Title : The Boys Of Super Space
Author : HashlinPanda
Genre : friendship, School, Love
Cast :
- Lee Mika a.k.a Lee Suhoon (DGNA)
- Park Hyun Cheol a.k.a Karam (DGNA)
- Woo Hyunmin (DGNA)
- Lee Injun (DGNA)
- Jeon Jihwan a.k.a Jay (DGNA)
- Amber (F(X))
- Bang Minah (Girl's Day)
- Ji eun a.k.a IU
- Park Gyuri (KARA)
- other cast
Resume :
5 sahabat yang menjabat sebagai petinggi osis. Selalu bersama, bahagia, Dan mengerti satu sama lain. Tapi, ternyata mereka masih belum memahami satu sama lain sedalam yang mereka kira. Masih banyak yang disembunyikan, masih banyak yang dipendam, sehingga satu persatu duri itu muncul, dan mengancam persahabatan mereka.
--------------------------------------------------------------------------------------------------
KARAM POV
Pantulan
sinar matahari masuk melalui sela sela jendela kamar yang sudah ditutupi
gorden, dan mengenai mataku.. aku pun membuka mata, kemudian menemukan kaki
hyunmin tepat didepan wajahku. Aku menyingkirkannya dengan kesal, sehingga
hyunmin mengerang dalam tidurnya. Akupun mencoba duduk, dan menemukan kakiku
sendiri menimpa leher jay yang sedang terlelap. Dengan segera aku menyingkirkan
kakiku, dan memperhatikan anak itu. Dia tidak mati karena lehernya terhimpit
oleh kakiku semalaman kan?
Setelah
aku mendengar dengkuran halus dari mulutnya, akupun bisa memastikan kalau anak
itu baik baik saja. Aku melihat ke sekeliling, semua tidur dalam posisi tidak
beraturan. Makanan, majalah, komik, dan dvd berserakan dimana mana.
Kemaren
kami datang menganggu tidur injun untuk merayakan ulang tahunnya. Pesta
dilanjutkan dengan menonton DVD yang kubawa dari rumah sampai satu persatu dari
kami tumbang,.
Aku
mengurut pelan leherku, yah memang tidak biasa bagiku untuk tidur dilantai
seperti ini. Dirumah, Pelayan yang pagi pagi sudah mengantarkan sarapan ke
kamar. Baju yang sudah siap dan tinggal dipakai, semua serba tersedia.
diantara mereka, bisa dibilang orang tuaku lah
yang paling kaya. Aku anak lelaki satu satunya dengan 2 kaka perempuan. Jadi,
yah otomatis aku dimanja habis habisan oleh orang tuaku. Apapun yang aku
inginkan pasti dikabulkan.
Ketika
aku lulus tes mengumudi appa langsung mengahadiahiku dengan sebuah mobil mewah,
tapi kemudian aku meminta untuk menggantinya dengan Mobil yang keren tapi tidak
terlalu mahal. Aku tak mau mencolok, aku takut teman temanku merasa kalau
mereka berbeda dariku, kemudian meninggalkanku. Mereka sangat berharga bagiku.
Aku
berdiri dan merenggangkan tubuhku. TV sudah mati, mungkin orang yang terakhir
tepar sudah mematikan TV-nya. Aku menatap injun, ia tertidur dengan wajah
damai. Aku masih ingat bagaimana wajahnya ketika melihat aku dan amber jalan
bersama. Kau pasti juga menyukai amber kan? Tenang saja, kemaren kami hanya
membeli bahan bahan untuk membuat scrapbook mu itu kok.
“kau sudah bangun?” tanya mika-hyung tapi matanya masih
tertutup
“eum, ada apa?”
Ia langsung bangun “sekarang jam berapa?”
Akupun mencari jam dinding “eum, 7.40”
Matanya mika-hyung langsung membulat “mwo? Apa kita tidak
pergi sekolah hari ini?!” serunya
“What the?!” aku memukul kepalaku, kenapa aku merasa hari
ini adalah hari minggu?!
“cepat bangunkan mereka!” perintah mika-hyung
Aku mengangguk dan membangunkan mereka satu persatu
“banguun,,hey,,bangun,,injun-ah! Jaaay!”
