[PART 2] Complicated Teen

Kamis, 20 September 2012


II. ACK! YOU GOT ME 

Haejin mendengus kesal setelah mendapat telepon dari Haeri kalau pesawat-nya di delay. Yang benar saja aku sudah menunggu hampir satu jam dan dia bilang pesawatnya di delay? Seriously? Kalau tau begini lebih baik mengajak Chaekyung untuk menemani, jadi mereka bisa pergi ke suatu tempat dulu agar Haejin tidak mati kebosanan disini. 

Setelah berpikir beberapa saat ia memutuskan untuk berjalan jalan mengitari bandara Incheon ini. Sebagai salah satu bandara terbaik di dunia tidak heran bandara Incheon memiliki banyak hal untuk membuat Haejin terpukau dan mengangakan mulutnya. Desain yang elegan, cantik, luas dan sangat berkelas juga nyaman. Bandara Internasional ini memeiliki beberapa fasilitas seperti lapangan golf, spa, kamar tidur pribadi, ice skating, kasino, taman dalam ruangan, dan Museum Kebudayaan Korea. Surga dunia bukan? 

Terkadang Haejin juga memfokuskan pandangannya kepada orang yang lalu lalang. Yah ini bandara international, siapa tau saja nanti Haejin bisa bertemu artis favoritenya yang mau pergi ke luar negeri. Lalu ia akan meminta tanda tangan dan mengajak foto bersama. Sungguh rencana yang bagus Haejin-ah!. Ia mengikikik kegirangan membuat orang yang lalu lalang didekatnya menatap dengan heran. 

Kikikan Haejin terhenti ketika ia menyadari satu hal, KIM HYUNJOONG? Apa itu Kim Hyunjoong?. HAEJIN mengucek-nugcek matanya berharap ia tak salah liat. Ternyata itu nyata, seorang Kim Hyunjoong artis terkenal favorite-nya kini hanya berjarak sekitar 20 meter darinya. Haejin nyaris memekik histeris. 


Dengan lutut yang gemetaran, Haejin mengerahkan seluruh tenaganya untuk berlari menuju idolanya, ia berlari sekuat tenaga, tanpa memperhatikan jalannya. Dan kalian tau apa yang akan terjadi kan? Yah, Haejin berakhir menggenaskan dengan menabrak seseorang sehingga ia pun terjatuh. Dan ketika ia mengalihkan pandangannya Kim Hyunjoong sudah tak ada, ia sudah pergi entah kemana, Kim Hyunjoong padahal sudah ada di depan matanya, sedikit lagi ia bisa bersalaman bahkan memeluk namja idaman itu tapi,,tapi.. 

“OPPAA~~~~~” rengek Haejin menyesali kebodohannya seraya memukul mukul lantai bandara 

“Ya, kau tak apa apa? Kau hanya jatuh begini jangan langsung merengek pada oppamu dong” ujar seseorang, Haejin langsung menegakkan kepalanya dan membeikan tatapan bengis, orang ini lah yang membuat mimpinya hancur dalam hitungan detik 

“Neo[1]! Kau tau apa yang telah kau lakukan? Tak bisa kah kau menggunakan kedua matamu itu untuk melihat jalan disekitarmu?!” teriak Haejin kesal 

“Wa..wa...tunggu...yang menabrak tadi itu bukan aku, tapi kau!” protes cowok itu 

“Hah? Sekarang kau menyalahkan aku? Kau tak bisa melihat kalau akulah korban disini? Lihat, sekarang akulah yang jatuh!” 

Cowok itu memijit tengkuknya dan berdecak “Kau berdirilah, kita berbicara ditempat lain”. Haejin menatap cowok itu heran kemudian beralih menatap sekitar. Ups sepertinya pertengkaran mereka memancing perhatian orang sekitar. 

******* 

“Oke aku minta maaf kalau aku sudah menghalangi impianmu untuk memeluk seorang Kim Hyunjoong” ujar Hyunmin yang akhirnya mengalah setelah mendengar omelan Haejin sampai telinganya berdenging. Padahal ia hanya berjalan dengan normal, yang menabraknya justru seorang cewek yang sekarang sedang mengomel dihadapannya sekarang. 

“Kau pikir minta maaf bisa mengembalikan Kim Hyunjoong” 

Oke yeoja[2] ini mulai menyebalkan, memangnya salahku kalau kau tak bisa bertemu namja itu sedangkan yang menabrak adalah dirimu sendiri? Kenapa aku harus mengembalikan Kim Hyunjoong? Secara Kim Hyunjoong bukan kepunyaanku, dan juga bukan kepunyaanmu. Ia adalah kepunyaan keluarganya dan manajemennya. Dasar fangirl. 

