[FF] THE BOYS OF SUPER SPACE PART 2

Sabtu, 17 Maret 2012



Title : The Boys Of Super Space


Author : HashlinPanda


Genre : friendship, School, Love


Cast :


- Lee Mika a.k.a Lee Suhoon (DGNA)
- Park Hyun Cheol a.k.a Karam (DGNA)
- Woo Hyunmin (DGNA)
- Lee Injun (DGNA)
- Jeon Jihwan a.k.a Jay (DGNA)
- Amber (F(X))
- Bang Minah (Girl's Day)
- Ji eun a.k.a IU
- Park Gyuri (KARA)
- other cast




Resume :


5 sahabat yang menjabat sebagai petinggi osis. Selalu bersama, bahagia, Dan mengerti satu sama lain. Tapi, ternyata mereka masih belum memahami satu sama lain sedalam yang mereka kira. Masih banyak yang disembunyikan, masih banyak yang dipendam, sehingga satu persatu duri itu muncul, dan mengancam persahabatan mereka.


--------------------------------------------------------------------------------------------------





KARAM POV

                Pantulan sinar matahari masuk melalui sela sela jendela kamar yang sudah ditutupi gorden, dan mengenai mataku.. aku pun membuka mata, kemudian menemukan kaki hyunmin tepat didepan wajahku. Aku menyingkirkannya dengan kesal, sehingga hyunmin mengerang dalam tidurnya. Akupun mencoba duduk, dan menemukan kakiku sendiri menimpa leher jay yang sedang terlelap. Dengan segera aku menyingkirkan kakiku, dan memperhatikan anak itu. Dia tidak mati karena lehernya terhimpit oleh kakiku semalaman kan?

                Setelah aku mendengar dengkuran halus dari mulutnya, akupun bisa memastikan kalau anak itu baik baik saja. Aku melihat ke sekeliling, semua tidur dalam posisi tidak beraturan. Makanan, majalah, komik, dan dvd berserakan dimana mana.

                Kemaren kami datang menganggu tidur injun untuk merayakan ulang tahunnya. Pesta dilanjutkan dengan menonton DVD yang kubawa dari rumah sampai satu persatu dari kami tumbang,.

                Aku mengurut pelan leherku, yah memang tidak biasa bagiku untuk tidur dilantai seperti ini. Dirumah, Pelayan yang pagi pagi sudah mengantarkan sarapan ke kamar. Baju yang sudah siap dan tinggal dipakai, semua serba tersedia.

                 diantara mereka, bisa dibilang orang tuaku lah yang paling kaya. Aku anak lelaki satu satunya dengan 2 kaka perempuan. Jadi, yah otomatis aku dimanja habis habisan oleh orang tuaku. Apapun yang aku inginkan pasti dikabulkan.

                Ketika aku lulus tes mengumudi appa langsung mengahadiahiku dengan sebuah mobil mewah, tapi kemudian aku meminta untuk menggantinya dengan Mobil yang keren tapi tidak terlalu mahal. Aku tak mau mencolok, aku takut teman temanku merasa kalau mereka berbeda dariku, kemudian meninggalkanku. Mereka sangat berharga bagiku.

                Aku berdiri dan merenggangkan tubuhku. TV sudah mati, mungkin orang yang terakhir tepar sudah mematikan TV-nya. Aku menatap injun, ia tertidur dengan wajah damai. Aku masih ingat bagaimana wajahnya ketika melihat aku dan amber jalan bersama. Kau pasti juga menyukai amber kan? Tenang saja, kemaren kami hanya membeli bahan bahan untuk membuat scrapbook mu itu kok.

“kau sudah bangun?” tanya mika-hyung tapi matanya masih tertutup

“eum, ada apa?”

Ia langsung bangun “sekarang jam berapa?”

Akupun mencari jam dinding “eum, 7.40”

Matanya mika-hyung langsung membulat “mwo? Apa kita tidak pergi sekolah hari ini?!” serunya

“What the?!” aku memukul kepalaku, kenapa aku merasa hari ini adalah hari minggu?!