“hyung tolong kau urus hyunmin! Dia perlu perlakuan spesial
supaya bisa dibangunkan!” seruku
Loh? Kemana dia? Aku tidak menemukan mika hyung diruangan
ini
Tiba tiba ia datang dengan ember ditangan kirinya dan
menyiramkan air pada kami. Ya, kami . termasuk aku yang sudah bangun paling
pertama
“bangun kaliaan semuaaa!”
*************
Aku
menekan gas dalam dalam sehingga mobil melaju kencang. Aku sudah tidak peduli
lagi dengan angka yang ditujukkan speedometer. Kami sudah terlambat! Hari ini
kami berlima juga tak mungkin bolos, karena sepulang sekolah ada rapat mengenai
festival sekolah. Jadi aku harus kebut walaupun kadang kadang anak2 ini merusak
konsentrasiku dengan berteriak.
Aku
memarkir mobil dengan kasar, aku tidak memperdulikan lagi garis2 yang dibuat
agar semua mobil terparkir rapi.
“ya! Park hyunchul! Kau mau membuat kami mati?!” teriak
hyunmin ketika kami sedang berlari menuju gedung sekolah
“Ya! Aku bukan ingin membunuh! Tapi aku menyelamatkan
kalian! Harusnya kau berterimakasih!”
*********
Aku mematut diriku didepan
cermin. Aku tak sempat menge-check
penampilan sebelum pergi tadi gara gara telat, beruntung aku udah cakep dari
lahir, tanpa didandanimu masih terlihat cakep. Aku tersenyum pada diriku yang
ada di cermin, kemudian tiba tiba seseorang masuk dan akupun langsung menoleh.
“loh, toilet cewe? Maaf, aku salah masuk!” ujar anak itu
kaget dan segera berbalik
Dahiku langsung berkerut “hei! Tak bisakah kau lihat aku
memakai celana! Aku ini cowo tau!” teriakku
“co,,cowo?”
Lalu seseorang yg sepertinya teman dari anak itu masuk,
sepertinya karena suara teriakanku tadi “jeon suk ada apa?”
Anak itu kemudian menemukan aku yang sedang berlipat tangan
dengan tampak sangat2 marah, kemudian anak itu menelan ludah “maaf karam
sunbae-nim, sepertinya anak baru ini salah paham”
Sedangkan anak yang dimaksud hanya menatap aku dan temannya
secara heran.
“oh,,anak baru ternyata,, pantas tidak mengenal wakil ketua
osis spertiku” ujarku dengan nada meninggi kemudian meninggalkan toilet.
Mengesalkan sekali, umurku sudah 18 dan aku sudah semakin dewasa, tapi kenapa orang orang ini tetap salah
paham?!.
**********
“ya, karamie, kenapa telat?” bisik mika-hyung ketika aku
akan menempati tempat dudukku
“aku ke toilet dulu” jawabku pelan, ruang rapat sudah penuh
dengan jajaran osis, perwakilan tiap kelas dan juga perwakilan tiap klub.
Aku
mengambiil air putih yang disediakan dihadapanku dan meneguknya. Kemudian aku
menemukan sosok orang itu sedang manatapku dengan tatapan meremehkannya. Aku
meletakkan botol minuman dan menatapnya balik. Kenapa? Apa kau masih ingin
urusan kita berlangsung lebih panjang hah?.
“nah, baik,, karena sudah hampir semua perwakilan hadir,
saya akan memulai rapat kita ini, seperti yang kita ketahui, Setiap tahun
sekolah kita mengadakan festival .” Mika berdiri dan memulai rapat
“ Dan untuk tahun ini sudah dijadwalkan kalau festival akan
diselenggarakan bulan depan, karena itulah rekan rekan sekarang dikumpulkan
disini untuk mendiskusikan perncanaan jalannya acara kita tersebut, nah
detilnya akan dijelaskan oleh wakil kita, park hyun cheol” ujarnya mengakhiri prakata, aku menatapnya
kesal, kenapa menyebutkan nama park hyun cheol, tidak dapatkah kau melihat
kalau semua orang sdg menahan tawa?.
