[PART 1] Complicated Teen

Kamis, 20 September 2012





Jadi...ehem..hi...ini aku Panda...
setelah begitu lama berhirbenasi muncul lagi 
sebenernya ini naskah (ciee) udah berbulan2 lumutan di lappy..to tell u the truth ini naskah gagal alias g menang hahahaha...
dari pada membusuk terus di lappy alangkah baiknya kalau aku nge-share terus nge-tag-in orang2 seperti yang dulu2 sebelum hiatus dan kuliah yang kejam ini terus menyiksaku lalu lalu..stop it here -___-

ini udah kelar kok naskahnya jadi aku jamin g bakal gantung, ngga kayak FF aku yang terakhir yang (ehem) sampe sekarang endingnya cuma Allah yang tau lol

boleh dipuji..boleh di ejek..boleh diketawain..boleh sekedar say hello sama aku /lol siapa elo/ boleh boleh boleh

nah here is it

ps : itu catatan kaki diabaikan aja, kemaren pas ngirim naskah wajib pake itu soalnya hehe dan aku g sempet ngedit ulang ^^v


I. UNREASONABLE ACT



Bel tanda usai sekolah sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu, tapi Haejin masih saja dibangkunya, membereskan peralatan tulis yang masih berserakan dimeja dengan lamban. Tak ada satupun perkataan sonsaengnim[1] selama jam pelajaran tadi yang meyerap ke otaknya. Ia jadi berpikir Sesungguhnya kenapa dia pergi sekolah kalau tak satu pun ilmu yang bisa dibawa pulang?.

“Ya, Choi Haejin! Cepat sedikit beres beres-nya! Hari ini kau mau ikut acara kumpul-kumpul tidak? Kami kekurangan orang nih~” ajak Lee Chaekyung, sahabatnya yang akhir akhir ini sangat suka ikutan blind date[2]. Haejin menggeleng pelan dan mulai bangkit dari bangkunya “Aku tidak minat ikut acara kumpul kumpul itu lagi”

“Loooh,,kenaapa ? Padahal kau bisa jadian dengan Hyuncheol-sunbae[3] gara gara blind date ini juga kan”

Haejin menggeleng sekali lagi “Karena itu aku tak mau lagi”

“Kau masih belum bisa melupakannya? Aigoo[4],,karena itu lah aku pergi mengajakmu dan bersenang senang, melihat cowok cowok baru!”

“Menemukan cowok baru lalu kemudian merasakan rasa sakit yang sama lagi? Aku tak mau seperti itu Chaekyung-ah~” balas Haejin tegas kemudian mulai beranjak ke arah pintu kelas

“Haejin-aaah~ waeyo[5]?” panggil Chaekyung

“Mianhe[6], aku tak bisa menemanimu lagi, bertemu Hyuncheol adalah kesalahan terbesar dalam hidupku, dan aku tidak ingin bertemu dengan hyuncheol hyuncheol yang lainnya lagi”

Seo Hyuncheol, seorang cowok tampan, sempurna dan sunbae-nya yang banyak di kagumi cewek-cewek. Pribadinya sangat baik, lembut, hangat dan manly dibalik penampilannya yang sebenarnya lebih cantik dari cewek kebanyakan itu. Yah, sungguh sulit dipercaya kalau Ternyata ada makhluk sejenis Hyuncheol didunia ini. Tapi sayang sekali, dibalik kesempurnaan itu ada satu yang tidak ia miliki yaitu Rasa cinta pada Haejin.


Haejin baru menyadari, bahwa namja[7] yang ia temui ketika pergi blind date dengan chaekyung itu tidak benar benar menyukainya. Hyuncheol hanya senang berbuat baik pada cewek , hal itu ia lakukan hanya untuk membuat dirinya merasa bahagia. Hyuncheol pernah berkata, jika menolong cewek ia seperti telah melakukan hal baik kepada omma-nya di surga, mendapatkan senyuman ataupun terimakasih hanyalah suatu bonus. Intinya Hyuncheol berbuat baik padanya hanya karena rasa kemanusiaannya, bukan rasa cinta terhadap seorang wanita! Karena itu 3 hari yang lalu Haejin yang kalap tidak sengaja melontarkan perkataan putus dan dikabulkan dengan mudah oleh Hyuncheol.