“cepat bangunkan mereka!” perintah mika-hyung

Aku mengangguk dan membangunkan mereka satu persatu “banguun,,hey,,bangun,,injun-ah! Jaaay!”

“hyung tolong kau urus hyunmin! Dia perlu perlakuan spesial supaya bisa dibangunkan!” seruku

Loh? Kemana dia? Aku tidak menemukan mika hyung diruangan ini

Tiba tiba ia datang dengan ember ditangan kirinya dan menyiramkan air pada kami. Ya, kami . termasuk aku yang sudah bangun paling pertama

“bangun kaliaan semuaaa!”

*************

                Aku menekan gas dalam dalam sehingga mobil melaju kencang. Aku sudah tidak peduli lagi dengan angka yang ditujukkan speedometer. Kami sudah terlambat! Hari ini kami berlima juga tak mungkin bolos, karena sepulang sekolah ada rapat mengenai festival sekolah. Jadi aku harus kebut walaupun kadang kadang anak2 ini merusak konsentrasiku dengan berteriak.

                Aku memarkir mobil dengan kasar, aku tidak memperdulikan lagi garis2 yang dibuat agar semua mobil terparkir rapi.

“ya! Park hyunchul! Kau mau membuat kami mati?!” teriak hyunmin ketika kami sedang berlari menuju gedung sekolah

“Ya! Aku bukan ingin membunuh! Tapi aku menyelamatkan kalian! Harusnya kau berterimakasih!”

*********

Aku mematut diriku didepan cermin.  Aku tak sempat menge-check penampilan sebelum pergi tadi gara gara telat, beruntung aku udah cakep dari lahir, tanpa didandanimu masih terlihat cakep. Aku tersenyum pada diriku yang ada di cermin, kemudian tiba tiba seseorang masuk dan akupun langsung menoleh.

“loh, toilet cewe? Maaf, aku salah masuk!” ujar anak itu kaget dan segera berbalik

Dahiku langsung berkerut “hei! Tak bisakah kau lihat aku memakai celana! Aku ini cowo tau!” teriakku

“co,,cowo?”

Lalu seseorang yg sepertinya teman dari anak itu masuk, sepertinya karena suara teriakanku tadi “jeon suk ada apa?”

Anak itu kemudian menemukan aku yang sedang berlipat tangan dengan tampak sangat2 marah, kemudian anak itu menelan ludah “maaf karam sunbae-nim, sepertinya anak baru ini salah paham”

Sedangkan anak yang dimaksud hanya menatap aku dan temannya secara heran.

“oh,,anak baru ternyata,, pantas tidak mengenal wakil ketua osis spertiku” ujarku dengan nada meninggi kemudian meninggalkan toilet. Mengesalkan sekali, umurku sudah 18 dan aku sudah semakin dewasa, tapi kenapa orang orang ini tetap salah paham?!.

**********

“ya, karamie, kenapa telat?” bisik mika-hyung ketika aku akan menempati tempat dudukku

“aku ke toilet dulu” jawabku pelan, ruang rapat sudah penuh dengan jajaran osis, perwakilan tiap kelas dan juga perwakilan tiap klub.

                Aku mengambiil air putih yang disediakan dihadapanku dan meneguknya. Kemudian aku menemukan sosok orang itu sedang manatapku dengan tatapan meremehkannya. Aku meletakkan botol minuman dan menatapnya balik. Kenapa? Apa kau masih ingin urusan kita berlangsung lebih panjang hah?.

“nah, baik,, karena sudah hampir semua perwakilan hadir, saya akan memulai rapat kita ini, seperti yang kita ketahui, Setiap tahun sekolah kita mengadakan festival .” Mika berdiri dan memulai rapat

“ Dan untuk tahun ini sudah dijadwalkan kalau festival akan diselenggarakan bulan depan, karena itulah rekan rekan sekarang dikumpulkan disini untuk mendiskusikan perncanaan jalannya acara kita tersebut, nah detilnya akan dijelaskan oleh wakil kita, park hyun cheol”  ujarnya mengakhiri prakata, aku menatapnya kesal, kenapa menyebutkan nama park hyun cheol, tidak dapatkah kau melihat kalau semua orang sdg menahan tawa?.