Akupun
berdiri, dan mulai membaca detail detail
acara. Kemudian diskusi dilanjutkan oleh injun. Anak itu memang sangat pandai
berbicara. Aku bahkan menyarankannya untuk menjadi DJ radio.
Aku dan
injun punya banyak kesamaan, salah satunya kami sama sama tau kapan harus
bicara dan kapan harus diam. Mika hyung sangat susah untuk mengatakan
pikirannya jika bersama orang asing, Hyunmin selalu mengatakan apapun yang ada
dipikirannya tanpa memandang situasi, sedangkan jay dikepalanya memang isinya
baik baik saja, karena itu walaupun ia selalu mengatakan apa yang ia pikirkan
sama sekali tak ada masalah.
Tiba
tiba ghun mengangkat tangan, dan injun pun mempersilahkan ghun untuk berbicara
“apakah semua acara akan dihandle oleh osis? Karena dari tadi aku hanya
mendengar detail acara, tidak ada tanda tanda untuk meyusun kepanitiaan, apa kau
tidak ingin mengikutsertakan kami?”
Peserta rapat yang lainpun mulai ribut. Mika menenamgkan
audiens, dan menyuruh injun untuk menjelaskan. Sepertinya anak itu juga blank
karena bergadang tadi malam. Kami berlima sekarang sedang blank.
“ehm,,maaf, saya lupa menyampaikan itu, ini ada di detai
kok, tapi belum dibacakan” jelas injun dengan bright smilenya, beruntung
senyuman angelic-nya itu membuat audience dengan gampangnya memaafkan.
Aku
dapat menangkap gelagat kesal ghun karena tidak jadi menyudutkan injun. Lah?
Sekarang bukan hanya padaku, tapi injun juga ingin kau permalukan?.
Sungguh
aku sangat benci orang itu. Orang itulah..orang itulah yang menyebabkan injun
cedera 2 tahun yang lalu sehingga ia harus menghentikan kegiatan karatenya.
Padahal ia bisa masuk kesekolah ini karena beasiswa yg dikarenakan kemampuan
karatenya yang luar biasa.
Setelah
ia tak bisa lagi meneruskan karate. Ia harus bekerja keras, padahal aku tau
injun bukan orang yang kuat dalam belajar. Ia selalu takut beasiswanya akan
dicabut karena sekarang ia hanya tinggal bersama omma-nya. Yah, orang tua-nya
sudah bercerai.
Beberapa
waktu yang lalu aku juga meminta ayah untuk membiayai sekolah injun, jika suatu
saat nanti beasiswanya diputus. Yah, aku tidak ingin melihat sahabatku
kesulitan dalam keuangan.
Aku
masih ingat Hari itu injun menyelamatkan aku yang hampir ditabrak mobil. Aku
lecet lecet dan tanganku terkilir, sedangkan injun pergelangan kakinya
terbentur hebat, sehingga menyebabkan ia cedera, dan tidak bisa melanjutkan
karate-nya. Sedangkan yang menabrak kami hanya lari dan tak bertanggung kawab.
Akhirnya
rapat berakhir, sebelum bubar beberapa orang datang menghampiri injun,
mengucapkan selamat ulang tahun untuknya. Aku menatap pemandangan itu dengan
tatapan kosong.
“ya, karam-hyung” panggil jay, akupun segera menoleh dengan
cengo
“kau kenapa, sepanjang rapat hanya melamun saja” tanya jay
Aku menggeleng kemudian berdiri dari bangkuku. Aku jadi
berpikir, haruskah aku memberi tahu mereka.? Haruskah aku memberi tahu kalau
yang menabrak itu ghun?.
*********
“karam oppa!” panggil seseorang, aku yang sedang membuka
kunci mobil pun langsung menoleh, oh amber, di atas sepeda yang selalu
dibawanya. Aku tersenyum tipis.
Ia
meletakkan sepedanya, kemudian melangkah ke arahku. Ia melihat ke sekeliling, biar
ku tebak ia akan menayakan seseorang.
