[FF] THE BOYS OF SUPER SPACE PART 5 FINAL

Sabtu, 20 Oktober 2012

Title : The Boys Of Super Space


Author : HashlinPanda


Genre : friendship, School, Love


Cast :


- Lee Mika a.k.a Lee Suhoon (DGNA)
- Park Hyun Cheol a.k.a Karam (DGNA)
- Woo Hyunmin (DGNA)
- Lee Injun (DGNA)
- Jeon Jihwan a.k.a Jay (DGNA)
- Ghun (X5)
- Amber (F(X))
- Bang Minah (Girl's Day)
- Ji eun a.k.a IU
- Park Gyuri (KARA)
- Jung Nicole (KARA)
- other cast




Resume :


5 sahabat yang menjabat sebagai petinggi osis. Selalu bersama, bahagia, Dan mengerti satu sama lain. Tapi, ternyata mereka masih belum memahami satu sama lain sedalam yang mereka kira. Masih banyak yang disembunyikan, masih banyak yang dipendam, sehingga satu persatu duri itu muncul, dan mengancam persahabatan mereka.



MIKA POV



“tadi omma-nya jihwan telefon, katanya jihwan menghilang. kau tau dia sekarang ada dimana?” ujar gyuri ketika aku baru saja akan melepas sepatuku



“hah?”



“kau cari lah dia, aku takut akan terjadi apa apa padanya..sekarang sudah malam”



“gyuri-ah, dia itu anak laki-laki, kau tak perlu se-khawatir itu” ujarku seraya berdiri dan memberikan tas sekolahku padanya, ia menatapku heran



“nah, aku pergi dulu mencari anak nakal itu ya, kau baik-baiklah dirumah. Dan jangan bukakan pintu untuk orang asing” aku mulai melangkah keluar rumah. “suhoon-ah” panggil gyuri, akupun menoleh



“apa?”



Gyuri menatapku lama kemudian menggeleng “ani..akan kukatakan nanti, kau pergi saja dulu..”



*******



Aku menutup flap handpone ku setelah berkali kali mencoba menghubungi jihwan dan gagal. Karam dan injun yang juga ikut mencari sampai sekarang masih memberi kabar. Tampaknya mereka juga belum menemukan jihwan. Sebenarnya anak itu pergi kemana? Sudah lama sekali dia tak berbuat hal bodoh begini, ku kira dia sudah berubah, tapi kenapa hal seperti ini terjadi lagi?.



Aku mengacak-acak rambutku, kenapa begitu banyak masalah akhir-akhir ini?. Aku semakin benci diriku yang tak bisa melakukan apa apa, aku tak punya cukup kekuatan untuk menyatukan mereka, aku terlalu lemah untuk membuat mereka semua untuk mendegarkanku. Aku sama sekali tak pantas menjadi ketua.



Trililit trililit



Tiba tiba handphoneku berbunyi, dan menemukan nama hyunmin yang tertera di layar hape. Oh iya, aku belum menghubungi hyunmin.



“suhoonie..sekarang pergi lah ke tepian sungai han arah utara!” serunya sebelum aku sempat mengucapkan halo



“hah?”



“cepat kesana! Tadi aku berhasil menghubungi jihwan! Dia bilang dia ada disana!” ah, aku baru ingat hyunmin sekarang ada di pohang, rumah orang tua-nya



“ya! Kenapa kau diam saja? Kau sudah bergerak belum!” teriak hyunmin yang membuat telingaku berdenging



“iya! Iya! Aku mendengarmu! Tak perlu berteriak begitu!” balasku tak kalah keras



“suhoon-hyung”



“eoh?”



“kau orang baik” tut tut tut, hyunmin mematikan sambungan telefonnya setelah perkataan aneh yang tak jelas ujung pangkalnya itu. Aku menatap layar hapeku dengan heran. Yah..ini bukan pertama kalinya anak itu bersikap aneh. Karena dia memang orang aneh.



********



“HEEEE? KAU AKAN DIJODOHKAN?” teriak kami bertiga ketika kami sudah berhasil menemukan jihwan di dekat sungai han, sesuai dengan instruksi hyunmin.



“kalian jangan berisik, ini sudah malam” celetuk jihwan gondok



“lalu? Gara-gara itu kau kabur dari rumah?” tanyaku, jihwan mengangguk dengan bibir yang tak henti henti dimonyongkannya.



“kalau kau tak setuju katakan saja, jangan kabur begini”



“percuma, tadi aku malah sudah meneriaki omma ku” ujar nya kemudian mengacak-acak rambutnya “aigoo..aku benar benar tak bisa pulang sekarang”



“kalau begitu untuk sementara ditempatku saja” tawar karam



“kau gila? Omma-mu dan omma ku kan bersahabat baik, dalam hitungan detik aku akan langsung ketahuan” otomatis mata kami bertigapun langsug menuju injun yang dari tadi Cuma diam.



“mwo?” tanyanya sewot



“bolehkah aku menginap dirumahmu?” mohon jay seraya mengatupkan kedua tangannya



“andwae!” bantah injun cepat dan bangkit dari duduknya “i..itu masalah yang kau timbulkan sendiri, jadi selesaikanlah sendiri”



“kau mau kemana jun?” tanyaku karena melihat injun yang sepertinya akan melangkah, kemudian aku mengalihkan pandangan kearah karam. Ia hanya menunduk seraya menggigit bibir.



“pulang” ujarnya pendek kemudian pergi tanpa menoleh kearah kami



“injun-ah!” seruku, tapi percuma. Anak itu tak mau mendengarkan siapapun lagi.



******



“kurasa ini salahku...” lirih karam, sejak injun pergi ia tak henti-hentinya menunduk



Aku menghela nafas “ini..bukan semuanya salahmu..”



“tapi akulah yang memulai semuanya, membuat hubungan kita berlima jadi aneh begini..membuat—“



“karam-hyung...” potong jay “berhentilah menyalahkan dirimu sendiri, seperti bukan kau saja”



Karam tertegun seraya menatap jay, “mungkin sudah waktunya kau berbicara dengannya, kurasa sekarang situasinya sudah cukup dingin” tambahku



Karam masih diam dan mencabuti rumbut yang ada didekatnya. “besok kau berbicaralah dengannya, sekarang kita pulang dulu sudah larut malam, jay kau menginap saja ditempatku”



“eh? Lalu gyuri nuna?” tanya jay heran. “tak apa..” balasku seraya berdiri



“tapi...karamie-hyung, boleh aku pinjam uang? Untuk membeli beberapa pakaian dan juga seragam buat besok..eum..terus tas..buku..pensil...”