                Akupun berdiri, dan mulai membaca  detail detail acara. Kemudian diskusi dilanjutkan oleh injun. Anak itu memang sangat pandai berbicara. Aku bahkan menyarankannya untuk menjadi DJ radio.

                Aku dan injun punya banyak kesamaan, salah satunya kami sama sama tau kapan harus bicara dan kapan harus diam. Mika hyung sangat susah untuk mengatakan pikirannya jika bersama orang asing, Hyunmin selalu mengatakan apapun yang ada dipikirannya tanpa memandang situasi, sedangkan jay dikepalanya memang isinya baik baik saja, karena itu walaupun ia selalu mengatakan apa yang ia pikirkan sama sekali tak ada masalah.

                Tiba tiba ghun mengangkat tangan, dan injun pun mempersilahkan ghun untuk berbicara “apakah semua acara akan dihandle oleh osis? Karena dari tadi aku hanya mendengar detail acara, tidak ada tanda tanda untuk meyusun kepanitiaan, apa kau tidak ingin mengikutsertakan kami?”

Peserta rapat yang lainpun mulai ribut. Mika menenamgkan audiens, dan menyuruh injun untuk menjelaskan. Sepertinya anak itu juga blank karena bergadang tadi malam. Kami berlima sekarang sedang blank.

“ehm,,maaf, saya lupa menyampaikan itu, ini ada di detai kok, tapi belum dibacakan” jelas injun dengan bright smilenya, beruntung senyuman angelic-nya itu membuat audience dengan gampangnya memaafkan.

                Aku dapat menangkap gelagat kesal ghun karena tidak jadi menyudutkan injun. Lah? Sekarang bukan hanya padaku, tapi injun juga ingin kau permalukan?.

                Sungguh aku sangat benci orang itu. Orang itulah..orang itulah yang menyebabkan injun cedera 2 tahun yang lalu sehingga ia harus menghentikan kegiatan karatenya. Padahal ia bisa masuk kesekolah ini karena beasiswa yg dikarenakan kemampuan karatenya yang luar biasa.

                Setelah ia tak bisa lagi meneruskan karate. Ia harus bekerja keras, padahal aku tau injun bukan orang yang kuat dalam belajar. Ia selalu takut beasiswanya akan dicabut karena sekarang ia hanya tinggal bersama omma-nya. Yah, orang tua-nya sudah bercerai.

                Beberapa waktu yang lalu aku juga meminta ayah untuk membiayai sekolah injun, jika suatu saat nanti beasiswanya diputus. Yah, aku tidak ingin melihat sahabatku kesulitan dalam keuangan.

                Aku masih ingat Hari itu injun menyelamatkan aku yang hampir ditabrak mobil. Aku lecet lecet dan tanganku terkilir, sedangkan injun pergelangan kakinya terbentur hebat, sehingga menyebabkan ia cedera, dan tidak bisa melanjutkan karate-nya. Sedangkan yang menabrak kami hanya lari dan tak bertanggung kawab.

                Akhirnya rapat berakhir, sebelum bubar beberapa orang datang menghampiri injun, mengucapkan selamat ulang tahun untuknya. Aku menatap pemandangan itu dengan tatapan kosong.

“ya, karam-hyung” panggil jay, akupun segera menoleh dengan cengo

“kau kenapa, sepanjang rapat hanya melamun saja” tanya jay

Aku menggeleng kemudian berdiri dari bangkuku. Aku jadi berpikir, haruskah aku memberi tahu mereka.? Haruskah aku memberi tahu kalau yang menabrak itu ghun?.

*********

“karam oppa!” panggil seseorang, aku yang sedang membuka kunci mobil pun langsung menoleh, oh amber, di atas sepeda yang selalu dibawanya. Aku tersenyum tipis.

                Ia meletakkan sepedanya, kemudian melangkah ke arahku. Ia melihat ke sekeliling, biar ku tebak ia akan menayakan seseorang.