Hyunmin menarik nafas panjang, berusaha tak terpancing emosi “Oke, jadi aku harus bagaimana?” 

Haejin hanya manyun seraya memilin-milinkan tali tas-nya yang kemudian membuat Hyunmin menyadari sesuatu. Tas yang sama dengan orang tak bertanggung jawab yang membuat hapenya meluncur indah dijalanan. 

“Kau...beberapa hari yang lalu...apakah kau merasakan melakukan kesalahan?” tanya Hyunmin hati hati. Haejin membalasnya dengan tatapan seakan Hyunmin orang aneh “Kesalahan yang mana? Aku membuat kesalahan setiap hari, bahkan aku baru saja melakukan kesalahan karena membiarkan Kim Hyunjoong lewat begitu saja” 

Astaga Kim Hyunjoong lagi “Kau merasa menendang sesuatu dan mengenai seseorang, kemudian kau melarikan diri?” tanya Hyunmin lagi, dengan petanyaan yang lebih detil. Haejin menelan ludah “Ma...maksudmu?” 

Hyunmin tersenyum menang “Begini..beberapa hari yang lalu ada orang yang mungkin secara tidak sengaja tendangan kalengnya mengenaiku, sehingga hapeku jatuh ke jalan, dan ketika aku meneriaki orang itu ternyata hape ku malah dilindas oleh sepeda” 

“Ma..mana aku tau..kenapa kau menyakan hal itu padaku?” 

Hyunmin menunjuk tas I<3ina akan="akan" banyak="banyak" benar="benar" di="di" div="div" haejin="haejin" itu="itu" kan="kan" ku="ku" milik="milik" nbsp="nbsp" punya="punya" seoul="seoul" seperti="seperti" tas="tas" tidak="tidak" yakin="yakin" yang="yang">

Sesaat ia mengutuk kenapa ia masih saja memakai tas pemberian appa-nya bertahun-tahun yang lalu “Aku,,aku kan tak sengaja” 

“Tak sengaja?” tanya Hyunmin dengan intonasi naik turun. Haejin mengangguk tak berkutik, sungguh berbeda dengan keadaannya beberapa menit yang lalu yang mendongak sombong, 

“Mianhe,,aku tak menyangka akan jadi seperti itu...jeongmal mianhe” ujarnya seraya sedikit membungkuk 

“Cih, masalah ini tak akan selesai dengan kata kata maaf saja” 

Ini..ini yang ditakutkan Haejin..ia takut--- 

“Tentu saja ada biaya ganti rugi-nya” ujar cowo seraya menggoyangkan kaki kirinya 

Tuuh kan benaaar!!!!! 

“Tapi aku tak punya uang” Haejin menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal 

“Aku tidak memintamu untuk mengganti hape-ku, karena orang tua ku sudah membeli kan yang baru” cowok itu mengeluarkan hapenya dari saku celana kemudian menggoyang goyangkannya dihadapan muka Haejin, Haejin menyingkirnya dengan kasar 

“Lalu kenapa kau masih minta ganti rugi!” teriaknya sengit 

“kau Tau? aku dan teman temanku terkena gangguan informasi gara gara ulahmu itu” balas Hyunmin tak kalah sengit 

“Baiklah apa yang harus ku lakukan!” 

Hyunmin tersenyum lebar yang membuat salah satu gigi taringnya tidak bertempat ditempat seharusnya terlihat , anak ini harus menggunakan behel, pikir haejin 

“traktir aku makan siang” 

********* 

Hyunmin tampak sibuk dengan handphonenya seraya menghirup sodanya dengan pipet. Sedangkan Haejin memperhatikan tingkah anak itu dengan kesal, kemudian ia mengalihkan pandangan kepada bon yang harus dibayarnya barusan. Anak ini banyak mau-nya dan banyak makan!. 

“Hei kau..” ujar Hyunmin membuka pembicaraan 

Haejin memukul meja pelan “Kau,,kau kau,, aku punya nama tau!” 

“Ah..mianhe...namamu?” 

“Haejin, Choi Haejin!” entah kenapa ia menyebutkan namanya dengan nada geram begitu 

Hyunmin hanya mengangguk-ngangguk “Aku Park Hyunmin” 

“Ngomong-ngomong apa yang kau lakukan dibandara ini? Men-stalker Kim Hyunjoong ya?” tanya Hyunmin 

Gezz, anak ini tak henti hentinya membuatku geram, “Tentu saja tidak! Tadi itu hanya kebetulan! Dan kau sudah merusak kebetulan itu!” 