“oke oke, kita belanja dulu baru pulang!cih kalau kau mau kabur paling tidak bawalah dompetmu’ potong karam kesal



********



“gyuri noona, annyeong..untuk sementara waktu aku akan menginap disini~” sapa jihwan riang ketika gyuri membuaka kan pintu, lalu dengan tak tahu malu ia langsung masuk dan menuju kamarku.



“apa tidak apa apa? Apa omma nya sudah tau?” tanya gyuri heran, aku menggeleng



“namanya juga kabur, jangan sampai orang tuanya tau..”



“hee?”



“hanya untuk sementara waktu kok, dia sudah cukup tertekan.anak itu..apa yang terlihat diluar sama sekali berbeda dengan apa yang diarasakannya didalam hatinya”



Gyuri tersenyum lembut “ya..aku mengerti, aku juga akan berusaha membuat perasaannya lebih baik”



Akupun balas tersenyum dan membelai rambutnya “gomawo..sekarang beristirahatlah..”



********



Hari ini kami pergi kesekolah dengan karam, tanpa injun. Dan Hari ini juga hyunmin sudah kembali ke seoul, sekarang ia sedang mendengkur dimobil yang dikendarai oleh karam ini. Dia bilang dia mengambil kereta paling pagi dengan langsung menggunakan seragam sekolah dari rumah. Dasar anak ini benar benar sangat peduli dengan sepupunya. Tapi syukurlah, Sekarang perasaan jihwanpun terlihat semakin membaik.



“hyung..” panggil karam, akupun menoleh



“mungkin..aku tak bisa melakukannya sendiri..”lirihnya



“kalau begitu nanti aku, hyunmin dan jay akan memperhatikanmu dari belakang”



“benarkah?!!!” tanya karam riang dan mengalihkan perhatiannya dari jalanan



“HEIIIII!!!!! PERHATIKAN JALAN!!!!!” sorakku dan jay berbarengan yang mebuat hyumin tersentak dari tidurnya



*******



“injun?”



karam mengangguk “kau melihat injun? Aku mau bicara”



anak cewek yang bernama minah itupun mengurut pelipisnya “injunie,,tadi pagi..injunie..berteriak padaku..”



“hee?” ujar karam heran, jay yang ada disampingku menguping dari balik tembok langsung menegakkan punggungnya.



“kau tau? Tadi ia terlihat sangat murung..sehingga aku terus menempel padanya. Sepertinya ia kesal dan meneriaki ku”



Karam menggaruk kepala, aku yakin sekarang ia pasti berkata “memangnya apa peduliku, injun sudah cukup baik pada cewek berisik sepertimu” dalam hati. “yasudah, kalau begitu aku akan mencarinya sendiri” pamit karam



“tunggu, kau tak mau tau injun mengatakan apa?” ujar anak itu dengan mata yang berkaca kaca, karam menaikkan sebelah alisnya. “dia bilang..dia mau pindah sekolah...”



********



“UNBELIVABLE! UNBELIVABLE” hyunmin berteriak teriak sampai akhirnya aku menempeleng kepalanya. Ia mengaduh dan menatap kesal kearahku. Jay sedang mencari informasi dengan bertanya pada murid murid yang lewat, sedangkan karam hanya terdiam menunduk sambil memainkan kaleng jus guava yang aku belikan tadi.



“hyung!!!” sorak jay yang berlari dari kejauhan



Kami hanya diam menunggu apa yang akan jay katakan sementara anak itu sedang sibuk mengatur nafasnya “tadi..ada yang bilang dia melihat injun..katanya..katanya..sekarang injun hyung ada diruang guru”



“ruang guru? Ngapain?” tanya hyumin dengan nada bego



Jay menarik nafas panjang agar nafasnya kembali normal “ mengurus kepindahan, omma nya juga ada”



Tiba tiba karam melempar kaleng jus guava itu dilantai dengan sangat keras. Saking kerasnya bahkan aku bisa melihat rembesan jus guava yang keluar dari kaleng yang sudah bocor itu. Karam dengan segera berdiri dan berlari tanpa menengok sedikitpun pada kami.



“hyung..menurutmu..apa kita cukup berdiri disini saja atau mengikutinya?” jay memecahkan pandangan kosongku ke arah punggung karam yang terus berlari menjauh. “ah, sebaiknya kita ikuti dia agar tak terjadi hal hal yang bukan bukan”



*******



Author POV



“injun..kau yakin dengan keputusanmu?” tanya omma, injun hanya mengaguk. Mereka sudah selesai dari ruang guru. Ommanya sudah memberitahu wali kelasnya tentang rencana kepindahan injun dan menjelaskan alasan masuk akal yang sudah ia susun sebelumnya.



Mereka berempat nampaknya sudah berbaikan, mereka berempat sudah bersama lagi, aku lah yang menghancurkan semuanya. Dan aku si penganggu ini lebih baik tak usah merepotkan mereka lagi. Dan lagi, aku tak mau membebani omma. Aku teman mereka? Sahabat mereka? Saudara mereka? Omong kosong. Ya..semua..omong kosong. Tiba tiba mata injun membulat menemukan karam yang tengah terengah-engah dan menatapnya tajam. Injun mengalihkan pandangannya. Buat apa dia kesini?. Tiba tiba omma menepuk pelan bahu anaknya itu.



“aku pulang dulu..kau yang baik-baiklah” setelah terseyum ke arah karam, ommapun melangkah pergi.



“ku dengar kau mau pindah sekolah?” tanya karam yang akhirnya membuka mulut



Injun mengangguk “begitulah”



Karam mengertakkan giginya “hanya karena masalah ini kau memilih untuk pergi? Apa kau ini pengecut huh?”



Dahi injun berkedut. Apa maksudnya orang ini ” karena aku tak mau di anggap pengemis oleh keluargamu lagi” balas injun dingin



“sudah kubilang aku...” nada karam yang kuat diawal perlahan melemah. Apa yang akan dikatakannya? Tiba tiba ia tak tau apa yang dikatakan.