“loh, dimana injun?” tanyanya kemudian, tu bener kan

“sebentar lagi mereka datang menyusul”

“ah benar itu diaa” ujar amber dengan suara berbisik yang exited sambil jingkrak jingkrak kecil. Ternyata cewe itu bagaimanapun cuek dan tomboynya dia kalau sudah jatuh cinta semuanya sama saja.

                Aku dapat melihat tatapan ganjil injun. Hahaha. Pasti dia kaget melihat aku dan amber. Aku menyungingkan sedikit senyuman kearah injun. Dan dia tersenyum sehingga gigi kelincinya kelihatan.

“injun-ah” panggil amber, muka injun langsung berubah jadi cool

“apa?” sahutnya dingin, sementara anak anak lain berusaha tidak tertawa melihat tingkah sok cool injun

Amber mengeluarkan sesuatu dari  balik punggungnya, sebuah kotak yang terbungkus rapi  dengan pita merah diatasnya.

“untukmu” ujarnya seraya menyodorkan kearah injun. Injun hening beberapa saat sebelum akhirnya menyambut kotak itu. Tanpa sengaja tangan mereka sedikit bersentuhan, mereka langsung menarik tangan dan mengucapkan maaf bergantian, kemudian muka memerah. Drama cinta yang menjijikan. Karena aku dibuat seperti melihat sepasanga cowo yang jatuh cinta.

“wah injun mukamu merah, kau pasti juga menyu----“ ujar hyunmin yang mulutnya langsung disumbat mika-hyung. See, benar benar tak tau situasi.

********

“hyung, ayo hyung, buka kadonya, ayoo, aku ingin lihat,,hyung jebaaal” rengek jay, sudah lebih dari 10 menit jay merengek seperti ini

“jay-ah,,hentikan, aku pusing mendengarnya” pinta mika sambil mengurut-ngurut pelipisnya

Jay mem-poutkan bibirnya, injun terkekeh. Kemudian menghela nafas, “baiklaah” ujarnya kemudian. 

Seketika ekspresi jay cerah kembali, sekarang mereka bertiga yang duduk dibelakang, memfokuskan pandangan ke kotak kado yang perlahan lahan dibuka injun.

“WHOAAA!!! CUPCAKE!” teriak mereka bertiga berbarengan

“whoaa,,hyung, ini imut sekali!”

“wah, dia yang membuatnya?”

“wahh! Dia menghiasnya dengan serius! Lihat itu ada coklat yang seperti kelinci!”

“whoaa! Whooa! Daebak daebak!”

Jay dan hyunmin memberikan komentar secara bergantian. Sedangkan injun masih hening dan mengfokuskan matanya ketiap detail hiasan cup-cake yang diberi amber.

“cieeee,,,” godaku seraya mengintip sedikit lewat kaca mobil

“lihat lihat,,sepertinya ada orang yang jatuh cinta” mikapun ikut ikutan

“aniyooo.... aku hanya berpikir bagaiaman orang seperti dia bisa membuat kue seperti ini?” bela injun

“eiii,,,untukmu apasih yang ngga” balasku, injun sangat beruntung, punya orang yang sangat menyayanginya begitu.

**********

“tuan muda akhirnya kau pulang, biar aku yang memasukkan mobilnya kegarasi” ujar pelayan shin meyambutku didepan pintu rumah, aku mengangguk, mengambil tas dan melangkah keluar mobil.

“ommaaa,,,aku pulaaaaang” seruku ketika memasuki rumah, tak lama kemudian terdengar langkah kaki.

“deokjin-ah!  Kenapa larut sekali pulanganyaaaa” ujar omma, dan langsung memelukku

“tadi ada rapat dulu”

“aigoo,,uri deokjin benar benar sibuk, tapi mian deokjin-ah, malam ini kau tidak bisa tidur cepaat” kata omma seraya mengurut-ngurut lenganku

“hari ini appa mengundang mereka  makan malam” lanjut omma

“mwo? Tapi omma..”