********

Angin musim gugur terus berhembus membuat tengkuk Haejin merinding. Ia menyesal kenapa tak menggenakan mufler hari ini. Gadis berambut hitam dengan potongan poni selamat datang itu hanya bisa merapatkan blazernya untuk mengurangi rasa dingin yang menusuk tulang.

Haejin menghela nafas dan menendangi kaleng minuman seraya berjalan. Sejak putus dari Hyuncheol dunianya seakan akan runtuh. Padahal dia sudah menguatkan hati untuk tidak menyesali keputusannya. Tapi, kenapa? Kenapa dipikirannya masih saja terlintas pemikiran-pemikiran seperti seandainya aku tidak marah waktu itu, seandainya aku bersikap tenang waktu itu, seandainya...aghh kenapa aku begini?! . Haejin menendang keras kaleng yang sudah digiringnya dari gerbang sekolah tadi.

“YAAA!!!! AGASSI[8] YANG DISANA!” terdengar teriakan seseorang dari sudut kiri belakangnya. Glep, apakah kaleng yang kutendang tadi mengenai seseorang?. Tanpa berpikir panjang Haejin menggambil langkah paling aman, yaitu melarikan diri!.

“YAAAA[9]!!!!!!!” seru cowok yang menjadi korbannya itu ketika melihat Haejin melarikan diri

“Aishh” gerutu cowok itu seraya menatap handphone-nya yang sudah tergeletak dijalan dengan layar yang sudah retak.

***********

Haejin hampir saja kehabisan nafas dan memilih untuk mengistirahatkan diri dipohon pinggir jalanan saat merasa ia sudah cukup jauh dari orang tadi itu. Sesungguhnya Haejin tidak tau siapa orang yang terkena keisengannya itu, bapak bapak, om om, anak anak atau apa ia tidak tau, tadi secara otomatis otaknya menyuruhnya untuk melarikan diri. Yah, semoga saja orang itu bukanlah orang yang berbahaya, gangster misalnya atau yakuza, hiii

“Hei nona yang disana”

DEG, Haejin-pun menoleh dengan canggung selang kemudian menghela nafas lega, syukurlah, ia kira yang memanggilnya adalah si yakuza itu.

“Kau tidak mau mampir dulu melihat barang barang lucu ini?” tawar seorang ajussi[10] yang matanya sangat kecil sehingga Haejin tak dapat melihat matanya ketika ia sedang tersenyum begitu

ohman sekarang ini ia sedang tak dalam mood untuk melihat lihat apalagi membeli barang2 lucu "Kau tau nona? barang2 imut ini bisa memperbaiki moodmu"

Haejin menghela nafas dan melangkah gontai menuju stan ajussi itu, kemudian duduk jongkok dan memendarkan matanya ke barang-barang jualannya, lucu memang. “Nah benar kan kataku? aku dapat melihat sedikit senyuman dari wajahmu" tebak ajussi dengan nada sok tau. Haejin mengangkat sedikit wajahnya "Aish, dasar kau ini ajussi"

Mata Haejin tertuju pada sesuatu, ajussi itupun menyadari benda yang membuat mata Haejin tak bisa melepaskan pandangannya "Kau suka ini?" tanyanya. Haejin mengangguk kecil dan menerima kotak yang disodorkan ajussi itu, kotak yang berisi couple ring yang sangat cantik, lagi lagi ia menghela nafas. Sial, kenapa aku menemukannya ketika aku sudah tak punya siapa siapa disampingku? kenapa aku tidak menemukan hal ini 3 hari lebih cepat?

"Cincin itu sangat cocok untukmu,aku beri kau diskon~" tawar ajussi, iapun cemberut "Kau bercanda, aku tak pnya pacar".