Injun mendesis “tenang saja uang keluargamu akan ku kembalikan, aku sudah membicarakannya dengan omma” injun melangkah dan melewati karam yang tatapannya masih kosong. Tiba tiba lengannya ditahan karam. Injun menoleh dan berusaha melepaskan genggaman karam. Akan tetapi tangan karam mencengkram lengannya dengan sangat kuat.



“apa maumu!” seru injun



“tunggu..dengarkan aku sebentar..”



“shireo!”



“Dengarkan se—“



“shireooo!!!!”



“kumohon dengarkan seben—“



“shiroo! Shiro! Shireooo---“



BRUAKH



Sebuah pukulan mendarat dipipi injun, sekejap ia langsung merasakan denyutan yang luar biasa. karam memukulnya sekuat tenaga.



“ku bilang dengarkan aku dulu!”



“kenapa aku harus mendengarkan kebohonganmu???!!!!” injun membalas pukulan karam. Karam meludahkan darah dari bibirnya yang tak sengaja masuk kemulutnya. Level mereka memang sangat berbeda. Injun master karate, sedangkan ia hanya petarung tanpa skill dan strategi, hanya insting.



“bukankah tadi kau bertanya apa mau ku? Dan sekarang ketika aku mengungkapkannya kau malah kabur? Kau sebut dirimu laki laki?!”



Injun mendesis dan mendorong bahu karam sekuat tenaga sehingga tubuhnya terhempas ke lantai lorong sekolah. Beruntung lorong ini adalah lorong yang dilewati orang. namun kemudian terdengar suara yang memanggil nama mereka. Ketika menoleh mereka menemukan mika, jay dan hyunmin yang sedang berlari ke arah mereka.



“apa yang harus ku lakukan agar kau mengerti brengsek?” ujar karam tertahan, membuat injun kembali mengalihkan pandangannya kepada karam.



“Kalau kau ingin pukuli aku sampai mati silahkan! Silahkan! Kalau itu bisa membuatmu memaafkanku dan percaya padaku silahkan!!!” seru karam seraya menatap mata injun tajam. Injun melangkah mendekati karam dan menarik kerah baju karam membuatnya berderi tegak dengan mata yang sejajar dengan injun.



“kau berhentilah mangatakan hal hal sok berani begitu HYUNG”



“cih, tak ada satu pun dari kita yang pemberani! kita berdua ini pengecut! Kita berdua ini pengecut!” teriak karam ke wajah injun yang membuat injun sekali lagi memberikan tinjunya ke wajah karam, sekali lagi bibir karam pecah. Dan dengan cepat injun kebali melancarkan tendangan ke arah perut karam yang kembali mebuat karam tersungkur. Injun kembali mendekat, dan menarik kerah karam yang sudah kotor karena darah dan debu dilantai.



“kenapa? Kenapa kau tak membalas? Apa kau tak merasa kesal padaku? Kalau kau merasa kesal jangan diam saja!” teriak injun, karam terbatuk dan berkata lirih “sudah..kubilang..aku..memang pantas dipukuli..tapi.....ada satu hal yang harus kau ketahui"



Injun bergeming, dan menatap karam tajam. Mengabaikan teriakan khawatir yang lain dari jauh. “aku tau kalau hyunseok yang menabrakmu, tapi dihari itu ia bermaksud menabrakku..aku memang pengecut tak berani mengatakan hal itu padamu lebih cepat, malah meminta appa ku untuk..membiayai biaya sekolahmu untuk melepaskan rasa bersalah itu..” karam mengambil nafas dan kembali melanjutkan penjelasannya



“tapi..tetap saja itu saja tak cukup...dan seperti yang kau ketahui..ternyata dari awal appa ku sudah menggunakan uangnya agar semua kasus tidak berlanjut..tapi yang jelas aku berbeda dari hyunseok sialan itu..aku menyayangimu! Kau dengar? Aku tak pernah berniat jahat padamu!!!!” seru karam dan meninju bawah dagu injun yang sedang termenung



Karam baru akan kembali melayangkan serangannya pada injun ketika kedua lengannya sudah dikunci olah hyunmin. Sedangkan jay dan mika mengahmpiri injun yang terduduk dilantai.



“hyung kau tak apa apa? Omona! Kau dan karam hyung berdarah!!!” seru jay panik. Mika tidak berkata kata, hanya menatap injun lama kemudian beralih menatap karam, yang membuang pandangannya ketika sadar ditatap.



“cukup..aku sudah cukup nmerasakan kau dan keluargamu menganggapku pengemis..aku sudah cukup kehilangan apa yang ku punya karena kau..dan aku sudah---“ tiba tiba injun bangkit dan memberikan tendangan ke bawah dagu karam dengan kaki kanannya. Ya, kaki yang sedera.



“INJUN!”



Dengan cepat mika dan jay menangkap injun, takut kalau ia kembali melancarkan serangan begitu juga dengan hyunmin yang mengerahkan semua tenaganya agar karam tidak membalas lagi. Karam terus memberontak agar ia bisa lepas. Entah dari mana ia dapat kekuatan itu, ia berhasil melepaskan diri dari hyunmin dan menendang bahu injun, namun injun berhasil menghindar dan segera mencengkram lengan karam kemudian membantingnya dengan keras ke lantai.



tanpa mereka sadari sekarang mereka sudah dikelilingi oleh murid murid lain yang datang karena mendengar ribut-ribut. Mereka kasak kusuk cemas, beberapa ada yang berlari ke arah rung guru memanggil bantuan. Mika menoleh ke arah karam. Ia masih terbaring dilantai seraya menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Dan injun mengacak-acak rambutnya. Mika menghela nafas dan melangkah menuju mereka berdua, kali ini dia akan memegangi injun sekuat tenaga.



“injun-ah|karam-ah..AKU SUKA PADAMU!...” teriak mereka berbarengan. Otomatis semua massa yang menonton membeku termasuk mika yang langkahnya terhenti, jay yang menganga dengan air mata disudut matanya kemudian hyunmin dengan cara kaget yang tidak biasa.



Hening beberapa saat, Injun dan karam tertawa terbahak-bahak. Karam bangkit dan tertawa seraya memukul-mukul lantai. Sedangkan injun memegangi perutnya karea tertawa saking kerasnya.