“mandi dan berpakaian lah yang rapi, hari ini kita akan pergi makan malam yang mahal” ujar omma tersenyum lebar

Akupun tersenyum, aku tidak bisa membantah walaupun aku benci dengan orang yang akan makan malam bersama kami nanti. Yah, istri ke dua appa, dan seorang putranya, juga putrinya. Aku membenci mereka karena sudah membuat omma ku bersedih.

********

“deokjin-ah, bagaimana sekolahmu? Lancarkan?”

Aku mengangguk seraya menyuap steak kemulutku.

“ya, deokjin jangan hanya mengangguk, katakan lah sesuatu pada omuni-mu” tegur appa

“tidak ada yang perlu dikhawatirkan” ujarku seraya mengunyah

“cih, anak ini benar benar tidak sopan” ujar ayah geram

“sudahlah suamiku, tidak apa apa” ujar wanita itu menenangkan appaku. Kau memang istri kedua ayahku, tapi kau bukan omma keduaku karena aku masih punya omma, omma yang sangat kusayangi.

                Sekarang kami makan malam direstoran mahal di seoul. Karena kedua kaka perempuanku sudah berkeluarga, mereka tidak lagi tinggal bersama kami lagi. Jadi sekarang yang menghadiri makan malam ini adalah, aku, omma, appa, wanita itu berserta ke dua anaknya.

“lalu, bagaimana dengan ghun sendiri? Bagaimana team basketmu?” sekarang giliran ommaku bertanya. Yah, Ghun adalah anak wanita itu dari suaminya yang sebelumnya . sekarang kalian mengertikan kenapa aku sangat membenci ghun. 

Ghun tersenyum.

“baik baik saja omuni, kemarin kami memenangkan pertandingan lagi, kalau tidak ada halangan bulan depan kami akan bertanding di final”

Cih, omuni, dia ommaku bukan ommamu

“baguslah, uri deokjin baru saja pulang rapat osis, lihatlah, kantung matanya sudah mulai keliatan, aigoo” ujar omma seraya menatap muka ku, sehingga aku sekarang terlihat seperti anak manja

“omma” lirihku pelan, aku dapat melihat tatapan dan tawa meremehkan khas ghun dari seberang meja. Cih.

“karam oppa, kau sangat kelelahankan? Kalau begitu kau mau wortelku?” tanya Chaerin, adik ghun. Anak yang didapat wanita itu dari appaku.

Aku tersenyum “ eish, kau memberikan aku itu karena kau benci wortelkan chaerin-ah? Aigoo,,baiklah aku akan memakannya untukmu”

Chaerin-pun menyuapi wortelnya kemulutku, dan aku dapat menangkap tatapan sirik ghun, hahaha, lihatlah adikmu lebih menyukai aku dari pada kau. Diantara keluarga itu yang kusukai hanyalah chaerin, anak umur 6 tahun yang begitu imut.

******

“deokjin-ah, bagaimana siapa yang menang taruhan kali ini?” bisik omma ketika kami menunggu mobil di lobi

“tadi aku memesan wagyu steak, kau tau omma, sebelum pergi aku tadi browsing internet, dan itu termasuk makana yang termahal didunia!” ujarku bangga

“aigoo,,kau benar benar anak yang jahat” ujar omma seraya terkikik

“omma sendiri? Tadi itu namanya apa?” tadi aku melihat makan aneh yang dipesan omma, dan ia tak menghabiskannya

“namanya caviar, rasanya tidak enak, aku lebih suka ddoboki yang kita beli waktu itu”

“ddoboki yang di gyungsam street itu? Ya, kalau bgtu aku akan membelikanmu sepeulang sekolah besok”

“benarkah? Gyaa gomawo deokjin-ah”

Yah, begini lah aku dan omma jika melewati makan malam bersma a seperti ini, kami berlomba memesan makanan yang paling mahal. Beginilah cara kami melewati acara yang kami benci.

“deokjin-ah?” panggil appa, akupun menoleh dan berhenti tertawa

“apa?”

“appa lupa, kemaren kau bilang ada yang ingin kau bicarakan, apa itu?”