"Memakai cincin couple ketika kau single adalah hal konyol, arasseo[11] ajussi? bahkan bisa saja gara gara cincin ini aku jadi terhambat dapat pacar baru" omelnya, ajussi baik hati itu hanya bisa menahan tawanya karena alasan Haejin yang tedengar sangat forever alone itu.

"Kyaa oppa[12]~ lihat cincin itu~ gwiyeoun[13]” seru seorang cewek yang sekarang tepat berdiri dibelakang Haejin

"Yang itu?" tanya cowok yang sepertinya namja chingu[14]-nya, entah kenapa terdengar begitu familiar oleh haejin

"Nee[15]~" sahut cewek itu manja

“Ajussi, aku mau cincin yang seperti itu juga” ujar cowok itu

“Aah~ mianhe, kotak yang ada pada nona ini adalah stok terakhir, tapi masih banyak model yang lain, kau bisa melihatnya disebelah sana” tunjuk ajussi itu

“Aah~ sayang sekali”

Aku bersumpah aku merasa sangat mengenali suara ini, suara yang sangat kurindukan! Mungkinkah...mungkinkah....

“Hyuncheol oppa~ ayo kita lihat yang disebelah sana”

Jengjeng~ HYUNCHEOL OPPA? Perlahan dengan sangat berat ia mengalihkan pandangannya kekiri dan melihat Hyuncheol sedang tersenyum ketika cewek yang bersamanya itu memperlihatkan bermacam-macam cincin padanya. Apakah dia akan membeli cincin couple dengan wanita yang sepertinya murahan itu? Kau bercanda?!. Tempurung kepala Haejin terasa akan lepas sepeti tutup panci karena mendidih saking kesalnya

Hyuncheol-pun menyadari ada seseorang yang sedang menatapnya horor, dan ketika menoleh ia menemukan Haejin yang mematung. Haejin, mantan pacarnya. Haejin yang tiga hari ini sangat sulit untuk ditemukan padahal mereka bersekolah disekolah yang sama.

“Hae,,Haejin-ah?” panggilnya

Haejinpun langsung tersentak dan tersenyum kikuk walaupun sebenarnya ia ingin menangis, kemudian berteriak “Hyuncheol-ah! Kau kejam!!!”, kemudian berlari dengan penuh air mata, dan kemudian Hyuncheol mengejarnya dan berkata ini hanya salah paham. DUENG, yah cerita drama. Kenyataannya ia Cuma sanggup tersenyum, tersenyum kikuk.

“Annyong sunbae” Haejin melambai dengan canggung

Hyuncheol balas tersenyum dan Pandangannya tertuju pada kotak berisi ring couple yang ada ditangan Haejin.

“Kau mau membeli itu?” tunjuk Hyuncheol

Haejin kembali menatap kotak itu dan mulai menganalisa situasi. Bagaimana ini? Apakah aku harus membelinya? tapi untuk apa? Aku tak membutuhkannya, hanya membuang-buang uang saja. Tak sengaja, ia menangkap tatapan penuh harap dari cewek yang bersama Hyuncheol, secara mendadak tekad Haejin menjadi sangat bulat. Walaupun harus mati aku akan tetap membeli cincin ini! Dari pada aku melihat mereka memekai cincin ini lebih baik aku mati saja!.

“AJUSSI! AKU BELI CINCIN INI! TOLONG DIBUNGKUS!” seru Haejin yakin

**********

Haejin merasa ingin menangis, ingin menangis karena sudah membuang banyak uang hanya untuk mendapatkan ring couple yang sama sekali tak ada manfaat baginya.

“Apa ku jadikan hiasan saja? Atau strap handphone?” gumamnya

“Haejin-aaaah!!!!!”

Eh?

samar samar terdengar suara seseorang memanggilnya

“Haejin-aah!!!”

Jangan bilang kalau itu Hyuncheol?

“HAEJIN-AH! BERHENTI!!!!”

Haejinpun berhenti dan segera menoleh, ternyata benar! Itu Hyuncheol! Hyuncheol yang berlari ke arahnya, Hyuncheol yang meneriakkan namanya, Hyuncheol..Hyuncheol yang mungkin saja akan melakukan hal hal yang sering ia lihat di drama, oh Tuhan, mungkin kah?

