Title : AITAKATTA (i wanna see you)
CHAPTER 4
AUTHOR : HASHLINPANDA
cast :
- Ji yeon T-ARA
- Karam DGNA
- Hyunmin DGNA
- Chiharu (OC)
- yoshito (OC)
- jihwan a.k.a jay DGNA
- dan tokoh pendukung lainnya yang merupakan OC
*OC : original character
Genre :
Romance, comedy, drama,
Rating :
Teen
NO SILENT READERS
CHAPTER 4 : KOHIBITO (BOYFRIEND)
-----------------------------------------------------
(girlfriend-daikoku danji)
Although I’m shy to just hold your hand
I want to kiss you more I LOVE YOU BABY
I love you I love you, the miracle of being able to meet you
Going around from a place to the next, in the middle of time,
the two of us in the same age LOVE YOU BABY
“whoa jiyeon-chan, tumben sekali kau mengepang dua
rambutmu?” puji hotaru ketika aku tak sengaja bertemu dengannya diruang loker
“ahaha,,aku hanya ingin mencoba sesuatu yang baru” bohong,
padahal aku ingin tampil lebih manis dihadapan karam. kalian tau? Kadang kadang
aku frustasi melihat wajahnya yang bahkan lebih cantik dari cewek itu, ia bahkan
lebih cantik dariku, bagaimana bisa? Aku sangat iri padanya!
“maklumlah orang yang jatuh cinta” goda mikan
“apaan sih” ujarku malu malu seraya memutar mutar kepanganku
dengan jari
“aku tau kau sedang jatuh cinta pada seseorang, tapi
masalahnya kami bingung siapa seseorang itu?” tanya hotaru sok serius
“eoh? Yang benar saja, kalian berspekulasi aku sedang jatuh
cinta, tapi kalian tak tau siapa yang sudah mencuri hatiku ini” balasku sok
puitis, habis orang ini aneh aneh saja, disekolah ini aku Cuma deket sama satu
cowo yaitu karamie. Tapi walaupun begitu aku memang sudah berciuman dengan
min-kun -_-, sial. Yah, kejadian itu sudah berlalu sejak beberapa hari yang
lalu. *kalau waktu itu tangan kanan ku tidak di gips aku akan memukulinya sampai mati*. Dan peristiwa bolosnya karam-a, sampai sekarang penyebabnya masih
misteri.
“jadi, orang itu,,adalah karam senpai atau hyunmin-kun?”
ujar hotaru pelan sehingga hanya kami bertiga saja yang dapat mendengarnya
“haaaa?” seruku heran, mikan dan hotaru meletakkan
telunjuknya dibibir pertanda menyuruhku mengecilkan suara, aku sangat kaget,
bisa bisanya mereka memasukkan hyunmin didalam opsi opsinya
“te,,tentu saja karam-a” ujarku pelan setelah berhasil
menenangkan diri
“aku kenapa?” tiba tiba suara karam terdengar dari balik
punggungku
“whooa!!” spontan aku berteriankdan mukaku memerah, jangan
jangan karam-a mendengar apa yang kami bicarakan barusan
“apa kalian sedang berbicara jelek tentangku?” tanya karam
dengan tatapan menyelidik
Aku,
hotaru dan mikan serentak menggeleng dengan cepat. Karam menatap kami satu
persatu dengan tatapan heran. “ka,,kalau begitu aku duluan ya, ah kau mengepang
rambutmu? Manis sekali” pujinya
Aku mengangguk “a,,arigatou,,” mukaku kembali terasa panas
, “ka,,kami juga duluan yah,” ujar hotaru sambil menarik mikan
pergi dan melambai ke arahku, dasar kalian sudah membuat masalah malah kabur
begitu saja!
Aku
menatap lokerku, dan membukanya kemudian mengambil sepatu yang akan kukenakan.
Oh tuhan, masalahku belum selesai. Bagaimana caraku melepaskan sepatu ini? Hari
ini aku memakai sepatu kets bertali. Oke ini kebodohanku, kenapa aku memakai
sepatu yang sulit dilepas begini saat tangan kananku tak bisa apa apa. Kemarin
ada chiharu yang membantuku, dan sampai saat ini chiharu belum menampakkan
batang hidungnya.