“oh, ini soal kejadia waktu itu” kurasa ini adalah saat yang tepat, mumpung ghun dan semuanya ada disini

“kejadian itu?” tanya appa heran

“masalah,,,injunie..”

Appa terdiam “temanmu yang waktu itu?”, sementara ghun menatapku tajam

Aku menghela nafas “ aku tidak tahan terus memendam rahasia ini appa, dia sahabatku, kenapa aku harus menyembunyikannya?”

“bukankah appa sudah setuju untuk membiayai biaya sekolah temanmu itu? Jadi seharusnya tidak masalahkan?”

“tapi appa, kalau aku tidak memberi tahukannya itu sama saja aku berusaha menutupi kebusukan ini!sama saja aku juga ikut terlibat!”

“ya! Park hyun cheol!”  bentak appa, ghun tersenyum miring

“bagaimana aku bisa menyembunyikan kalau orang yang menabrak injun dan tidak bertanggung jawab itu adalah ghun? Keluarga kita sendiri?”

“jika kau diam semua tidak ada masalah, lagian appa sudah mau membiayai sekolah injun, whats ur problem?” ghun angkat bicara

“ngomong ngomong lebih baik kau pikirkan saja hasil test mu kemarin” lanjut ghun

“hasil test? Kenapa kau tidak memberu tahuku kalau hasil test sudah keluar deokjin-an?” tanya appa seraya mengangkat sebelah alisnya, itu. Aku ingat 2 hari yang lalu aku dan anak anak itu membakar hasil test karena sama sama jelek.

“itu,,aku...”

“kau dapat D lagi?”

“bukan!”

“lalu?”

“,,,,C...”

Ghun tertawa, cih, kau merasa menang hah?

“ckckck, kau harus belajar lebih giat, kau tau ghun saja mendapatkan A kali ini” nasehat appa yang menjadi terdengar sangat menyebalkan bagiku. Ghun sengaja, ghun pasti sengaja membahas nilai agar ia terlihat lebih baik dihadapan appa.

*******

“mika-hyuuuuuuung....mika-hyuuuuung” sorakku didepan apartemen kecilnya,
                Aku mendesis dan melihat jam, tumben sekali. Biasanya dipanggil 3 kali saja dia sudah menyahut. Apa kah gyuri-onnie tidak dirumah?. Akupun memutuskan naik keatas, dan mengetok-ngetok pintunya.

“mika-hyuung,,hari ini aku tidak mau membersihkan toilet ataupun menyapu halaman sekolaaah”

Pintupun terbuka, ternyata gyuri-nuna “pagi nuna, tolong suruh mika hyung agar cepat karena kami membutuhkan waktu yang lama untuk membangunkan hyunmin nanti”

Gyuri nuna tersenyum, senyuman yang seperti dewi “ne, hari ini dia sedikit telat bnagun, karena aku tidak membangunkannya”

“kau terlihat pucat nuna, kau sakit?” tanyaku

“iya, dia memang sakit dan sudah kusuruh libur hari ini” ujar mika hyung yang tiba tiba muncul

“tapi chagi, hari ini aku akan memberikan ulangan”

“kan bisa ditunda, aku tidak mau sakitmu semakin parah” ujar mika hyung seraya memasang sepatunya, kemudian ia menempelkan tangannya ke dahi gyuri nuna.

“panas kan? Beristirahatlah aku pergi dulu”

“baiklah” ujar gyuri nuna pelat seraya mem-poutkan bibirnya. Mika hyung tersenyum.

“nah, kami pergi dulu gyuri nuna!”

                Yah, gyuri nuna adalah pacar mika hyung. Mereka tinggal di apartemen bersama. Kedengaran sangat dewasa kan? >/////< tapi aku tau mika hyung tidak melakukan diluar batas, karena ia mencintai gyuri nuna dengan tulus. Yah, gyuri nuna, seorang guru SD yang usianya lebih tua dari pada kami.