“Aku kan sudah minta maaf jadi berhentilah mengungkit-ungkitnya, kau seperti anak kecil saja” ledek Hyunmin 

“Anak kecil katamu? Memangnya kau umur berapa? Seenaknya mengatakan kalau aku anak kecil?!” haejin emosi sampai-sampai ia merasa urat urat dilehernya tegang semua 

“Aku sudah 16 tahun! Apa masalahmu?! Palingan kau juga lebih muda dariku” ujarnya dengan nada meremehkan 

Haejin tersenyum miring dan mendadak menjadi tenang “Sayang sekali, aku sudah 17 tahun, waah bagaimana ini,,,sepertinya kau harus memanggilku Noona[3]~” haejin balas meledek 

Hyunmin menganga untuk beberapa saat, ia tak menyangka ternyata cewek pendek dan kekanak-kenakan ini lebih tua setahun darinya, wajahnya sangat menipu. 

“Hah...yah tak heran aku menganggapmu lebih kecil, kau pendek dan wajahmu terlihat bodoh sih~” 

“Yaa!!!!! Kaaauuuu!!!!” 

“Sssshhh diamlah, aku tak mau terlihat bodoh bersamamu” 

Haejinpun berdeham dan memilih melampiaskan rasa kesalnya pada gelas kertas yang sudah kosong disampingnya. Eh, sebentar namanya Hyunmin? Nama yang disebutkan Chaekyung kemaren itu siapa ya, Hyunseong? Hyunseok? Hyunjoong? Ah tidak mungkin, atau Hyuncheol? Ahhh lebih tak mungkin lagi kyaaa~~, teriak Haejin dalam hati dan menggeleng gelengkan kepalanya. Sementara Hyunmin menatapnya dengan tatapan ‘apa yang barusan dimakan orang ini? Kenapa ia jadi begini?’ 

******* 

Haejin sudah berpisah dengan bocah menyebalkan itu sejak 30 menit yang lalu. Sekarang ia sedang menunggu adiknya digerbang kedatangan. Pesawatnya sudah mendarat beberapa saat yang lalu. Pada akhirnya Haejin tidak jadi terbunuh oleh kebosanan karena anak itu, mau tak mau ia juga harus berterimakasih pada bocah menyebalkan itu. 

“Kakak!!!” Sorak seseorang yang membuat haejin tersadar dari pemikirannya. Anak itu tersenyum dan melambai lambai kearahnya, dan oh tuhan ternyata harapannya beberapa hari yang lalu tidak terkabul. Adiknya tumbuh dengan sangat cantik, ia menggenakan hoodie bergambar hellokitty dan rok kotak kotak yang senada dengan warna hoodienya. Wajahnya bahkan lebih mulus daripada Haejin, dan yang paling menusuk harga diri Haejin adalah Haeri terlihat lebih tinggi darinya. 

***** 

Haejin membantu pak supir taksi mengangkat koper Haeri, sementara Haeri duduk santai diatas Koper yang satunya sambil menelepon dengan bahasa Indonesia, sepertinya ia sedang pamer pada temannya kalau ia sudah di Korea sekarang. 

“Kau minggir lah, aku mau mengangkatnya ke taksi” ujar Haejin seraya menunjuk taksi, sedangkan Haeri hanya menatap haejin heran “Lo ngomong apa” 

Haejin menepuk jidatnya pelan, bagaiman ia bisa lupa kalau adiknya ini sama sekali tak bisa berbahasa Korea walaupun ditubuhnya mengalir 50 pesen darah Korea “ Kamu minggir,, barang ini... masuk taksi” Haejin mengulanginya dengan bahasa Indonesia yang patah patah seraya mendemontrasikan orang yang sedang mengangkat barang lalu menunjuk nunjuk taksi 

“Ooh..biasa aja kali, gue juga ngerti,,,ngga perlu pake bahasa isyarat segala” Kata Haeri seraya menahan tawa dan beranjak dari koper itu, kemudian melanjutkan kembali pembicaraannya ditelpon. Haejin mendengus kesal, kenapa sekarang aku malah seperti menejer yang sedang menjemput artisnya????? 

Tidak banyak yang dibicarakan oleh kakak adik ini di taksi tadi, Haeri terus menatap ke arah luar jendela sambil sekali kali bertanya pada Haejin, itu gedung apa? Itu apa? Itu orang lagi apa? Dan petanyaan informatif lainnya. Sesampainya dirumah ia langsung mengahambur kedalam rumah, meninggalkan Haejin yang sibuk menurunkan barang barang Haeri dari taksi. Tak lama kemudian terdengar pekikan bahagia dalam rumah, Haejin merasa ingin membanting semua koper koper Haeri ini, kau baru datang saja sudah membuatku kesal dan membuatku terlihat seperti pesuruh! Dasar kau memang tak berubah dari dulu Choi Haeri. 