Aku
menatap kesal sepatu sekolah yang masih tergeletak dilantai. Menyebalkan sekali
kenapa harus mengganti sepatu dulu sebelum masuk sekolah?! Merepotkan! Dengan
penuh perasaan kesal aku menendang sepatu itu ke arah locker, sepatu itupun memantul (?)
“awww!” rintih seseorang, oh tidak sepatuku mengenai
seseorangkah?
“hei! Park ji yeon!” ujar orang itu sambil melempari kembali
sepatu kearahku
“pagi pagi kau sudah mau mencari masalah denganku hah?”
tanyanya dengan tatapan kesalnya
“ani,,aku tidak bermaksud,,hanya saja aku kesal..”
“kau kesal? Memangnya aku peduli kalau kau itu sedang kesal
atau tidak hah?”
“gomene, aku kan sudah meminta maaf!” seruku kesal
“lalu apa yang kau lakukan sekarang?” tanyanya melunak
Aku menatapnya heran ”ak,,aku menunggu chiharu,,aku tak bisa
memasangnya” ujarku sambil menunjuk sepatu itu dengan kakiku
Hyunmin berdecak pinggang dan menghela nafas. “kau akan
menunggu chii-chan memasangkannya untukmu? Baaaaka..” ejeknya lagi kemudian
berlutut. Eh?.
Ia
meraih kakiku, kemudian melepaskan tali sepatuku dan melepaskannya kemudian
memasangkan sepatu sekolah kekakiku. Aku menatapnya tak percaya. Apakah orang
ini sedang berbuat baik padaku?.
“nah sudah” ujarnya seraya kembali berdiri kemudian pergi
begitu saja
“mi,,min-kun!” panggilku ketika ia mulai menjauh, ia menoleh
dengan ekspresi datarnya
“arigatou..” ujarku sambil menunduk, dan kemudian menatapnya
kembali. Cih ia sudah berlalu dan hanya mengangkat sebelah tangannya. Apakah
itu caramu untuk mengatakan “sama sama”?
*********
Wah,
hari ini kami keasyikan diperpustakaan dan tidak sadar kalau jam sudah mendekati
jam 6.
“aish, chiharu-chan,,sepertinya aku meninggalkan buku ku
dikelas” ujarku ketika mengacak ngacak isi tasku
“benarkah? Yasudah ambil besok saja..” sarannya,
“dibuku itu ada PR, aku harus mengambilnya”
“apa perlu kutemani?” tawar chiharu-chan, aku menggeleng
pelan
“kau duluan saja, rumahmu kan lebih jauh dariku, kyo mo
arigatou(hari ini juga terimakasih ya)” dan kemudian aku mulai melangkahkan
kaki ke arah kelas
“erm jiyeon-chan” panggil chiharu tiba tiba, akupun
menghentikan langkahku dan menoleh
“nani?”
Chihari-chan hanya diam, sepertinya ia ingin mengatakan
sesuatu. “na..nandemo nai,,hati hati ya” ujarnya kemudian sambil tersenyum. Aku
menatapnya heran kemudian mengangguk “arigatouJ”
************
Chiharu POV
Hari
itu aku melihat jiyeon dengan hyunmin. Ketika itu Aku mencari jiyeon yang tak
juga kembali dari mencari buku, aku khawatir, karena dengan tangan kanan yang
di gips bisa saja dia kesulitan untuk mengambil buku.
Tapi,
aku malah melihat mereka berdua. Dari jarak yang cukup jauh, sehingga aku tak
dapat mendengar percakapan mereka. Tapi cukup jelas untuk melihat jiyeon yang
menarik hyunmin kemudian mencium pipinya. Lalu selang beberapa saat, hyunmin
mencium bibir jiyeon. Mereka berciuman?.
Lututku
terasa lemas, aku berusaha kembali mengatur nafasku, aku tidak tau kenapa aku
gemetar. Padahal hyunmin sudah bukan siapa siapaku. Dengan segera aku kembali
kebangku dan tak lama kemudian jiyeon muncul dengan tampang kesal. Sebenarnya
apa hubungan kalian?,bukankah jiyeon menyukai karam senpai? tapi, aku tak
berani menanyakannya.
Besoknya
aku berpapasan dengan hyunmin, dan seperti biasa, ia menganggapku tak ada.
Akupun mengumpulkan keberanian untuk memanggilnya.