“Wae?” tanya Haejin sewajar mungkin ketika Hyuncheol sudah sampai dihadapannya. Hyuncheol masih sibuk mengatur nafasnya setelah berlarian tadi. Sepertinya ia berlari cukup jauh. Ahh..bahkan saat keringatan begini sunbae masih saja luar biasa tampan.

“Haejin-ah..kau...” Hyuncheol mulai berbicara dengan nafasnya yang masih tersengal sengal

“Ya?”

“Kau...kau...”

“Ya? Aku?aku kenapa?”

“Kau,,kau meninggalkan dompetmu ditempat ajussi tadi”

Haejin merasa seperti dijatuhkan dari Seoul tower. Apa..katanya tadi?

“Ne?” tanya Haejin lagi yang masih kurang yakin dengan apa yang didengarnya barusan

“Ini dompetmu ketinggalan” ujar Hyuncheol seraya menyodorkan dompet berwarna softpink --yang sepertinya memang miliknya--sambil tersenyum lembut

Haejin menerima dompet itu dari tangan Hyuncheol dengan gerakan tangan seperti robot “Ga...gamsahamnida[16] sunbae!” setelah itu ia memilih kabur dari situasi ini, bahkan ia tak peduli terhadap Hyuncheol yang masih memanggilnya dibelakang sana, biarkan aku menggali lubang dan menyembunyikan muka ku disana, bagaiamana bisa aku berbuat bodoh didepan Hyuncheool!! Bagaimana bisa?? Memalukaan!!!!

Oh tuhan aku harus melupakan cowok ini

Bagaimanapun caranya aku harus melupakan cowok satu ini

*******

Suasana kedai ramyun hari itu sangat ramai, yah bukan Cuma hari ini saja. Tapi memang setiap kedai ramyun milik Jeon ahjumma dipadati oleh pelanggan setiap harinya. Disudut ruangan terlihat beberapa anak anak SMA dengan seragam yang beragam berkumpul disana. Tempat ini juga sering dikunjungi oleh anak-anak sepulang sekolah, dan untuk kasus kali ini, anak anak tersebut berkumpul dalam rangka blind date.

“Nah, sekarang giliranku untuk memperkenalkan diri!” ujar seorang anak dengan rambut ikal pendek dengan pita warna beage.

“Annyonghaseyo yorobeun[17]~ aku Lee Chaekyung 17 tahun! Dari Cheondong high shcool~ bangapseumnida[18]~”

“Nah~ semuanya sudah kenal kaan~ sekarang ayo kita lakukan beberapa permainan agar lebih dekat satu sama lain sambil menunggu ramyun pesanan kita datang juga” lanjut cewek lain yang bernama Soomin dan disetujui oleh cowok cowok yang lain.

“Sebentar sebentar” potong chaekyung yang menyadari suatu kejanggalan

“Wae?” tanya cowok yang duduk dihadapan soomin

“Kenapa cowok-nya Cuma ada 2? Sedangkan kami para cewek ada bertiga, berarti satu sendirian dong”

“Tenang saja, satu lagi teman kami terlambat, sudah kami hubungi beberapa kali, tapi sepertinya handphonenya mati” jelas cowok berkumis tipis

Chaekyung mengerucutkan bibirnya, bagaimana tidak? Temannya yang lain masing masing sudah mendapatkan seorang cowok yang duduk dihadapannya. sedangkan dihadapannya? Hanya kursi kosong. Kenapa bisa terlambat? Kesan pertama sangat penting, kenapa ia terlambat saat pertemuan pertama? Pasti dia adalah namja yang sangat urakan, jelek dan menyebalkan huh.