“loh, dimana injun?” tanyanya kemudian, tu bener kan
“sebentar lagi mereka datang menyusul”
“ah benar itu diaa” ujar amber dengan suara berbisik yang
exited sambil jingkrak jingkrak kecil. Ternyata cewe itu bagaimanapun cuek dan
tomboynya dia kalau sudah jatuh cinta semuanya sama saja.
Aku
dapat melihat tatapan ganjil injun. Hahaha. Pasti dia kaget melihat aku dan
amber. Aku menyungingkan sedikit senyuman kearah injun. Dan dia tersenyum
sehingga gigi kelincinya kelihatan.
“injun-ah” panggil amber, muka injun langsung berubah jadi
cool
“apa?” sahutnya dingin, sementara anak anak lain berusaha
tidak tertawa melihat tingkah sok cool injun
Amber mengeluarkan sesuatu dari balik punggungnya, sebuah kotak yang
terbungkus rapi dengan pita merah
diatasnya.
“untukmu” ujarnya seraya menyodorkan kearah injun. Injun
hening beberapa saat sebelum akhirnya menyambut kotak itu. Tanpa sengaja
tangan mereka sedikit bersentuhan, mereka langsung menarik tangan dan
mengucapkan maaf bergantian, kemudian muka memerah. Drama cinta yang
menjijikan. Karena aku dibuat seperti melihat sepasanga cowo yang jatuh cinta.
“wah injun mukamu merah, kau pasti juga menyu----“ ujar
hyunmin yang mulutnya langsung disumbat mika-hyung. See, benar benar tak tau
situasi.
********
“hyung, ayo hyung, buka kadonya, ayoo, aku ingin
lihat,,hyung jebaaal” rengek jay, sudah lebih dari 10 menit jay merengek seperti ini
“jay-ah,,hentikan, aku pusing mendengarnya” pinta mika
sambil mengurut-ngurut pelipisnya
Jay mem-poutkan bibirnya, injun terkekeh. Kemudian menghela
nafas, “baiklaah” ujarnya kemudian.
Seketika ekspresi jay cerah kembali,
sekarang mereka bertiga yang duduk dibelakang, memfokuskan pandangan ke kotak
kado yang perlahan lahan dibuka injun.
“WHOAAA!!! CUPCAKE!” teriak mereka bertiga berbarengan
“whoaa,,hyung, ini imut sekali!”
“wah, dia yang membuatnya?”
“wahh! Dia menghiasnya dengan serius! Lihat itu ada coklat
yang seperti kelinci!”
“whoaa! Whooa! Daebak daebak!”
Jay dan hyunmin memberikan komentar secara bergantian.
Sedangkan injun masih hening dan mengfokuskan matanya ketiap detail hiasan
cup-cake yang diberi amber.
“cieeee,,,” godaku seraya mengintip sedikit lewat kaca mobil
“lihat lihat,,sepertinya ada orang yang jatuh cinta” mikapun
ikut ikutan
“aniyooo.... aku hanya berpikir bagaiaman orang seperti dia
bisa membuat kue seperti ini?” bela injun
“eiii,,,untukmu apasih yang ngga” balasku, injun sangat
beruntung, punya orang yang sangat menyayanginya begitu.
**********
“tuan muda akhirnya kau pulang, biar aku yang memasukkan
mobilnya kegarasi” ujar pelayan shin meyambutku didepan pintu rumah, aku
mengangguk, mengambil tas dan melangkah keluar mobil.
“ommaaa,,,aku pulaaaaang” seruku ketika memasuki rumah, tak
lama kemudian terdengar langkah kaki.
“deokjin-ah! Kenapa
larut sekali pulanganyaaaa” ujar omma, dan langsung memelukku
“tadi ada rapat dulu”
“aigoo,,uri deokjin benar benar sibuk, tapi mian deokjin-ah,
malam ini kau tidak bisa tidur cepaat” kata omma seraya mengurut-ngurut
lenganku
“hari ini appa mengundang mereka makan malam” lanjut omma
“mwo? Tapi omma..”