“eww...kau terdengar seperti gay!” seru karam dalam tawanya



“kau bercanda? kau mengucapkannya dengan sangat keras tadi! Jadi siapa yang gay sekarang huh?” injun berguling-guling seraya tertawa keras. Semua orang berpikir, apa ketika bertengkar tadi kepala mereka terbentur sehingga semua massa harus menonton adegan yang sangat gila ini? Hal ini sungguh tak waras.



Jay yang tak bisa menahan persaannya segera berlari ke arah injun dan karam yang sekarang guling-gulingan sambil teratawa. “hyuuuung,,,kalian sudah berbaikan kan? Sudah kaan??”



Karam dan injun berhenti tertawa dan menatap jay. Mereka bangkit dan duduk bersila kemudian merangkul bahu satu sama lain. “tentu saja sampai kapanpun kita ini sahabat kan!” ujar mereka serempak dan tersenyum lebar. Walaupun sekarang bibir mereka sudah berdarah dan banyak luka dan goresan di wajah, rambut acak-acakan dan tak beraturan. Baju kusut dan kotor. Otot otot dan sendi yang sakit. Tapi pertengkaran tadi membuat mereka berbaikan. Mebuat mereka memahami hal hal yang tak bisa disampaikan hany lewat kata kata. Jay-pun langsung memeluk mereka berdua.



Mika dan hyunmin baru saja akan ikut memeluk injun dan karam. Tapi kerah mereka berdua ditahan oleh guru olah raga mereka. Dan dibelakang sudah ada kepala sekolah dan guru guru lainnya. “kalian semua, tolong ke kantor guru” titah pak tua botak itu geram.



******



“oi oi oi oi!!!!!” seru jay yang sedang sibuk dengan stick PS-nya. Dia baru saja akan memasukkan bola ke gawang karam, namun sayang sekali gagal.



“HAHAHAHAH AWWW!!!” karam tertawa besar selang sedetik kemudian mengaduh karena membuat luka dibibirnya melebar. Sekarang gantian satu ruangan yang menertawa kan karam. Karam yang gondok meleparkan bungkusan keripik kentang yang masih berisi ke arah hyunmin yang tawanya dinilai paling berlebihan. Sehingga sekarang keripik kentang itu berceceran dikepala hyunmin dan lantai.



Biasanya aku akan marah kalau mereka terlalu ribut dan berantakkan seperti ini dirumahku. Tapi untuk kali ini, walaupun aku taku tak tertawa seheboh mereka. Aku sungguh merasa bahagia dari lubuk hatiku paling dalam. Semuanya tertawa.



“hei..apa tidak apa apa kita kabur dari ji eun seperti itu?” tiba tiba hyunmin melepaskan pandangan dari manga yang sedang dibacanya.



“kenapa memang? Aku tidak heran dia marah marah begitu” ujar karam cuek tanpa mengalihkan konsentrasinya dari merebut bola dari jay. Tadi ketika mereka kembali ke kelas untuk mengambil tas anak yang bernama ji eun marah marah. Sebenarnya sih wajah babak belur karam justru menguntungkan perannya sebagai nenek sihir. Hanya saja bagaimana dengan latihan drama kelas mereka kalau Karam di skors selama 2 minggu. Yah, injun juga dapat hukuman yang sama skors selama dua minggu.



Oke, itu bukan masalah besar juga. Peran karam sebagai nenek sihir masih bisa dicarikan penggantinya. Tapi Bagaimana dengan peran hyunmin sebagai pangeran?. Sekarang diwajahnya ada luka goresan yang mungkin tak sengaja terkena kuku karam yang meronta ketika dilerai. Padahal festival budaya tinggal seminggu lagi. Untuk peran besar seperti itu sudah tidak memungkinkan untuk mencari penggantinya sekarang.



“bener juga sih..luka gores begini paling satu minggu juga sembuh kok..memangnya aku artis yang bakal disorot pake kamera berintensitas tinggi?” ujar hyunmin lagi



“lukanya tak dalam kan?” tanyaku



Hyunmin menggeleng “hey apakah kau tak memotong kukumu?” hyunmin mendorong punggung karam dengan telapak kakinya.



“aiishh! Kau jangan merusak konsentrasiku!” protesnya



“lalu bagaimana denganmu yang merusak wajahku hah...” hyunmin kembali mendorong dorong karam dengan kakinya. sedangkan karam masih saja memfokuskan matanya kelayar TV.



“maaf..”



Semua orang menoleh ke arah sumber suara. Injun. dia sekarang sedang menunduk. Semuanya tersenyum lembut.



“maaf apanya~~~~” seru semua /kecuali aku/ dan datang menghampiri injun kemudian memeluknya. Aku yang melihat dari sini, menganggap itu seperti adegan teletabies. Aku tersenyum kecil. Syukurlah..semuanya sudah kembali kesemula.



Tapi pikiranku langsung kusut kembali ketika mengingat ada satu anak yang sedang kabur dari rumah tapi betingkah seolah olah tak terjadi apa apa.



“oh ya mika hyung! Untuk beberapa hari ini Aku menginap dirumahmu ya, aku pasti bakal dimarahin abis abisan sama appa kalau pulang kerumah..” ujar karam setelah menekan tombol pause pada stick PS



“um! Aku juga..tak mungkin kan aku pulang kerumah jay, sementara jay tak dirumah” susul hyunmin



“heee...enak sekali kalian semua menginap dirumah mika-hyung! Hyung! Kalau boleh aku juga ya! Nanti aku bakal bilang omma” injun pun ikut-ikutan



“Yaaayy!!! Semuanya menginap disini!! Yay!” sorak jay riang



Hey hey hey..bagaimana denganku, kalian tidak menayakan izinku untuk membiarkan kalian menginap disini?.kalian tak menanyakan pendapatku sebagai pemilik rumah?



******



Ting Tong Ting Tong



“kau memesan makanan lagi” tanyaku pada karam setelah menyomot habis potongan pizza ditanganku. Ia menggeleng dengan mulut yang penuh makanan. Aku mengalihkan pandangan pada hyunmin, dan dia pun hanya mengangkat bahu. Aku menatap mereka datar dan menghela nafas. Sepertinya diantara mereka tak ada yang berinisiatif membuka kan pintu.



“itu gyuri bukan ya..gezz anak itu kenapa pulang malam?”



“anak itu? Hei gyuri nuna itu 3 tahun lebih tua dari mu!” celetuk hyunmin yang membuat aku sukses melemparnya dengan botol pet cola kosong.