“Mian[19],,,aku telat” sebuah suara tiba tiba muncul, Chaekyung mengangkat wajahnya dengan penuh harap

“Yaa~ kau telat sekali tau Hyunmin-ah, kemana saja?! Aku tak bisa menghubungimu”

Cowok bernama Hyunmin itu memperlihatkan hape-nya yang layarnya retak dan sepertinya sudah mati itu. “Hape ku terjatuh dan tergiling sepeda” ujarnya seraya menarik kursi yang ada dihadapan Chaekyung

“Ya~ perkenalkan lah dirimu” pinta temannya yang sedikit kesal melihat gelagat ogah-ogah-an Hyunmin . Hyunmin menghela nafas dan berdecak pelan “Annyonghaseyo, Park Hyunmin imnida, aku suka baca buku buku sastra dan aku bersekolah di Seoul international high shcool”

“Whoaa? Kau ternyata bersekolah disekolah hebat! Kau kelas berapa?” sambar Soomin

“Kelas 1, aku 16 tahun tahun ini”

“Wah kau..lebih muda dariku...” ujar Chaekyung akhirnya setelah terpesona beberapa menit karena kharisma Hyunmin.

Lagi lagi Hyunmin hanya diam dan tak menanggapi, sebenarnya apa tujuan anak ini ikut blind date kalau mukanya hanya merunggut begitu. Tapi matanya yang besar, bulat dan jernih, alisnya yang proposional, wajah putih dan mulus, bibirnya yang kecil, sudah cukup banyak alasan untuk memaafkan berandalan satu ini. Chaekyung bahkan sudah tidak ingat kalau beberapa menit yang lalu ia sudah memaki Hyunmin didalam hati.

*********

“Omma~ aku pulang” ujar Haejin yang sudah kehabisan tenaga setelah seharian sekolah, di korea sistem pendidikannya sangat ketat, bisa dikatakan seorang siswa hanya ditugaskan belajar saja, tidak punya hobi yang berarti, tertekan dengan nilai nilai, waktu sekolah yang sangat panjang , benar benar seperti tak ada kehidupan lain diluar sekolah.

“Ah~ selamat datang, kau sudah makan malam?” sambut omma

Haejin mengangguk pelan “Aku mau mandi dan menonton film kartun”

Omma pun berdesis “Kau tak belajar?”

“Aku sudah belajar disekolah, dirumah aku tak ingin lagi belajar” Haejin langsung menuju kamarnya

“Kau sungguh berbeda dengan adikmu”

Komentar omma yang menggelitik membuat Haejin menghentikan langkahnya “Di sana sekolahnya tak selama di Korea, jadi wajar saja ia sering belajar dirumah”

“Tapi teman temanmu yang lain tetap belajar dirumah walaupun mereka juga sudah seharian disekolah kan? Kenapa kau tidak?”

Haejin menghela nafas “ Ah sudah lah omma, kau selalu membanding bandingkan aku dengan orang lain, tolong biarkan aku bernafas sebentar, jebal ” ia kembali melangkah ke kamar dan menutup pintunya dengan kasar

“Eri akan ke Korea minggu ini, jadi hari minggu kau harus menjemputnya ke bandara!” seru omma dari balik pintu

“Eri nugu[20]?”

“Eri..Haeri adikmu! Itu nama Indonesianya”

“Buat apa dia kesini? Apa dia tidak sekolah?” Tanya haejin sinis

“Di Indonesia sekarang sedang libur, dan kemarin dia mendapat peringkat satu di kelas jadi apa menghadiahkannya tiket ke Korea”

“Ara ara” balas Haejin malas malas dan membenamkan kepalnya kebantal

Haeri adalah adiknya yang tinggal bersama appa di Indonesia. Appa adalah orang Indonesia sedangkan omma adalah orang Korea. Ketika Haejin masih kecil kedua orang tua-nya memutuskan untuk bercerai. Omma membawa Haejin kembali ke Korea, sedang Haeri tetap tinggal bersama appa di Indonesia.

Haejin mendesah, sudah hampir 4 tahun dia tak bertemu dengan adiknya yang berbeda 2 tahun darinya. Kira kira seperti apa dia sekarang? Semoga di masa masa remaja ini dia tumbuh jerawat dan menjadi jelek, doa Haejin dalam hati.