“mandi dan berpakaian lah yang rapi, hari ini kita akan
pergi makan malam yang mahal” ujar omma tersenyum lebar
Akupun tersenyum, aku tidak bisa membantah walaupun aku
benci dengan orang yang akan makan malam bersama kami nanti. Yah, istri ke dua
appa, dan seorang putranya, juga putrinya. Aku membenci mereka karena sudah membuat omma ku
bersedih.
********
“deokjin-ah, bagaimana sekolahmu? Lancarkan?”
Aku mengangguk seraya menyuap steak kemulutku.
“ya, deokjin jangan hanya mengangguk, katakan lah sesuatu
pada omuni-mu” tegur appa
“tidak ada yang perlu dikhawatirkan” ujarku seraya mengunyah
“cih, anak ini benar benar tidak sopan” ujar ayah geram
“sudahlah suamiku, tidak apa apa” ujar wanita itu
menenangkan appaku. Kau memang istri kedua ayahku, tapi kau bukan omma keduaku karena
aku masih punya omma, omma yang sangat kusayangi.
Sekarang
kami makan malam direstoran mahal di seoul. Karena kedua kaka perempuanku sudah
berkeluarga, mereka tidak lagi tinggal bersama kami lagi. Jadi sekarang yang
menghadiri makan malam ini adalah, aku, omma, appa, wanita itu berserta ke dua
anaknya.
“lalu, bagaimana dengan ghun sendiri? Bagaimana team
basketmu?” sekarang giliran ommaku bertanya. Yah, Ghun adalah anak wanita itu
dari suaminya yang sebelumnya . sekarang kalian mengertikan kenapa aku sangat
membenci ghun.
Ghun tersenyum.
“baik baik saja omuni, kemarin kami memenangkan pertandingan
lagi, kalau tidak ada halangan bulan depan kami akan bertanding di final”
Cih, omuni, dia ommaku bukan ommamu
“baguslah, uri deokjin baru saja pulang rapat osis, lihatlah,
kantung matanya sudah mulai keliatan, aigoo” ujar omma seraya menatap muka ku,
sehingga aku sekarang terlihat seperti anak manja
“omma” lirihku pelan, aku dapat melihat tatapan dan tawa
meremehkan khas ghun dari seberang meja. Cih.
“karam oppa, kau sangat kelelahankan? Kalau begitu kau mau
wortelku?” tanya Chaerin, adik ghun. Anak yang didapat wanita itu dari appaku.
Aku tersenyum “ eish, kau memberikan aku itu karena kau
benci wortelkan chaerin-ah? Aigoo,,baiklah aku akan memakannya untukmu”
Chaerin-pun menyuapi wortelnya kemulutku, dan aku dapat
menangkap tatapan sirik ghun, hahaha, lihatlah adikmu lebih menyukai aku dari
pada kau. Diantara keluarga itu yang kusukai hanyalah chaerin, anak umur 6
tahun yang begitu imut.
******
“deokjin-ah, bagaimana siapa yang menang taruhan kali ini?”
bisik omma ketika kami menunggu mobil di lobi
“tadi aku memesan wagyu steak, kau tau omma, sebelum pergi
aku tadi browsing internet, dan itu termasuk makana yang termahal didunia!”
ujarku bangga
“aigoo,,kau benar benar anak yang jahat” ujar omma seraya
terkikik
“omma sendiri? Tadi itu namanya apa?” tadi aku melihat makan
aneh yang dipesan omma, dan ia tak menghabiskannya
“namanya caviar, rasanya tidak enak, aku lebih suka ddoboki
yang kita beli waktu itu”
“ddoboki yang di gyungsam street itu? Ya, kalau bgtu aku
akan membelikanmu sepeulang sekolah besok”
“benarkah? Gyaa gomawo deokjin-ah”
Yah, begini lah aku dan omma jika melewati makan malam
bersma a seperti ini, kami berlomba memesan makanan yang paling mahal. Beginilah
cara kami melewati acara yang kami benci.
“deokjin-ah?” panggil appa, akupun menoleh dan berhenti
tertawa
“apa?”
“appa lupa, kemaren kau bilang ada yang ingin kau bicarakan,
apa itu?”
