FF oneshoot SECOND TRY

Sabtu, 19 November 2011

Halooooo~~~~~ setelah sekian lama hiatus akhirnya saya nge-post juga dan bikin FF*yeeeee
Ini After story FF aku yang sebelumnya, yang PRECIOUS MATE itu loh,,inget ngga?*hening
kalau ngga ingat silakan di check^^hohoho

Nah, ini ceritanya si injun setelah hatinya patah remuk redam oleh jiyeon sahabatnya sendiri
kan kesian juga si injun ngga dikasi pasangan yah?
nah nah nah... gimana ya ceritanyaa
check this guys!!!


DONT COPY
DONT BE A SILENT READERS

ps : kesamaan nama tokoh, tempat, situasi dan lain lain tidak memiliki unsur kesengajaan karena semuanya murni dari alam bawah sadar alias hayalan author sendiri, gamsa:)




Title : Second Try

Author : Haslin Panda

Cast

Lee in jun

Nanami abe

Kim hye mi

Park ji yeon

Woo hyunmin

Other cast


*******

Suasana bus sekarang kasak kusuk, pak guru terlihat sangat panik sesekali melihat jam dan sesekali meihat kearah gerbang. Menurutku wajar saja pak guru panik begitu, bis pertama dan kedua sudah berangkat 10 menit yang lalu. Sedangkan bis kami masih saja terparkir dihalaman sekolah.

Yah, karena ada seorang murid yang mengaku kesiangan, jadi untuk bus ketiga yang kunaiki ini terpaksa harus menunggu kedatangan anak itu.

“siapa yang telat sih...” gumamku kesal

“nana tidak tau siapa yang telat?” ujar hyemi dari belakang.

“memang siapa” tanyaku seraya menoleh kebelakang

“nanti juga kau akan tau..” katanya sambil tersenyum usil

“ya! Kenapa begitu,,lagipula kenapa kau biarkan aku duduk sendiri disini?” seruku

“nana-ah..biarkan pas study tour ini aku bersama pacarku yang tampan ini!” ucap hyemi sambil menunjuk cowo yang sedang duduk disebelahnya. Aku hanya memanyunkan bibirku dan mengarahkan pandangan kejendela mobil.

Dari kejauhan aku melihat seseorang yang berlari ke arah bus. Ia melambai lambaikan tangannya. Semua siswa yang diatas bus mengalihkan pandangan mereka ke arah jendela. Akhirnya orang yang telah menunda keberangkatan kami datang juga. Dan dia adalah LEE IN JOON??!.



Terlihat seorang cewek dan cowok turun dari bus dan memarahi injun. Yah, mereka hyunmin dan ji yeon. Injun terlihat menjelaskan alasannya terlambat, lalu akhirnya mereka naik ke bus karena dipanggil pak guru.

Aku tidak percaya?!. Aku akan berada di bus yang sama dengan lee injun?. Omo~..apa yang harus aku lakukan, aku tidak mau bertemu dengannya. Aku mengalihkan pandanganku kebelakang, dan memperlihatkan wajah cemasku pada hyemi. Sedangkan hyemi hanya menggeleng gelengkan kepalanya.

“bisa bisanya kau telat dihari seperti ini...” omelan pak guru terdengar ke telingaku

“joesonghamnida..aku ketiduran dan orang orang ini tidak membangunkanku..” tuduh injun sambil menunjuk ji yeon dan hyunmin-ah

“ya!bagaimana bisa kau berkata begitu injunie..lihatlah histori panggilanmu! Itu semua dariku..” bela ji yeon

“sudah sudah...kalian duduklah..kita akan segera berangkat..” kata pak guru

“omo..aku duduk dimana?” tanya injun yang tak melihat bangku kosong

“mian injunie..kami berdua duduk disini,,dan kami juga tak sempat mencarikan tempat duduk untukmu....” ujar ji yeon, injun menatap ji yeon dengan kesal.

“apakah masih ada tempat duduk yang kosong teman teman?” seru hyunmin si mantan ketua osis

“ada!! Disebelah nana kosong hyunmin-ssi!!!” sorak hyemi sambil mengangkat tangannya. Aku langsung memalingkan mukaku kebelakang, dengan ekspresi wajah, apa yang kau lakukan?!. Hyemi tersenyum senyum sambil mengacung acungkan jempolnya.

“aku duduk disini ya...” tiba tiba sebuah suara mengagetkanku, dengan berat aku mengalihlkan padanganku ke sumber suara itu.

“ah..i...iya..” ujarku sambil tersenyum, tapi gugup tidak tersembunyikan dari wajahku. Injun menatapku dan tersenyum kecil.

Buspun mulai melaju. Dari tadi aku sibuk mengotak ngatik hape-ku, walaupun sebenarnya aku tak tau apa yang akanku lakukan dengan hape ini. Yang penting perasaan gugupku tidak akan diketahui injun. Aku memperhatikan injun dengan sudut mataku.

Ia memejamkan matanya. Tapi aku tak tau ia tertidur atau tidak. Telinganya dihiasi headset berwarna hijau. Ya, hijau adalah warna kesukaan injun. Tanpa sadar sudah 5 menit aku menatap wajah tidurnya sampai hyomi mencolek pelan bahuku.

“apa yang kaulakukan?” tanyanya tanpa suara. Aku hanya tersenyum kikuk, begitu mengetaui hyomi mendapatiku memperhatikan injun seperti ini.