“hyunmin-san”
Ia menoleh, dengan tatapan datar. Hatiku tertusuk, sejak
kapan tatapan matanya kepadaku berubah seperti itu, dimana tatapan penuh kasih
sayangnya dulu?
“nani?” tanyanya kemudian seraya melangkah mendekatiku
“aku melihatnya”
“nani o mite?”(melihat apa?)
“kau,,dan jiyeon,,berciuman...” ujarku pelan dan menunduk
dalam, keadaan hening beberapa saat, dan aku takut kalau hyunmin marah lagi.
“a,,aku,,aku tau ini bukan urusanku,,cuman aku,,penasaran
saja,,ah,,tapi lupakan sajalah,,sa,,sayonara..” ucapku kemudian dan melangkah
pergi, tiba tiba tangan hyunmin menahan lenganku
“jangan salah paham, ciuman itu tak ada artinya” katanya
pendek, kemudian melepaskan tanganku dan berlalu pergi.
Pedih
Sakit
Sesak
Kenapa seperti ini jadinya?
**************
JIYEON POV
Whoaa,,kenapa
aku begitu bodoh? Baka baka baka! Kenapa buku untuk PR besok bisa ketinggalan
dikelas? Aku berjalan menatap lurus ke arah kelas. Aku tidak berani menatap
kiri kana bahkan belakang karena sekolah di sore hari dan sepi sangat
menyeramkan! Mana baru baru ini hotaru bercerita soal hantu disekolah lagi.
Pelan pelan kubuka pintu kelas,
kelas menjadi warna orange karena biasan dari cahaya matahari terbenam. Hontoni
kireii desune!.
“ jiyeon-chan, kau belum pulang?” tiba tiba suatu suara
mengagetkanku.
“ka..karam ah...kau sendiri?kenapa belum pulang..?”
“menunggu hyunmin, dia lagi ada kegiatan klub” jawabnya
sambil menutup buku yang dari tadi dibacanya.
“oo,,kalau aku mau mengambil buku aku yang ketinggalan” aku
menuju bangku ku dan menemukan buku yang aku maksud.
“ini dia, ada PR soalnya” aku mengacungkan buku itu dengan
tangan kiriku, yah gips ditangan kananku baru akan dilepas besok.
“hontoni? PR apa? ”karam melangkah menuju bangkuku
“ini lo,,”ujarku sambil memperlihatkan pr yang kumaksud, karam
mengambil buku itu dan melihatnya.
“aah,,yang ini ….hampir saja aku lupa,,”gumamnya.
Tess,,,tiba tiba aku dan kakak dikaget kan oleh darah yang
menetes di lembaran bukuku.
“karam-ah! kau mimisan lagii!!!!”
“ah iya,,,merepotkan saja,,hehe” bisa bisanya karam tertawa
disaat begini. Akupun menarik tangannya dan berkata “ayo ke ruang kesehatan
karam-a…”
karam menahan langkahku yang mencoba membawanya keruang
kesehatan. Dan memegang bahuku dengan tangan kanannya
“tidak perlu..punya tisu?”
Aku hanya terdiam,kenapa karam tak mau ke ruang kesehatan ?.
Dan akupun menyodorkan tisu yang ada didalam tasku. Kemudian ia mencoba menghentikan
darah yang berasal dari hidungnya tersebut sendiri . Ini kedua kalinya aku
melihat karam mimisan.
“ tidak perlu cemas” ujarnya tersenyum dan mengengam
tanganku. Ternyata tanpa disadari air mataku sudah menetes.
“demo...karam-ah,,gwencana? Jeongmal gwenchanayo?”
Karam mengangguk “uljima(jangan menangis), mimisannya sudah
berhenti,” kemudian membelai pelan rambutku
Aku masih menagis, pelan pelan ia mengusap air mataku. Aku
menatapnya, walaupun aku yakin tampangku sekarang jelek sekali*mata sembab dan
hidung merah*, tapi aku ingin menatapnya, memastikan kalau ia benar baik baik
saja.
“oh ya, jangan katakan kepada siapapun kalau hari ini aku
mimisan lagi oke? Apalagi hyunmin, bisa bisa dia heboh lagi” ujar karam sambil
terkekeh, sepertinya ia mencoba menghiburku. Aku mengangguk,
Karam mengehela nafas, “nakanaide(jangan menangis)” kemudian
menarikku kedalam pelukannya, ia memelukku erat, hangat, terasa sangat hangat.