“oh, ini soal kejadia waktu itu” kurasa ini adalah saat yang
tepat, mumpung ghun dan semuanya ada disini
“kejadian itu?” tanya appa heran
“masalah,,,injunie..”
Appa terdiam “temanmu yang waktu itu?”, sementara ghun
menatapku tajam
Aku menghela nafas “ aku tidak tahan terus memendam rahasia
ini appa, dia sahabatku, kenapa aku harus menyembunyikannya?”
“bukankah appa sudah setuju untuk membiayai biaya sekolah
temanmu itu? Jadi seharusnya tidak masalahkan?”
“tapi appa, kalau aku tidak memberi tahukannya itu sama saja
aku berusaha menutupi kebusukan ini!sama saja aku juga ikut terlibat!”
“ya! Park hyun cheol!”
bentak appa, ghun tersenyum miring
“bagaimana aku bisa menyembunyikan kalau orang yang menabrak
injun dan tidak bertanggung jawab itu adalah ghun? Keluarga kita sendiri?”
“jika kau diam semua tidak ada masalah, lagian appa sudah
mau membiayai sekolah injun, whats ur problem?” ghun angkat bicara
“ngomong ngomong lebih baik kau pikirkan saja hasil test mu
kemarin” lanjut ghun
“hasil test? Kenapa kau tidak memberu tahuku kalau hasil
test sudah keluar deokjin-an?” tanya appa seraya mengangkat sebelah alisnya,
itu. Aku ingat 2 hari yang lalu aku dan anak anak itu membakar hasil test
karena sama sama jelek.
“itu,,aku...”
“kau dapat D lagi?”
“bukan!”
“lalu?”
“,,,,C...”
Ghun tertawa, cih, kau merasa menang hah?
“ckckck, kau harus belajar lebih giat, kau tau ghun saja
mendapatkan A kali ini” nasehat appa yang menjadi terdengar sangat menyebalkan
bagiku. Ghun sengaja, ghun pasti sengaja membahas nilai agar ia terlihat lebih
baik dihadapan appa.
*******
“mika-hyuuuuuuung....mika-hyuuuuung” sorakku didepan
apartemen kecilnya,
Aku
mendesis dan melihat jam, tumben sekali. Biasanya dipanggil 3 kali saja dia
sudah menyahut. Apa kah gyuri-onnie tidak dirumah?. Akupun memutuskan naik
keatas, dan mengetok-ngetok pintunya.
“mika-hyuung,,hari ini aku tidak mau membersihkan toilet
ataupun menyapu halaman sekolaaah”
Pintupun terbuka, ternyata gyuri-nuna “pagi nuna, tolong
suruh mika hyung agar cepat karena kami membutuhkan waktu yang lama untuk
membangunkan hyunmin nanti”
Gyuri nuna tersenyum, senyuman yang seperti dewi “ne, hari
ini dia sedikit telat bnagun, karena aku tidak membangunkannya”
“kau terlihat pucat nuna, kau sakit?” tanyaku
“iya, dia memang sakit dan sudah kusuruh libur hari ini”
ujar mika hyung yang tiba tiba muncul
“tapi chagi, hari ini aku akan memberikan ulangan”
“kan bisa ditunda, aku tidak mau sakitmu semakin parah” ujar
mika hyung seraya memasang sepatunya, kemudian ia menempelkan tangannya ke dahi
gyuri nuna.
“panas kan? Beristirahatlah aku pergi dulu”
“baiklah” ujar gyuri nuna pelat seraya mem-poutkan bibirnya.
Mika hyung tersenyum.
“nah, kami pergi dulu gyuri nuna!”
Yah,
gyuri nuna adalah pacar mika hyung. Mereka tinggal di apartemen bersama.
Kedengaran sangat dewasa kan? >/////< tapi aku tau mika hyung tidak
melakukan diluar batas, karena ia mencintai gyuri nuna dengan tulus. Yah, gyuri
nuna, seorang guru SD yang usianya lebih tua dari pada kami.
********
Ajaib.
