temannya,

“waktu itu aku takut, aku takut kalau dia yang mencampakkanku, jadi ketika paginya bertemu dengan hyunmin aku langsung mengucapkan kata berpisah, ia hanya terdiam, kemudian tersenyum,,aku..” chiharu-chan mulai terisak, aku memeluknya dan menepuk-nepuk pundaknya berharap ia bisa tenang.

“kau,,masih menyukainya chiharu-chan?”

Chiharu-chan mengangguk pelan dalam pelukanku, “aku akan membantu semampuku” gumamku, aku merasa benar benar bersalah pada chiharu-chan

********


Selesai mandi aku menuju kamar jihwan dan mengetok pintu kamarnya, “jihwan..nawa..!!!” ujarku setelah sekian kali mengetuk tapi jihwan tak juga menunjukkan reaksi

“mwoyaaa?” akhirnya jihwan membuka pintu sambil mengucek-ngucek matanya, sepertinya ia baru bangun tidur, atau berpura pura baru bangun tidur

“hentikan akting murahan itu, aku tau kau sedang latihan dance didalam kan? Tenang saja, aku bukan pengacau sepertimu, aku takkan mengadukannya pada appa” jelasku sambil menyilangkan tanganku. Appa melarang jihwan latihan dance karena sekarang ia sudah kelas 3 dan harus belajar untuk persiapan masuk SMA nanti. Tapi aku tau persis, berkali kali appa melarang, berkali kali pula ia melanggarnya. Anak nakal.

Jihwan hanya nyengir kuda “whooa,,nuna,,baik sekali, nah apa yang kau inginkan nuna?” cih, kalau ada maunya baru ngomong baik baik

“aku mau pinjam laptopmu”

“kau kan punya, kenapa pinjam punyaku”

“ya! Apakah kau lupa kalau beberapa hari yang lalu aku marah padamu karena kau membuat laptopku penuh virus?” seruku seraya menjewer telinganya

“aah,,apayoo..ara ara!” teriaknya dan masuk kekamarnya kemudian menyodorkan laptopnya padaku, akupun tersenyum menyambutnya.

“nah, kembali lah ke asalmu” pinta jihwan, akupun mencoba mengintip isi kamarnya dari balik tubuhnya

“ya! Apa yang sedang kau perhatikan!”

“kau tidak sedang menonton film yadong kan jihwan-ah?” tanyaku dengan ekspresi sedatar mungkin

“mana mungkin! Kapan aku menonton film seperti itu!” teriaknya dan segera mendorongku kemudian membanting pintu, cih. Padahal aku kan Cuma bercanda.

*******

Aku mulai mengetikkan sesuatu yang membuatku penasaran dari siang tadi di search engine.pertama Anemia. Aah,,aku pernah mempelajarinya waktu SMP dulu, kemudian pencarian kulanjutkan. Leukimia.

Aku kaget dari hasil search tersebut, dari forum forum diskusi kebanyakan mereka bilang salah satu gejalanya adalah mimisan. Aku jadi cemas dan kepikiran karam. Akupun langsung men-sms karam.

Karam-a, nani shiteru? Daijobu?
Jiyeon

Akupun berbaring sambil menatap lekat layar hape-ku menunggu balasan dari karam. Rttt rttt. Hapeku bergetar, telfon dari karam! Setelah berdeham beberapa kali aku mengangkat telfonnya

“moshi moshi” ujarku

“hai,,,jiyeon-chan, aku baik baik saja” jawabnya diseberang

“aah,,baguslah..”

“nani shiteru?” (sedang apa)

“ah,,aku sedah men-search beberapa hal di internet”

“eoh? Mencari apa?”

“soal penyakitmu..”

“hahaha,,kalau begitu sudah dapat mengambil kesimpulan saudari jiyeon.?”
Aku menggeleng”belum, kau masih mimisan?”