Aku membuka pintu, dan tidak menemukan seorangpun. Kemudian aku mengalihkan pandangan kekiri. Disana ada gyuri yang sedang duduk dan tertidur. Aku mengerutkan kening. Apakah dia pergi minum.

“gyuri-ah..maaf aku terlalu lama membukakanmu pintu..sekarang bangun lah..ayo istirahat dikamarmu” ujarku seraya menepuk-nepuk pelan pipinya agar ia bangun.



Matanyapun terbuka sedikit. “Mika...mika?” panggilnya, pandangan gyuri terlihat tidak fokus. Aku bisa mencium bau alkohol dari nafasnya. “ya! Kau benar benar mabuk..ayo kedalam..” tiba tiba gyuri melingkarkan lengannya dileherku. “mianhe..” lirih nya. Lagi lagi dahiku berkedut.



Aku melepaskan pelukannya dan menatap matanya lurus “apa yang terjadi?”. Gyuri menggeleng dan mengingkirkan tanganku yang memegang bahunya. Kemudian ia berdiri dan melangkah ke dalam.



Setelah menutup pintu dengan cepat akupun menyusulnya dan menahan lengnnya.”sebenarnya ada apa????” seruku tak sabar. Sejujurnya ini baru pertama kalinya aku melihat gyuri mabuk berat begini. Dia melepaskan genggamannku dan berjalan cepat ke arah kamarnya, dan menutup pintu.



Aku menganga. Sebenarnya apa yang terjadi?. Sampai tadi pagi dia terlihat normal. Hubungan kami baik baik saja akhir akhir ini. Aku tidak berbuat kesalahan apapun. Tapi kenapa.?



Hah. Aku menghela nafas kemudian membalikkan badan dan aku menemukan anak anak itu mengintip dari balik ruang keluarga dengan ekspresi kaget karena aku memergokinya. Karam yang sadar duluan menepuk bahu injun. “a..ah..ya..hyung sepertinya kami berempat kekurangan snack..” ujar injun dengan nada yang dibuat buat



“ya! Ya! Ya! Aku ingin ice cream, keripik, coklat, pepero, wafer, biskuit” jay berceloteh panjang sampai mulutnya dibekap karam



“aish kau ini!” bisik karam, “ka..kami pergi ke mini market 24 jam dulu ya!” seru karam kemudian dan menarik hyunmin dan jay. Injun yang ditinggal dibelakangpun cengir dan kemudian lari menyusul yang lain. Hah..sungguh hari yang sangat complicated.



******



Tok Tok



Tak ada jawaban. Tok Tok Tok. Aku mengetuk lebih keras dan memanggil manggil namanya.



“gyuri-ah..keluarlah! apa yang terjadi!” ujarku setengah berteriak. Aku baru akan mengetuk sekali lagi ketika ia membuka pintu. Ia terlihat sangat kacau.



“aku...aku sudah berbuat kesalahan besar..”lirihnya



“hah?”



Gyuri hanya menunduk. Rambutnya yang kusut membuatku tak bisa melihat ekspresi wajahnya sekarang. Apa dia sedang bercanda. Tanpa sengaja aku menangkap baju yang berserakan keluar lemari dan koper yang terbuka.



“kau mau kemana?” tanyaku, ia menunduk semakin dalam



Aku mendesis “hey kau mau kemana? Jawab aku dan tatap mataku”



“aku wanita jahat..aku tak pantas bersamamu..”



“hah?” lagi lagi aku hanya bisa mengatakan “hah” seperti orang idiot.



Ia mencengkram lengan baju kaus ku “maaf aku sudah menghianatimu”



****************



“hyunmin, menurutmu pa yang terjadi pada gyuri nuna?” ujar karam seraya mengeluarkan satu persatu barang belanjaan ke meja kasir.



Hyunmin mengangkat bahu “aku tak tau, menurutmu?”



Kara menatapnya kesal “issshh akukan bertanya pada mu!”



Dan kalian berhetilah mengambil makanan!” seru karam pada injun dan jay yang dari tadi bolak balik mengambil makanan dan barang barang yang tidak diketahui fungsinya apa.



************



“hey.menurutmu apa mereka akan berpisah?” tanya injun



“tidak tau..kalau kau penasaran harusnya kita tidak pergi tadi” jawab hyunmin melirik karam



“apa boleh buat, kita sudah ketahuan, jadi mau tak mau ya harus begitu!” bela karam karena ia merasa disalahkan sendirian



“kalau menurutku sih palingan Cuma pertengkaran biasa, mereka kan sudah dua tahun bersama” Tambah karam



“lamanya hubungan sama sekali tak ada pengaruh, bahkan ada orang yang sudah lima tahun pacaran diputusin lewat telpon” sindir jihwan. Sedangkan hyunmin sang objek sindiran pura pura sibuk mengacak-ngacak kantung belanja yang ia bawa.



“tapi kalau misalnya mika-hyung putus berarti kita semacam perkumpulan jomblo gitu ya” cengiran karam melebar. Jay mendelik “entah kenapa aku tak senang dengan sebutan itu”



“hal itu hanya akan menguntungkanmu, diantara kami kau lah yang paling tak populerkan? Kalau dihitung2 dari awal masuk sekolah kau sudah dapat berapa surat cinta?” ledek hyunmin.



Karam mendengus kesal, memang ia hanya mendapat paling banyak 5 surat cinta sejak pertama kali masuk sma. Berbeda drastis dengan teman-temannya yang lain yang bisa mendapat 5 surat cinta dalam satu minggu. “apa boleh buat, wajahku seperti perempuan begini” ujarnya pasrah



“bukan hanya itu, sifat anak-anakmu itu yang harus kau ubah, kau terlalu banyak bermain dengan laki laki, laki laki seumuran kita juga perlu bermain dengan cewek cwek hyung!” nasehat jay yang membuat hyung yang menganga. Bagaimana mungkin anak berumur 15 tahun dan tak pernah berpacaran ini berpikiran sedewasa itu.



“kalau ku pikir, hyung kau harus memanjangkan sedikit ponimu, dan juga lepas behel itu” tambah injun



Karam mempuotkan bibirnya “huh, jika aku panjangkan lagi maka aku akan dikira perempuan tau! Dan lagi behel ini belum waktunya untuk dilepas, lihat saja nanti gigiku akan rapi seperti jay!”