******

“Heee? Kau mau ikut blind date??????” teriak Chaekyung yang kemudian mulutnya dibekap oleh Haejin

“Kau bicara terlalu keras bodoh! Lihat orang orang jadi melihat ke arah kita” bisik Haejin tepat di hadapan wajah Chaekyung, Chaekyung mengangguk pelan tanda mengerti

“Kau jangan salah paham.. aku hanya sedang bosan dirumah, aku butuh sedikit refreshing” alasan Haejin--yang masih kesal dengan kata kata omma-nya kemaren--setelah melepaskan tangannya dari mulut Chaekyung

“Baiklah, ara ara[21]~ kemarin ada sih rencana untuk melanjutkan blind date tempo hari” Chaekyung terlihat sedang mencari sesuatu di tas-nya

“Ah ini dia” dia-pun mengambil handphone dan memencet mencet tombol, Haejin datang mendekat mencoba mengintip apa yang sebenarnya Chaekyung lakukan.

“Aku pikir aku harus menelfon Hyunmin dulu” ujarnya cekikikan, Haejin mendecak, cih itu Cuma alasanmu, aku yakin sebenarnya kau tau kapan blind date selanjutnya.

“Ah,,yo,,yeoboseyo[22]?” sepertinya telfon Chaekyung sudah diangkat dan entah kenapa ia menjadi mendadak gagap begitu

“ini aku..Chaekyung..”

“Chaekyung?” balas Hyunmin diseberang sana dengan nada bingung. Chaekyung mengngguk mengangguk seperti anak anjing, dan Haejin yakin Hyunmin tak akan bisa melihatnya “jangan katakan kalau kau lupa siapa itu Chaekyung” ujar Chaekyung setengah berbisik

Haejin terkekek, “Memangnya kau orang sepenting apa”

“Aah..ya..aku ingat”

Dan sekarang Chaekyung tersipu sipu malu sambil tertawa aneh “Teman-temanku berencana..em...akan melanjutkan blind date kemaren..jadii----“

“Mianhe, aku tak minat ikut acara seperti itu” potong Hyunmin

“Wa..wae? apa aku menganggumu? Apa aku menyebalkan?”

“A..aniyoo[23],,hanya saja aku tidak terlalu suka acara kumpul-kumpul begitu, kemaren aku dipaksa temanku, Lagian kalau kau ingin bertemu tidak harus di blind date itu kan” jelas Hyunmin

“Ba..baiklah...kapan?” tanya Chaekyung bersemangat

“Terserah”

“Kalau begitu hari minggu?”

“Ah..mian..aku..ada urusan di hari itu..aku—“

“Ya,,sudah tak apa, ah Hyunmin-ah sudah dulu ya bus-nya sudah datang, anyyeong!” Chaekyung berbicara dengan sangan cepat kemudian menutup flap hapenya. Dan sepertinya Haejin tak perlu bertanya apa yang dikatakan oleh namja bernama Hyunmin itu. Semua tergambar dan terbaca dengan jelas dari ekspresi wajah Chaekyung. Dan satu lagi, mereka sama sekali tidak sedang menunggu bus, karena sekarang mereka sedang di stasiun subway train untuk berangkat ke sekolah.

“gwenchanayo[24]..lagian hari minggu aku juga ada acara” Haejin berusaha menyemangati temannya yang sudah terpuruk dipagi hari

********


TBC

tunggu kelanjutannya ya^^
Please leave some comment <3 div="div" i="i" it="it" need="need">



[1] Guru 


[2] Kencan buta/ acara perjodohan 


[3] Kakak kelas 


[4] aduuuh 


[5] kenapa 


[6] maaf 


[7] cowok 


[8] nona 


[9] Hei! 


[10] paman 


[11] mengerti 


[12] Kakak cowok 


[13] Cute 


[14] boyfriend 


[15] ya 


[16] terimakasih 


[17] Halo semuanya 


[18] Salam kenal 


[19] maaf 


[20] siapa 


[21] Aku mengerti 


[22] Halo dalam percakapan telepon 


[23] bukan 


[24] Tidak apa-apa

0 comment:

Posting Komentar