“kalau kau tetap menangis, aku tak akan melepasmu” ancam
karam, aku tertawa
“kalau begitu aku akan menangis selamanya”
Karam melepaskan pelukannya, dan memegang bahuku, kemudian
menatapku heran.
“hee? Nande?” tanyanya, aku menunduk dan mengalihkan
pandangan
Karam menatapku dengan tatapan teduhnya, kemudian tersenyum,
seakan menyadari sesuatu.
“aku juga ingin selalu disampingmu, itsumo, itsumademo,
kimi no tonari, ( selamanya, sampai kapanpun, disampingmu)”
Aku mengadahkan kepalaku, ternyata karam setinggi ini. Aku
tersenyum dan menjijitkan kakiku agar aku dapat menciumnya.
“hai, wakarimashita”(ya, aku tau)
“arigatou” lirih karam dan kembali menciumku, ia tersenyum
dibibirku.
“satu sama” ujarnya sambil mengedip, aku terkekeh dan DEG.
Kenapa tiba tiba teringat min-kun sialan?.
**********
Besoknya
gosip aku dan karam berpacaran meluas sangat cepat. Kabarnya ada yang melihat
kami berciuman di kelas sore itu. kyaaa malu sekali >////<. Pagi pagi aku
sudah didatangi oleh teman teman dan di interogasi.
“ya! Kau jadian dengan karam senpai? Benarkah itu?” tanya
hotaru menyelidik
“ah,,itu”
“jangan mengelak lagi jiyeon-chan, ada yang melihat kalian
ciuman kemarin sore~” tambah mikan, oke, aku tersudut sekarang
“sumimasen,,bagaimana aku akan duduk kalau kalian semua berkumpul
disini?” whoa karam-ah sudah datang
“karam senpai!” seru anak anak itu, dan mulai minggir untuk
memberikan tempat untuknya dan kemudian mengerubunginya.
Hei dia itu milikku, umpatku dalam hati, dan tak sengaja aku
menangkap sosok min-kun, ia sedang dibisiki oleh yoshito, kemudian melihat
kearahku dan mata kami bertemu. Whoaa aku kaget. Ia hanya tersenyum sinis
seperti biasanya, yah seperti biasanya.
**********
Seminggu berjalan begitu cepat,
sehingga tak terasa ujian hanya tinggal beberapa hari lagi. Aih, memang
tanganku sudah sembuh, tapi penyakit lain datang lagi, yaitu sakit kepala
karena memikirkan karam, gyaaa! Aku mengacak-ngacak rambutku.
“kau kenapa jiyeon-ah?” tanya chiharu heran sambil menggetok kepalaku
dengan pensil, akupun tersadar dan berdeham
“ehm,,iee,,Cuma pusing memikirkan ujian”
“ahaha..memikirkan karam maksudmu?” tebak chiharu, teng
tong. TEPAT. Aku Cuma nyengir kuda mendengar tebakan chiharu.
“er..chiharu-chan,,menurutmu kalau orang sering mimisan itu
sakit apa?” tanyaku dalam suara pelan
“eoh? Erm,,anemia mungkin? Atau leukimia seperti di
film-film, atau juga karena pembuluh darah dihidungnya tipis?” chiharu malah
balik bertanya, aku menghela nafas dan merebahkan kepalaku dimeja perpustakaan
“aku khawatir, sepertinya ada sesuatu hal yang besar yang disembunyikannya”
“kenapa tak tanya hyunmin saja?” saran chiharu-chan, akupun
langsung mengangkat kepalaku
“kau gila? Aku bahkan tak mau berbicara dengannya!”
sebenarnya aku tak ingat kapan terakhir kali berbicara dengan hyunmin, mungkin
waktu keusilanku yang berujung petaka itu? gyah! Bahkan aku tak sudi untuk
mengingatnya. Ah, bukan, terakhir aku berbicara dengannya ketika ia memasangkan
sepatuku.