Hari ini hyunmin bangun pagi dengan sendirinya! Aku tidak tau alasannya, tapi
tadi pagi aku disambut senyum cerah jihwan yang berkata, hari ini kita bisa
menyimpan tenaga karena hyunmin-hyung sudah bangun dengan sendirinya. Aku jadi
curiga ada masalahkah. Ia hanya menggeleng geleng aneh ketika kutanya begitu.
Kau pianis teraneh yang pernah kukenal hyunmin-ah!.
“nah, yorobeun, ada ide? Festival tahun ini kelas kita mau
mengadakan apa?”
“rumah hantu!”
“paduan suara!”
“popmpom boys!”
“dance!”
Begitu banyak suara yang memenuhi ruangan kelas kami, untuk
sekedar info, aku dan hyunmin satu kelas.
“host club! Dengan hyunmin dan karam sebagai host-nya!”
“kau gilaaa!!!!!” teriakku dengan hyunmin berbarengan, huh.
Host club. Mana mau aku tersenyum dan melayani gadis gadisyang tak kukenal
meskipun nantinya akan dibayar.
“bikin cafe saja” usul hyunmin, ketua kelas kami yang
bernama ji eun terlihat tidak setuju
“makanannya dari mana?”
“tidak tau, dibeli mungkin? Atau gimana?”
“kau jangan asal ngomong hyunmin-ssi! Jika mau berpendepat
proses dulu diotakmu!”
Aku terkikik., anak ini berpikir hal yang sama denganku,
“ya! Aku hanya memberi saran saja, memang aku juga harus
memikirkan setiap detilnya?kau bercanda” balas hyunmin tak
mau kalah, yah mereka bertengkar lagi
“hei,,,aku punya idee” seorang anak tiba tiba berdiri dari
bangkunya, kami sekelaspun menjadi hening
“apa itu?” tanya ji eun
“bagaimana kalau drama?”
Kelaspun jadi was wes wos, sepertinya mereka setuju.
“judulnya?” tanya ji eun lagi
“bagaimana kalau snow white?”
“snow white?”
“ah, aku sudah pernah memainkannya ketika SMP dulu, membosankan”
celetuk hyunmin, semua mata tertuju padanya
“wae?” tanyanya dengan tampang polos
“kalau begitu kau yang jadi pangeran hyunmin-ah” ujar ji eun
santai
“mwo? Naega wae?”
“paling tidak kau sudah punya pengalaman dengan drama ini,
nah sekarang ayo kita undi untuk peran yang lainnya” ji eun melanjutkan diskusi
tanpa mempedulikan protesan hyunmin.
“karam-ah, kenapa kau tidak menolongku!” isyaratnya padaku,
aku hanya tertawa
“itu resikomu” ujarku pelan, kau tau ia sudah banyak sekali
membuat masalah karena ia tidak pernah berpikir sebelum bicara
Ia mem-poutkan bibirnya, wajah tampan dan cool, pianis, pandai bermain segala indtrument music, tau
dengan not not musik, bukanlah jaminan untuk menjadikan seseorang cool dan
anggun. Contohnya hyunmin. Dan kelaspun semakin riuh karena ji eun lah yang mendapatkan
peran sebagai snow white sedangkan aku sebagai nenek sihir. -______-“.
*******
“ya, hyung kapan kita pergi karoke lagi?” tanyaku pada mika
hyung, aku dan mika hyung baru saja kembali dari membeli makan siang
“eh? Karena akhir akhir ini pekerjaan kita sangat banyak,
kurasa kita bisa melakukannya ketika festival sudah selesai”
Aku menghela nafas, aku mulai lelah. Pekerjaan kami sangat
banyak karena adanya festival ini, belum lagi aku juga ikut drama kelas.
Rrrttt
Hapeku bergetar
“pulang sekolah ini kita akan mendiskusikan skenario yang telah disiapkan jinwoon”
Aku menghela nafas sekali lagi
“kenapa?”
“ada latihan drama nanti sore, heuhh” keluhku, mika hyung terkekek. Hey ini tidak
lucu, dimana jam istirahatkuuuuuu!!!!
“hey, itu injun bukan?” ujar mika hyung sambil menunjuk
objek yang ia maksud
“mana?” ujarku mika hyung langsung menarikku, dan jadilah
kami penguping yang menguping dibalik didinding.