Jay yang berasa dipuji langsung tersenyum lebar memperlihatkan deretan gigi rapinya. Hyunmin walaupun giginya rapi, taring kirinya terlihat lucu, sedangkan injun punya gigi kelinci yang sebenarnya membuatnya semakin imut.



“tak apa apa, panjang kan saja ponimu sedikit lagi sampai alismu..lalu rambutmu juga harus menutupi telinga..pasti keren..kau ini tampan karamie! Kau bisa jadi model!” ujar hyunmin berlagak seperti hairstylis. Enath kenapa pmbicaraan mereka yang awalnya mengkhawatirkan mika dengan gyuri beralih menjadi tanya jawab tentang penampilan karam.



Jay menghentikan langkahnya dan menatap pintu apartemen mika. “hei..apakah lebih baik kita duduk diluar dulu?”



**************



Plak. injun memukul nyamuk yang baru saja mendarat dipipinya. Sayang sekali pukulan itu meleset dan membuat injun menggerutu “aish..wajahku akan bengkak gara gara nyamuk sialan ini”



“hey, disini semakin dingin. Jay ayo masuk kedalam” ajak karam. Sudah 30 menit mereka duduk dilantai lorong apartemen ini, angin malam hari ini luar biasa dingin. Sayang sekali ketika pergi tadi mereka tak sempat berpakaian tebal.



“sebentar lagi, nanti kita justru menganggu mereka” ujar jay yang sedang memeluk lututnya. Sepertinya anak itu juga kedinginan. Jay melirik ke arah kiri. Kemudian mendesis melihat hyunmin yang sudah tidur dalm posisi duduk begitu. Jay yang kesal menendang hyunmin sehingga membuat tubuhnya jatuh kelantai, dan terkulai didepan pintu. Diiringi tawa yang lain.



Hyunmin mengerjap-ngerjapkan mata ketika merasakan sensasi dingin lantai dipipinya. Dan merasakan benturan pintu dipunggungnya ketika baru saja akan bangkit.



“ah maaf” ujar gyuri yang kaget teryata ada hyunmin yang mengahalangi dipintu



“gyuri noona! Kau mau kemana?” seru jay ketika melihat tas travel besar yang sedang dibawa gyuri. Semuanya melangkah menuju gyuri noona, mengabaikan hyunmin yang kesakitan.



Gyuri menyelipkan rambutnya kebelakang daun telingan dan tersenyum kecil, kemudian membungkuk dalam “maafkan aku!”



Ia lari, sebelum mereka berempat sempat mengatakan apapun.



*******

Aku merasakan angin yang menghembus tengkukku, kemudian kuarahkan pandangan ke arah jendela yang masih terbuka. Rupanya sebelum pergi tadi mereka lupa menutup pintu. Aku menyeret badanku ke sudut ruanganngan dan menyandarkan pungungku kedinding. Menatap kosong TV yang sedang memutar acara komedi favoriteku. Tapi aku tidak tertawa, juga tidak menagis. Sesungguhnya aku tak tau apa yang kuarasakan. Perasaan apa ini.



Setiap tarikan nafas terasa berat. Detak jantungku sep[erti menghentak-hentak. Sendi sendiku lemas sedangkan otot otoku tersa kaku. Aku mngangkat tanganku dan meatapnya. Tanganku bergetar. Kenapa? Memangnya yang barusan kudengar begitu mempengaruhi metabolisme tubuhku?.



Tiba tiba terdengar derapan orang berlarih dari arah pintu. Aku tidak peduli siapa. Apakah gyuri yang kembali? Atau anak2 itu selesai berbelanja? Ataupu pengantar pizza aku tak peduli.



“Hyung!!!” tiba tiba wajah jay muncul dibalik Pintu dekat TV. Aku menatapnya. Aku ingin tersenyum kecil seperti biasa. Entah kenapa terasa berat sehingga aku tak yau seperti apa wajahku sekarang. Yang lain menysul dibelakang jay dan menatapku dengan tatapan sama kawatirnya dengan anak itu.



Injun melangkah kearahku, ia menyipitkan matanya, kemudian terlihat terkejut dan duduk dihadapanku. “mika-hyung kau menangis?”



Hah? Menangis? aku?



“mika-hyung! Ada apa apa yang sebenarnya terjadi? kena—“ seru karam panik yang kemudian dihalangi hyunmin untuk terus berbicara



“hyung, gwenchana?” jay menyodorkan tisu padaku



“kenapa kau memberikan tissue? Aku tidak menangis, aku bahkan sedang tersenyum sekarang” aku merusaha menarik sudut bibirku, untuk memperlihatkan bahwa aku baik baik saja



Injun mengigit bibirnya. Sepertinya aku gagal. “apa aku benar menagis? Aku sedang tidak tersenyum? Lalu seperti apa wajahku sekarang?” lirihku seraya menutup wajahku dengan kedua telapak tanganku. Basah, pipiku basah. Entah kenapa aku tak merasakannya tadi.



Aku merasakan tepukan pelan dipungungku. Dikelilingi meraka yang khawatir padaku membuatku merasakan aura hangat dari masing masing mereka. “gyu..gyuri..”



“dihari itu..ketika ia sakit..salah satu temannya yang juga guru disekolah tempat ia mengajar datang menjenguk...”



Entah kenapa aku mengatakannya, aku berharap dengan memuntahkannya seperti ini, aku bisa bernafas normal. “mereka melakukannya..dia sudah menyukai gyuri sejak lama...dan mereka terbawa suasana..dan melakukannya”



Aku merasakan air mataku semakin derasa. Tak seharusnya aku menagis. Apakah benar aku meangis?. Aku terus memeluk lutuku dan merasakan himpitan benda hangat dia atas punggungku. Aku mengintip dari balik lenganku. Mereka sedang memelukku walaupun terlihat seperti menghimpit tubuh kurusku ini. “hey..berat..” ujarku dengan tangis yang tak bisa kutahan lagi. Aku bersumpah hanya kali ini aku akan meangis didepan meraka. Aku hyung mereka, seharusnya aku lebih kuat. Karena itu au berjanji, untuk kedepannya aku akan lebih kuat lahi, dan hal seperti ini tak akan terjadi lagi. Biarkan, hari ini aku menjadi mika si cengeng.