******* 

Haejin sedang mengikat poninya kesamping saat menyadari ada lingkaran merah yang meingkari kalendernya di hari ini, sejenak ia berpikir--memangnya hari ini siapa yang ulang tahun-- sampai akhirnya ia menjatuhkan sisir yang dipegangnya. Teringat kalau hari ini adalah hari ke seratus hubungannya dengan Hyuncheol!. 

Yah, harusnya hal itu tak perlu dirayakan lagi karena mereka sudah tak ada hubungan apa apa lagi, dan juga Hyuncheol spertinya juga sudah punya pacar yang baru. Haejin bergerak menuju bawah kasurnya dan mengambil sebuah kotak disana kemudian membukanya, kotak yang berisi 10 jilid manga One Piece kesukaan Hyuncheol. 

“Sunbae~” lirih Haejin seraya menatap kotak itu dengan mata yang berkaca kaca, kemudian ia mengangguk seakan sudah memutuskan sesuatu didalam dirinya, yah walaupun mereka sudah bukan pasangan lagi, tapi hadiah ini dari awal memang ditujukan untuk Hyuncheol, jadi ia akan tetap menyerahkannya hari ini. 

“HWAITHIIIIING[4]!!!!!!” teriaknya yang membuat kaget Haeri yang berniat memanggilnya karena tak kunjung turun untuk sarapan 

******* 

“Noona kau kah itu” 

Haejin menoleh dan menemukan bocah menyebalkan itu lagi.. Haejin memilih untuk mengacuhkannya, karena tadi telat sehingga tak sempat sarapan, lebih baik aku hemat energi, pikirnya. 

“Ya~ kau pura pura melupakanku? Bahkan kita sudah pergi makan siang bersama, masa kau lupa?” goda Hyunmin 

“Apa mau mu?” tanya Haejin ketus 

“Tak ada, aku hanya menunggu kereta untuk pergi kesekolah dan tak sengaja melihatmu jadi kusapa saja” ujarnya seraya tersenyum, ia tetap terlihat tampan dengan seragam sekolahnya. Kalau anak ini tak tampan mungkin aku sudah mendorongnya jatuh ke rel biar dia digiling kereta dan berhenti muncul dihadapanku 

“Itu kotak apa?” tanyanya seraya menunjuk kotak yang cukup besar itu, Haejin memang tak membungkus kotak itu dengan kertas kado, sehingga kotak itu terlihat seperti kotak biasa saja 

“Bukan apa apa dan bukan urusanmu” 

“Ketus sekali, sebenarnya yang salah siapa,,,yang marah siapa...” gerutu Hyunmin 

Haejin menatapnya sinis “Aku sedang malas berdebat, perut ku lapar karena belum sarapan” 

Hyunmin meng-o kan perkataan Haejin dan seolah teringat sesuatu ia membuka tasnya kemudian menyodorkan beberapa lolipop dan permen coklat pada Haejin. Mulut Haejin sedikit terbuka, ternyata anak ini walaupun kelihatannya sudah dewasa tetap saja bocah yang membawa permen kemana mana. Hyunmin membuka kan satu lolipop dan menyuapkannya ke mulut Haejin. Haejin kaget anak ini tiba tiba memasukkan lolipop kedalam mulutnya. 

“ghoomawoou” ucap Haejin tak jelas karena lolipop itu, Hyunmin tersenyum kecil kemudian memasukkan permen coklat dan lolipop lainnya ke dalam kantong blazzer-nya. 

“Tanganmu penuh karena memegang kotak itu jadi kumasukkan ke saku blazzermu ya” ujarnya 

“Yosh, kalau begitu aku pergi dulu ya, sepertinya kereta ku sudah datang! Annyeong” ujarnya seraya melambai kemudian berlari ke arah kereta subway yang ia maksud. Barusan sekejap Haejin merasa silau melihat mata Hyunmin yang tak kalah indahnya dengan mata Hyuncheol. 

Haejin mengulum permen lolipop yang diberi Hyunmin tadi. “rasa strawberry” gumamnya pelan. Sementara di belakangnya, Hyuncheol sedang menatapnya dengan tatapan kecewa tanpa ia sadari, Hyuncheol baru saja akan memanggil Haejin ketika anak itu tiba tiba muncul. Karena mereka terlihat akrab Hyuncheol tak berani menganggu. Akhirnya ia hanya diam dengan sekotak kado yang ia sembunyikan disaku blazzernya. 

******** 




[1] kau 


[2] cewek 


[3] Panggilan cowok kepada cewek yang lebih tua 


[4] Semangat!

0 comment:

Posting Komentar