“terimakasih yang kemaren itu”
kikikikikik injun
masih saja berlagak cool, hey tidak cocok dengan wajahmu~
“kau suka? Apakah enak?” tanya amber
“eum”
Keadaan hening sesaat
“kau tidak latihan basket?” tanya injun
“nanti sepulang sekolah, jadwal latihan akan dikurangi karena semua
sibuk mau menyiapkan festival sekolah kan”
“oh iya, kelasku akan membuka cafe, akan banyak cake dan
minuman minuman manis lainnya, juga ice cream!” jelas injun semangat, kalau
soal yang manis manis injun lah masternya
“kau seperti cewe saja, suka yang manis manis” ledek amber,
wah jleb banget
“injun-ah tidak ikut klub selain osis?”
“dulu aku ikut karate”
“dulu?”
Injun mengangguk “ karena cidera, aku tak bisa melanjutkan
lagi,,padahal,,,”
Jantungku berdegup
“padahal, itu adalah alasanku bisa bersekolah disekolah
mahal begini”
“eh? Lalu?”
“untung saja beasiswaku tidak diputus, padahal nilaiku kan
ngga bagus bagus juga” ujar injun seraya tertawa
Amber mengangguk ngganguk “kau cedera saat latihan?”
“bukan, aku kecelakaan”
“eeeh?kecelakaan? “
“waktu itu aku menyelamatkan karam-hyung, kakiku terbentur
keras, sedang karam-hyung tangannya patah”
“kau baik sekali injun-ah!”
Injun menggeleng “kalau saja aku berani lebih cepat, tangan
karam hyung tidak akan patah, hal ini terjadi karena aku yang terlalu penakut,
hehehe”
Hatiku tertusuk, aku merasa benar benar jahat, injun, ia sudah menyelamatkanku dan kehilangan cita citanya, aku tau betapa injun menyukai karate, ia berlatih setiap hari, tapi gara gara aku, gara gara aku ia tak dapat melakukan hal yang disenanginya lagi.
dan juga kenapa ia masih merasa
bersalah. Tidak injun-ah, yang salah itu bukan kau, yang salah itu adalah ghun
yang menabrakmu, yang salah itu adalah appaku yang menutupi semua ini, dan ini
juga salahku yang tidak mempunyai keberanian untuk mengatakan hal ini semua,
melawan ayahku.
Kau terlalu baik, sungguh terlalu baik
“karam-ah kau menangis?” bisik mika-hyung
Aku segera berpaling
“ya, kau benar menangis? Kau terharu?”
“mika hyung, aku ingin berbicara”
**********
“kau bercanda? Yang menabrak kalian itu ghun? Dan ghun itu
adalah saudara tirimu?”
“sttttt!!!” aku segera menyumbat mulut mika hyung, walaupun
kami sekarang ada ditaman sekolah yang sepi aku tidak mau mengambil resiko ada
yang mendengar pekerjaan kami
“jinja?” ujarnya lagi tanpa suara, aku mengangguk
“kau sudah berjanji untuk merahasiakannya kan mika hyung”
Mika-hyung mengurut ngurut keningnya, ia mengehela nafas
kemudian berkata “kenapa kau tak katakan dari dulu? Ini sudah hampir satu
tahun!”
“appaku melarang untuk mengatakannya, appa tidak ingin ghun
mendapat masalah”
“mwo? Appa mu..”
“ya appa ku benar benar jahat, begitu juga dengan aku”
“karam-ah...”
“aku tidak tau apakah aku bisa mengatakannya atau tidak
hyung, aku takut, aku takut ayah akan marah, aku takut pihak sekolah akan tau,
dan yang paling kutakutkan aku akan kehilangan kalian, aku...”
Mika menarikku kedalam pelukannya, “berhentilah merengek,
kau itu laki laki”
“tapi hyung,,”
“kau harus
mengatakannya, tidak harus sekarang, tapi ketika hatimu siap,ketika hatimu siap menerima semua
resiko,”
“dan aku akan selalu mendukungmu” lanjut mika
********
TBC
Please leave some comment :)
0 comment:
Posting Komentar