********



Karam menghentikan mobilnya secara tiba tiba, sehigga aku yang dari tadi melamun ke arah jendela, hampir membenturkan kepalaku ke dashboard.



“ya! Ada apa? Kucing lewat?” tanya hyunmin sewot dari belakang. Hari ini karam dan jay berbaik hati mengantarkan kami kesekolah karena mereka berdua di skor selama 2 minggu . Karam bilang ini sebagai tanda terimakasihnya sudah memberikan tumpangan padaku. Tapi aku tau, maksud mereka hanya untuk menyenagkan hatiku.



Karam menggeleng dan meoleh ke arah kami dengan tertawa kaku. “appa ku dan omma jay..” ujarnya sera menunjuk ke arah yang ia maksud



Jay menaikkan kepalanya, dan begitu menemukan sosok ommanya ia segera menunduk. Aku geleng geleng kepala “percuma..kita sudah tertangkap, percuma kau sembunyi jay”



“ayo kita keluar..” ajak hyunmin yang tanganya sudag hampir membuka pintu, tiba tiba karam mengunci semua pintu mobil.



“ya! Apa yang kau lakukan?!” teriak hyunmin



“kay tidak lihat? Disana ada ghun! Dia pasti sudah menjelek2kan aku bahkan kita! Sekarang masih ada waktu, pasang sabuk pengaman kalian, aku akan berputar dan memasang kecepatang penuh!”



Aku menghentikan tangan karam yang akan menarik tuas gigi. Dan menatapnya tajam “sampai kapan mau lari seperti ini?”



Karam tertegun, “kita semua sudah merasakannya? Kita sudah berlari cukup lama berlari dari hal hal yang kita benci dan memilih untuk selalu menghindarinya agar selalu berada dijalur aman, apakah tidak capek terus berlari seperti itu?” aku menyadari hal ini, menceritakan hal yang sebenarnya pasti sulit. Menjelaskan hal yang sesungguhnya pasti sulit. Karam yang akhirnya memilih jujur pada injun, gyuri yang memilih jujur padaku. Meskipun itu pahit, tapi ini masih lebih baik dari pada hal itu membunuh secara perlahan.



“karam-hyung..aku mau bicara dengan omma..mika hyung benar..aku..seharusnya tak menghindar seperti ini..aku hanya terus melakukan kesalahan yang sama..aku..aku harus merubahnya..” ujar jay seraya menepuk pundak karam



“tapi...”



“karam-ah, kau tau kan? Jujur dan menghadapi resiko itu adalah hal yang terbaik..aku memang tak berhak berkata seperti itu terkait masalahku dengan ibuku, tapi paling tidak aku sudah berusaha, membuatnya menerima aku yang seperti ini” hyunmin menjulurkan badannya dan mmebuka kunci pintu mobil



“beberapa hal ada yang hanya bisa dikatakan lewat kata kata..dan beberapa hal juga..tidak bisa disampaikan hanya dengan kata kata saja” tambah injun yang kebetulan duduk dipinggir dan memilih untuk keluar. Ia berputar menuju bagian pintu kemudi dan membuka pintu.



Akupun keluar, diikuti yang lain. Kami semua menuju karam yang masih saja tak bergeming meskipun pintu didekatnya sudah terbuka dari tadi.



“tak ada yang perlu kau takutkan, kita semua ada untuk membelamu” ujarku “dan membela jay juga” lanjutku tersenyum seraya kearah jay



Karam menghela nafas dan menatap kami satu persatu. Akhirnya iapun keluar dan mengalihkan pandangannya ke arah appanya yang melipat kedua lengannya didada, sedangkan disamping appa ada ghun yang ekspresi wajahnya sama sekali tidak bisa dibaca. Karam membalas tersenyum sinis.



Aku tau, kalian kuat



******

Aku mengetuk-ngetukan kakiku ke lantai dengan pelan, sudah hampir 20 menit aku duduk didepan ruang guru bersama injun dan hyunmin. Injun sibuk dengan hape-nya sambil sekali sekali mengarahkan pandangannya kepintu ruang guru berharap karam dan jay keluar. Sedangkan hyunmin..dia tidur. Ya, hanya tidur dengan posisi duduk, sungguh aku tak akan pernah mengerti akan anak ini sampai kapanpun.



“hyung! Apa menurutmu sebaiknya aku masuk juga? Kau tau..sedikit banyaknya aku terlibat..”ujar injun pelan seraya mengigit bibir, terlihat jelas kalau ia sangat sangat khawatir saat ini.



Aku menggeleng “sebaiknya kita tunggu mereka keluar” aku tak ingin appa karam dengan ringannya menampar pipi injun yang sekarang juga sudah cukup babak belur seperti yang ia lakukan pada karam ketika di gerbang tadi. Ia langsung menampar anaknya dengan sekuat tenaga, kau tau? Aku bisa melihat darah kembali mengalir dari sudut bibirnya, mungkin lukanya yang kemarin kembali terbuka.



Bertolak kebalikan dengan jay yang tadinya berucap seperti gentleman ternyata hanya bisa menunduk ketika bola mata besar omma nya melotot ke arahnya. Aku heran kenapa aku bisa memiliki teman yang absurdnya berlebihan begini.



“injunieeee..injuniee baby bunny!!!” sebuah teriakan khas menggema di lorong ini membuat kami serentak menoleh ke arah sumber suara. Bahkan hyunmin pun jadi terbangun.



“minah...sstttttt!!!!!” injun berlari kearah minah dan langsung membekap mulutnya. Bukannya kaget, minah malah terlihat tersipu. Bertambahlah makhluk aneh satu lagi.



“injunie! Kau tau aku kaget ketika mengetahui kau ada di sekolah hari ini! Kukira aku tak akan melihatmu selama dua minggu huweeee” rengeknya sambil memeluk injun,dan injun hanya menatapku dengan tatapan pasrah. Yah, tak ada gunanya memberi perlawanan terhadap anak ini.



“hei kalian yang disana, kenapa berpelukan didepan guru” ujar hyunmin yang entah kapan bangunnya



Minah melepaskan pelukan dan mempoutkan bibirnya kemudian melangkah mendekati hyunmin. “kenapa? Kau cemburu?”



Hyunmin hanya menatap datar minah kemudian berkata “ani..” degan nada yang sangat dingin, lagi lagi minna mempout-kan bibirnya.