“kau saja chiharu-chan,,,kau kan ex-nya,,,bahkan dia selalu
memanggilmu chii-chan..kawaii” ledekku
Chiharu-chan menggeleng pelan” dia tak mau berbicara lagi
denganku”
“nande? Sombong sekali”
“sebenarnya awalnya dia berniat memutuskanku karena
temannya, karena tak ingin aku yang dicampakkan duluan, maka aku memilih untuk
mencampakkannya duluan” jelas chiharu pelan
“temannya?”
“aku tak sengaja menguping pembicaraannya dengan yoshito,
hyunmin menyadari kalau yoshito juga suka padaku, dan dia berniat memutuskanku
karena tak ingin melukai yoshito”
“waah,,” aku tertegun, ternyata min-kun orang yang sangat
memperhatikan perasaan temannya,
“waktu itu aku takut, aku takut kalau dia yang
mencampakkanku, jadi ketika paginya bertemu dengan hyunmin aku langsung
mengucapkan kata berpisah, ia hanya terdiam, kemudian tersenyum,,aku..”
chiharu-chan mulai terisak, aku memeluknya dan menepuk-nepuk pundaknya berharap
ia bisa tenang.
“kau,,masih menyukainya chiharu-chan?”
Chiharu-chan mengangguk pelan dalam pelukanku, “aku akan
membantu semampuku” gumamku, aku merasa benar benar bersalah pada chiharu-chan
********
Selesai mandi aku menuju kamar jihwan dan mengetok pintu
kamarnya, “jihwan..nawa..!!!” ujarku setelah sekian kali mengetuk tapi jihwan
tak juga menunjukkan reaksi
“mwoyaaa?” akhirnya jihwan membuka pintu sambil
mengucek-ngucek matanya, sepertinya ia baru bangun tidur, atau berpura pura
baru bangun tidur
“hentikan akting murahan itu, aku tau kau sedang latihan
dance didalam kan? Tenang saja, aku bukan pengacau sepertimu, aku takkan
mengadukannya pada appa” jelasku sambil menyilangkan tanganku. Appa melarang
jihwan latihan dance karena sekarang ia sudah kelas 3 dan harus belajar untuk
persiapan masuk SMA nanti. Tapi aku tau persis, berkali kali appa melarang,
berkali kali pula ia melanggarnya. Anak nakal.
Jihwan hanya nyengir kuda “whooa,,nuna,,baik sekali, nah apa
yang kau inginkan nuna?” cih, kalau ada maunya baru ngomong baik baik
“aku mau pinjam laptopmu”
“kau kan punya, kenapa pinjam punyaku”
“ya! Apakah kau lupa kalau beberapa hari yang lalu aku marah
padamu karena kau membuat laptopku penuh virus?” seruku seraya menjewer
telinganya
“aah,,apayoo..ara ara!” teriaknya dan masuk kekamarnya
kemudian menyodorkan laptopnya padaku, akupun tersenyum menyambutnya.
“nah, kembali lah ke asalmu” pinta jihwan, akupun mencoba
mengintip isi kamarnya dari balik tubuhnya
“ya! Apa yang sedang kau perhatikan!”
“kau tidak sedang menonton film yadong kan jihwan-ah?”
tanyaku dengan ekspresi sedatar mungkin
“mana mungkin! Kapan aku menonton film seperti itu!”
teriaknya dan segera mendorongku kemudian membanting pintu, cih. Padahal aku
kan Cuma bercanda.
*******
Aku mulai mengetikkan sesuatu yang
membuatku penasaran dari siang tadi di search engine.pertama Anemia. Aah,,aku
pernah mempelajarinya waktu SMP dulu, kemudian pencarian kulanjutkan. Leukimia.
Aku kaget dari hasil search
tersebut, dari forum forum diskusi kebanyakan mereka bilang salah satu
gejalanya adalah mimisan. Aku jadi cemas dan kepikiran karam. Akupun langsung
men-sms karam.
Karam-a, nani shiteru? Daijobu?
Jiyeon
Akupun berbaring sambil menatap
lekat layar hape-ku menunggu balasan dari karam. Rttt rttt. Hapeku bergetar,
telfon dari karam! Setelah berdeham beberapa kali aku mengangkat telfonnya
“moshi moshi” ujarku
“hai,,,jiyeon-chan, aku baik baik
saja” jawabnya diseberang
“aah,,baguslah..”
“nani shiteru?” (sedang apa)
“ah,,aku sedah men-search
beberapa hal di internet”
“eoh? Mencari apa?”