“tidak, aku sekarang sehat sehat saja, nah sekarang tidurlah dan juga belajar, beberapa hari lagi kita akan ujian”

“hai,,wagatta~ oyasumi”

“hai,,oyasuminasai~”

“ah matte,,” (ah tunggu)

“nani?”

“atashi wa,,,karam ga daisuki!” (aku menyukai  karam!!)teriakku, aku dapat mendengar tawanya dari seberang sana

“so so,,,ore mo, kimi ga daisuki~”(ya ya,,aku juga menyukaimu)

**************

AUTHOR POV

karam menghempaskan kan tubuhnya ke kasur, hari ini dia dari rumah sakit, mengambil hasil general check-upnya sebulan yg lalu. Baru dia ambil sekarang karena kemaren kemaren ini dia belum punya nyali untuk melihat hasil pemeriksaan tersebut.

Akhirnya tadi sore ia memberanikan diri, dan ia pun kaget dengan hasil pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaan dinyatakan bahwa kanker nya kambuh lagi. Ya, karam sudah mengidap penyakit leukemia semenjak SMP. Dan ia berhasil bertahan sampai sekarang karena berbagai macam pengobatan yang dijalaninya.

Bahkan, beberapa bulan lalu, setelah rangkaian kemoterapi selesai sel kanker karam sudah dinyatakan hilang. Tapi ternyata itu Cuma buat sementara, karena kanker itu datang lagi. Menggorogoti tubuhnya,,

Dokter meminta agar orang tuanya pergi menemui dokter tersebut. Tapi karam  takut, orang tuanya sudah begitu banyak mengeluarkan uang untuk menyembuhkan penyakitnya, dan sekarang penyakit itu datang lagi, tentu saja ortunya harus kembali  menyediakan uang untuk pengobatan pengobatan yang mahal. Walaupun orang tuanya kaya, karam tetap tidak ingin membebani orang tuanya.

“apa yang harus aku lakukan…” sementara kepalanya pusing luar biasa, sepertinya ia tak sanggup untuk menahannya lagi. Tiba tiba hp.nya bergetar, sms dari jiyeon . Ia pun menelpon jiyeon karena takut kalau kalu cewe itu mencemaskan dirinya lagi. Dan ternyata benar cewe itu mengkhawatirkannya, malah sudah mulai menebak nebak penyakitnya. Tapi ia memutuskan untuk tidak memberitahukannya sekarang karena tidak mau membuat cewe itu cemas apalagi mau ujian.

Setelah menutup telepon ia berjanji pada dirinya sendiri, dia akan memberitahukan jiyeon soal penyakitnya, dan memberi tahu ortunya tentang hasil pemeriksaan ini. 

*********
Ujianpun berakhir, jiyeon sudah berjuang sangat keras untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Ia rela tipa hari belajar diperpustakaan bersama chiharu hingga sore, dan tak lupa pula belajar dirumah. Bahkan ia rela untuk menunda first date-nya dengan karam. Yah, dia tak ingin appa-nya merasa sedih, kadang kadang appa-nya merasa bersalah karena ia sudah menjauhkan mereka denganomma-nya yang ada dikorea. Well, sebenarnya tak ada masalahnya bagi jiyeon, karena ia tak suka omma nya, ia membenci omma yang memilih bersama pria lain dibanding appa-nya.

Begitupula dengan karam, ia sudah berusaha keras  walaupun kadang kadang rasa sakit yang luar biasa dirasakannya. Ia tak ingin mengulang kesalahan yang sama, tahun ini ia ingin bersekolah normal, dan naik kelas.

Jiyeon baru akan berdiri dari bangkunya ketika karam mengatakan “mau kah malam ini menginap dirumahku?” otomastis wajah jiyeon langsung memerah. Menginap? MENGINAP? MENGINAP BERSAMA KARAMIE?

TBC

nyahaaaa,,Part 4 akhirnya selesai juga~
hwaithing buat part 5!!!


0 comment:

Posting Komentar