Tiba tiba pintu dari ruang guru terbuka dan terlihatlah wali kelas karam yang dulu adalah guru fisika ku ketika kelas 2. Lim sonsaengnim. “mika..kau masuklah..yang lain tunggu diluar dan tenanglah sedikit”



*******

Aku berjalan mengikut langkah lim sonsaengnim dari belakang, terlihat semua orang diruang guru sedang menatapku, entah apa arti tatapannya. Akhirnya aku sampai dihadapn orang orang bermasalah ini. Jay da karam, beserta omma jay, appa karam, wali kelas jay dan wakil kepala sekolah.



“ada apa? Sonsaengnim?” tanyaku dengan suara tertahan



“Tolong cabut jabatan Park hyuncheol, Lee Injun, dn Jeon jihwan dari OSIS. Dan pastikan mereka tidak akan diperbolehkan menduduki jabatan osis lagi sampai mereka tamat dari sekolah ini” ujar wakil kepala sekolah dengan sangat lancar



“hah?” aku langsung mengarahkan pandanganku ke dua anak itu, mereka berdua sama sama tersenyum pahit. Aku menelan ludah.



“tapi...sonsaengnim...mereka sudah berusaha keras..mereka sudah mengerjakan tugas dengan sangat baik..dan lagi..sebentar lagi festival sekolah akan digelar tidak mungkin mengganti----“



“oke masa jabatan mereka habis setelah festival sekolah usai” potong wakil kepala sekolah



************



Injun mengacak-acak rambutnya “arggh kenapa tadi kita ngga ikutan masuk”



Hyunmin hanya mengangkat bahunya “kalau aku sih lebih baik diluar saja, kau tidak tau bagaimana kalau omma nya jihwan marah. Mengerikan”



Injun mengagkat sebelah alis-nya agak agak tak percaya dengan perkataan hyunmin. Tapi tiba tiba saja minah kembali menempel dan melingkarkan tangannya dileher injun “oppa jangan sedih, ada aku disini”



Injun menatap minah risih “lepas kan, aku bukan oppa mu, kita ini hanya teman sekelas”



“aaaahhhh! Oppaaa!!!” rengek minah



“minah?”



Rengekan minah berhenti dan seketika ia melepaskan pelukannya dari injun dan menggaruk garuk kepalanya. Injun dan hyunmin hanya bisa saling berpandangan. Ada apa ini?.



********



Akhirnya kami boleh keluar. Aku menghela nafas, telingaku saja panas mendengar omelan omelan mereka. Apa lagi anak anak ini.



“minah?” ujar omma jay, akupun segera menautkan alisku, bagaimana omma jay bisa kenal minah?. Minah yang tadinya sedang bermanja-manja kepada injun segera melepaskan pelukannya dan terlihat bingung. Nah lo?. Aku menoleh ke arah jihwan, ia hanya mengangkat bahu pertanda juga tak mengerti atas situasi ini.



“ahjumma...annyeong..” ujarnya pelan



“eng..annyeong...kau..pacarnya injun?”



“Ani!” seru injun langsung yang membuat omma jihwan menatapnya bingung, kemudian ia kembali mengarahkan pandangannya pada minah yang sedang mengigit bibirnya.



“ngomong ngomong..kenapa ahjumma ada disini?” tanyanya basa basi



“aku sedang mengurus anakku, apa kalian sudah saling kenal? Ini anakku jeon jihwan” omma jihwan merangkul anaknya yang sekarang keningnya sudah berkerut



Minah menutup mulutnya kaget “jadi ini jeon jihwan? Jeon jihwan yang ini?

Tunanganku?”



dan jihwan sudah seperti orang yang terhisap nyawa-nya.



*************



Setelah hari hari kacau itu berlalu, mau tak mau bumi masih tetap berputar pada porosnya. Sehingga sekarang akhirnya tiba lah hari festival sekolah. Ternyata ada untungnya juga karam dan injun di skor selama 2 minggu persiapan dapat dilakukan lebih cepat. Semuanya terlihat bersemangat, yah setelah ini Injun, karam dan jay bukan lah anggota Osis lagi. Aku entah bagaimana, perasaanku sekarang sedikit kacau.



Tapi, aku berterimakasih pada semua kekacauan ini. Dengan kesibukan kesibukan ini sedikit demi sedikit rasa sakit hatiku pada gyuri mulai berkurang, sedikit demi sedikit luka dihatiku mulai kering. Tapi adalah sebuah kebohongan kalau aku mengatakan kalau aku sudah tidak mencitainya. Sampai sekarang aku masih mencintainya, tidak berkurang sedikitpun dari yang sebelum-sebelumnya.



Tapi yah...aku harus melupakannya..melupakannya kemudian..move on



“Hyung!” seru karam membuyarkan lamunan galauku



Aku menoleh dan melihat memberi isyarat untuk mendekat dengan tangannya. “apa yang kau lakukan! Sebentar lagi pembukaan akan dimulai dan ingat yang membukanya adalah kau dasar ketua osis phabo!”



Aku tersenyum meskipun sebenarnya dengan kata kata karam yang seperti itu membuatku ingin menempeleng kepalanya. Aku memendarkan pandanganku. Injun yang sedang berdiskusi dengan murid yang lain mendiskusikan urutan acara pembukaan yang akan dibawanya. jihwan yang masih sibuk berkeliling untuk mengecek properti yang masih kurang. Hyunmin yang sibuk mengumpulkan laporan-laporan persiapan terakhir dari kelas kelas. Dan karam yang sibung mengkoordinir staf staf. Semua sibuk dan terlihat menikmatinya. Ini festival terakhirku disekolah jarena tahun depan aku akan lulus, karena itu aku juga tak boleh kalah semangat dari mereka. Hwaiting!!!.



tiba tiba hape-ku berbunyi, ada 4 pesan yang masuk. aku terkekeh tertahan.



mereka brempat mengirimkan pesan yang sama berisikan. "Hyung! setelah pembukaan ini kita berkeliling bersama yaaaa :)"
                 
サヨナラをありがとうに変えて僕らは今旅立とう
(sayonara wo arigato ni kaete bokurawa ima tabidato)
we will leave for a trip now, not goodbye but thank you

******

THE END
---NEXT ON AFTER STORY--



1 comment:

  1. Anonim mengatakan...:

    ada kelanjutannya kak eon? keren T..T)b

Posting Komentar