“soal penyakitmu..”
“hahaha,,kalau begitu sudah dapat
mengambil kesimpulan saudari jiyeon.?”
Aku menggeleng”belum, kau masih
mimisan?”
“tidak, aku sekarang sehat sehat
saja, nah sekarang tidurlah dan juga belajar, beberapa hari lagi kita akan ujian”
“hai,,wagatta~ oyasumi”
“hai,,oyasuminasai~”
“ah matte,,” (ah tunggu)
“nani?”
“atashi wa,,,karam ga daisuki!”
(aku menyukai karam!!)teriakku, aku
dapat mendengar tawanya dari seberang sana
“so so,,,ore mo, kimi ga
daisuki~”(ya ya,,aku juga menyukaimu)
**************
AUTHOR POV
karam menghempaskan kan tubuhnya
ke kasur, hari ini dia dari rumah sakit, mengambil hasil general check-upnya
sebulan yg lalu. Baru dia ambil sekarang karena kemaren kemaren ini dia belum
punya nyali untuk melihat hasil pemeriksaan tersebut.
Akhirnya tadi sore ia
memberanikan diri, dan ia pun kaget dengan hasil pemeriksaan. Dari hasil
pemeriksaan dinyatakan bahwa kanker nya kambuh lagi. Ya, karam sudah mengidap
penyakit leukemia semenjak SMP. Dan ia berhasil bertahan sampai sekarang karena
berbagai macam pengobatan yang dijalaninya.
Bahkan, beberapa bulan lalu,
setelah rangkaian kemoterapi selesai sel kanker karam sudah dinyatakan hilang.
Tapi ternyata itu Cuma buat sementara, karena kanker itu datang lagi.
Menggorogoti tubuhnya,,
Dokter meminta agar orang tuanya
pergi menemui dokter tersebut. Tapi karam takut, orang tuanya sudah begitu banyak
mengeluarkan uang untuk menyembuhkan penyakitnya, dan sekarang penyakit itu
datang lagi, tentu saja ortunya harus kembali menyediakan uang untuk pengobatan pengobatan
yang mahal. Walaupun orang tuanya kaya, karam tetap tidak ingin membebani orang
tuanya.
“apa yang harus aku lakukan…”
sementara kepalanya pusing luar biasa, sepertinya ia tak sanggup untuk
menahannya lagi. Tiba tiba hp.nya bergetar, sms dari jiyeon . Ia pun menelpon jiyeon
karena takut kalau kalu cewe itu mencemaskan dirinya lagi. Dan ternyata benar
cewe itu mengkhawatirkannya, malah sudah mulai menebak nebak penyakitnya. Tapi
ia memutuskan untuk tidak memberitahukannya sekarang karena tidak mau membuat
cewe itu cemas apalagi mau ujian.
Setelah menutup telepon ia
berjanji pada dirinya sendiri, dia akan memberitahukan jiyeon soal penyakitnya,
dan memberi tahu ortunya tentang hasil pemeriksaan ini.
*********
Ujianpun berakhir, jiyeon sudah
berjuang sangat keras untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Ia rela tipa hari
belajar diperpustakaan bersama chiharu hingga sore, dan tak lupa pula belajar
dirumah. Bahkan ia rela untuk menunda first date-nya dengan karam. Yah, dia tak
ingin appa-nya merasa sedih, kadang kadang appa-nya merasa bersalah karena ia
sudah menjauhkan mereka denganomma-nya yang ada dikorea. Well, sebenarnya tak
ada masalahnya bagi jiyeon, karena ia tak suka omma nya, ia membenci omma yang
memilih bersama pria lain dibanding appa-nya.
Begitupula dengan karam, ia sudah
berusaha keras walaupun kadang kadang
rasa sakit yang luar biasa dirasakannya. Ia tak ingin mengulang kesalahan yang
sama, tahun ini ia ingin bersekolah normal, dan naik kelas.
Jiyeon baru akan berdiri dari
bangkunya ketika karam mengatakan “mau kah malam ini menginap dirumahku?”
otomastis wajah jiyeon langsung memerah. Menginap? MENGINAP? MENGINAP BERSAMA
KARAMIE?
TBC
nyahaaaa,,Part 4 akhirnya selesai juga~
hwaithing buat part 5!!!
0 comment:
Posting Komentar