********

                Ajaib. Hari ini hyunmin bangun pagi dengan sendirinya! Aku tidak tau alasannya, tapi tadi pagi aku disambut senyum cerah jihwan yang berkata, hari ini kita bisa menyimpan tenaga karena hyunmin-hyung sudah bangun dengan sendirinya. Aku jadi curiga ada masalahkah. Ia hanya menggeleng geleng aneh ketika kutanya begitu. Kau pianis teraneh yang pernah kukenal hyunmin-ah!.

“nah, yorobeun, ada ide? Festival tahun ini kelas kita mau mengadakan apa?”

“rumah hantu!”

“paduan suara!”

“popmpom boys!”

“dance!”

Begitu banyak suara yang memenuhi ruangan kelas kami, untuk sekedar info, aku dan hyunmin satu kelas.

“host club! Dengan hyunmin dan karam sebagai host-nya!”

“kau gilaaa!!!!!” teriakku dengan hyunmin berbarengan, huh. Host club. Mana mau aku tersenyum dan melayani gadis gadisyang tak kukenal meskipun nantinya akan dibayar.

“bikin cafe saja” usul hyunmin, ketua kelas kami yang bernama ji eun terlihat tidak setuju

“makanannya dari mana?”

“tidak tau, dibeli mungkin? Atau gimana?”

“kau jangan asal ngomong hyunmin-ssi! Jika mau berpendepat proses dulu diotakmu!”

Aku terkikik., anak ini berpikir hal yang sama denganku,

“ya! Aku hanya memberi saran saja, memang aku juga harus memikirkan setiap detilnya?kau bercanda” balas hyunmin tak mau kalah, yah mereka bertengkar lagi

“hei,,,aku punya idee” seorang anak tiba tiba berdiri dari bangkunya, kami sekelaspun menjadi hening

“apa itu?” tanya ji eun

“bagaimana kalau drama?”

Kelaspun jadi was wes wos, sepertinya mereka setuju. “judulnya?” tanya ji eun lagi

“bagaimana kalau snow white?”

“snow white?”

“ah, aku sudah pernah memainkannya ketika SMP dulu, membosankan” celetuk hyunmin, semua mata tertuju padanya

“wae?” tanyanya dengan tampang polos

“kalau begitu kau yang jadi pangeran hyunmin-ah” ujar ji eun santai

“mwo? Naega wae?”

“paling tidak kau sudah punya pengalaman dengan drama ini, nah sekarang ayo kita undi untuk peran yang lainnya” ji eun melanjutkan diskusi tanpa mempedulikan protesan hyunmin.

“karam-ah, kenapa kau tidak menolongku!” isyaratnya padaku, aku hanya tertawa

“itu resikomu” ujarku pelan, kau tau ia sudah banyak sekali membuat masalah karena ia tidak pernah berpikir sebelum bicara

Ia mem-poutkan bibirnya, wajah tampan dan cool, pianis, pandai bermain segala indtrument music, tau dengan not not musik, bukanlah jaminan untuk menjadikan seseorang cool dan anggun. Contohnya hyunmin. Dan kelaspun semakin riuh karena ji eun lah yang mendapatkan peran sebagai snow white sedangkan aku sebagai nenek sihir. -______-“.

*******


“ya, hyung kapan kita pergi karoke lagi?” tanyaku pada mika hyung, aku dan mika hyung baru saja kembali dari membeli makan siang

“eh? Karena akhir akhir ini pekerjaan kita sangat banyak, kurasa kita bisa melakukannya ketika festival sudah selesai”

Aku menghela nafas, aku mulai lelah. Pekerjaan kami sangat banyak karena adanya festival ini, belum lagi aku juga ikut drama kelas.

Rrrttt

Hapeku bergetar

“pulang sekolah ini kita akan mendiskusikan skenario yang telah disiapkan jinwoon”

Aku menghela nafas sekali lagi

“kenapa?”

“ada latihan drama nanti sore, heuhh”  keluhku, mika hyung terkekek. Hey ini tidak lucu, dimana jam istirahatkuuuuuu!!!!

“hey, itu injun bukan?” ujar mika hyung sambil menunjuk objek yang ia maksud

“mana?” ujarku mika hyung langsung menarikku, dan jadilah kami penguping yang menguping dibalik didinding.

“terimakasih yang kemaren itu”

 kikikikikik injun masih saja berlagak cool, hey tidak cocok dengan wajahmu~

“kau suka? Apakah enak?” tanya amber

“eum”

Keadaan hening sesaat

“kau tidak latihan basket?” tanya injun

“nanti sepulang sekolah, jadwal latihan akan dikurangi karena semua sibuk mau menyiapkan festival sekolah kan”

“oh iya, kelasku akan membuka cafe, akan banyak cake dan minuman minuman manis lainnya, juga ice cream!” jelas injun semangat, kalau soal yang manis manis injun lah masternya

“kau seperti cewe saja, suka yang manis manis” ledek amber, wah jleb banget

“injun-ah tidak ikut klub selain osis?”

“dulu aku ikut karate”

“dulu?”

Injun mengangguk “ karena cidera, aku tak bisa melanjutkan lagi,,padahal,,,”

Jantungku berdegup

“padahal, itu adalah alasanku bisa bersekolah disekolah mahal begini”

“eh? Lalu?”

“untung saja beasiswaku tidak diputus, padahal nilaiku kan ngga bagus bagus juga” ujar injun seraya tertawa

Amber mengangguk ngganguk “kau cedera saat latihan?”

“bukan, aku kecelakaan”

“eeeh?kecelakaan? “

“waktu itu aku menyelamatkan karam-hyung, kakiku terbentur keras, sedang karam-hyung tangannya patah”

“kau baik sekali injun-ah!”

Injun menggeleng “kalau saja aku berani lebih cepat, tangan karam hyung tidak akan patah, hal ini terjadi karena aku yang terlalu penakut, hehehe”

Hatiku tertusuk, aku merasa benar benar jahat, injun, ia sudah menyelamatkanku dan kehilangan cita citanya, aku tau betapa injun menyukai karate, ia berlatih setiap hari, tapi gara gara aku, gara gara aku ia tak dapat melakukan hal yang disenanginya lagi. 

dan juga kenapa ia masih merasa bersalah. Tidak injun-ah, yang salah itu bukan kau, yang salah itu adalah ghun yang menabrakmu, yang salah itu adalah appaku yang menutupi semua ini, dan ini juga salahku yang tidak mempunyai keberanian untuk mengatakan hal ini semua, melawan ayahku.

Kau terlalu baik, sungguh terlalu baik

“karam-ah kau menangis?” bisik mika-hyung

Aku segera berpaling

“ya, kau benar menangis? Kau terharu?”

“mika hyung, aku ingin berbicara”

**********

“kau bercanda? Yang menabrak kalian itu ghun? Dan ghun itu adalah saudara tirimu?”

“sttttt!!!” aku segera menyumbat mulut mika hyung, walaupun kami sekarang ada ditaman sekolah yang sepi aku tidak mau mengambil resiko ada yang mendengar pekerjaan kami

“jinja?” ujarnya lagi tanpa suara, aku mengangguk

“kau sudah berjanji untuk merahasiakannya kan mika hyung”

Mika-hyung mengurut ngurut keningnya, ia mengehela nafas kemudian berkata “kenapa kau tak katakan dari dulu? Ini sudah hampir satu tahun!”

“appaku melarang untuk mengatakannya, appa tidak ingin ghun mendapat masalah”

“mwo? Appa mu..”

“ya appa ku benar benar jahat, begitu juga dengan aku”

“karam-ah...”

“aku tidak tau apakah aku bisa mengatakannya atau tidak hyung, aku takut, aku takut ayah akan marah, aku takut pihak sekolah akan tau, dan yang paling kutakutkan aku akan kehilangan kalian, aku...”

Mika menarikku kedalam pelukannya, “berhentilah merengek, kau itu laki laki”

“tapi hyung,,”

 “kau harus mengatakannya, tidak harus sekarang, tapi ketika hatimu  siap,ketika hatimu siap menerima semua resiko,”

“dan aku akan selalu mendukungmu” lanjut mika

********

TBC

Please leave some comment :)

0 comment:

Posting Komentar