********

Sudah 1 jam perjalanan, dan dibutuhkan sekitar 30 menit lagi untuk sampai ke tempat tujuan study tour kami. Tidaaakkk,,berarti 30 menit lagi kebersamaanku dengan injun akan berakhiiir. Tiba tiba hapeku bergetar.pesan dari Hyemi.

Kita hampir sampai, paling tidak ajaklah ia berbicara agar hubungan kalian tidak semakin aneh

Hyemi benar, paling tidak aku harus berbicara dengannya, tapi bagaimanaa,,,dari tadi ia tidur begituuu,,,aku menyenderkan kepalaku ke kaca mobil. Ciiitttttttt. Mobil mengerem mendadak sehingga aku terdorong kedepan, begitu pula dengan injun.

“whooaaa,,,ada apa???” serunya ketika sudah berhasil terbangun dari tidurnya

“aa,,ani,,sepertinya Cuma ngerem mendadak...” jelasku

“ooh,,” gumamnya dengan mulutnya yang berbentuk trapesium begitu, dan mengambil ancang ancang untuk tidur lagi. Ti..tidak bisa, ini kesempatanku, jangan sampai ia tertidur lagi.

“i..injun-ah....” panggilku, ia kembali membuka matanya.

“ah...te,,temani aku ngobrol,,,aku suka mual kalo naik bus begini” gyaahhh alasan apa itu? kenapa tidak terpikirkan olehku alasan yang lebih baik?.

“eh,,,jadi dari tadi kau menahan mual?” tanyanya dengan nada yang sedikit khawatir

“ah,,ah,,lu,,,lumayan..” jawabku melanjutkan kebohongan, padahal aku merasa sangat sehat

“aku punya obat mual, kau mau?” ujarnya sambil mengacak ngacak tasnya

“ahh tidak usah” ujarku sambil menahan tangannya, “aku,,,sudah mendingan,,” alasanku

“sebenarnya aku juga suka mual diperjalanan, makanya aku tidur begituu” akunya

“eh? bnarkah?” syukurlah, kukira ia tidur karena menghindari berbicara denganku. Ia mengangguk,

“kalau begitu kita ngobrol saja biar tak mabuk darat” ujarnya seraya tersenyum, injun kalau tersenyum maka eyesmilenya akan muncul, aku suka melihatnya tersenyum seperti itu.

“apakabarmu? Sudah lama kita tidak ngobrol,,” tanyanya tiba tiba

“eh,,aku baik baik saja, iyaa sudah lama sekali yah”

Memang benar, sejadian peristiwa penolakan itu, aku tak punya keberanian untuk berbicara atau melihatmu dari dekat. Sejak peristiwa itu aku selalu berusaha menjauh darimu, melupakanmu. Aku benar benar ingin melupakanmu, tapi sekarang kau malah ada dihadapanku seperti ini, menatapku dengan matamu yang jernih begitu.

“oh ya, kau tau, ku dengar TVXQ pernah ada pemotretan disana” bisik injun

“heee?? Benarkah? Bagaimana kau bisa tauu??” tanyaku kaget. Ia kembali mengacak ngacak tas-nya. Dan menyodorkan sebuah majalah kepadaku.

“lihatlah,,,aku tau lokasi ini, ketika jam bebas aku berencana akan mengunjungi tempat ini” jelas injun girang

“whoaa,,,,keren!! Aku juga mau kesini!” seruku yang kemudian kusesalkan, kenapa aku mengatakan ini?, injun tidak mengajakku kan?!.

“kau mau ikut?” tanya injun

“bo,,bolehkah..?” kataku ragu ragu. Injun mengangguk, dengan senyumnya yang seperti mashimaro itu. Oh god! Kenapa hal ini baru datang disaat semuanya akan berakhir?.

***********

“ya, apa saja yang kalian bicarakan tadi?” tanya hyemi ketika jam makan siang, kami sudah sampai di gyeongbok , dan sekarang sedang menikmati makan siang disalah satu restoran disana.

“hmm? Aku yakin kau menguping apa yang kami katakan, jadi tak perlu kuceritakan,” jawabku santai seraya menyeruput cola ku.

“ishh,,aku tidak mengupingmu!” kilah hyemi

“bohong,,,dia menguping semua percakapan kalian dengan serius” ujar junki

“benaaar kan, pacarmu saja sudah mengatakan begitu” seruku sambil memutar mutarkan sumpitku ke arahnya

“ara ara maafkan aku,,ini ku beri kimchiku sebagai permintaan maafanku” kata hyemi sambil menyodorkan kimchi-nya kehadapanku. Aku menatapnya geram.

“ya! Kau bercanda! Aku tak suka kimchi, dan kau tau persis itu!” seruku kesal, anak ini tidak pernah berhenti bercanda.

“dasar orang jepang,,,” ejek hyemi. Aku hanya bisa tertawa mendengar ejekannya itu, sudah menjadi makanan sehari hariku. Aku tau ia tak punya maksud apa apa berkata begitu. Malah palingan dia bangga punya sahabat orang jepang sepertiku. Kekeke

“jadiiii,,,kau akan pergi bersamanya di jam bebas nanti?” tanya hyemi , aku menggeleng. Hyemi menatapku heran.

“kenapa?” tanya hyemi lagi

“molla, aku tidak ingin memulainya lagi, kemarin itu sudah cukup sakit” lirihku sambil memainkan sedotanku.

“ya! Dimana nana yang dulu kukenal? Kenapa kau jadi penakut begini??”

“aku sudah berjuang hyemi-ah,, dan aku sudah mendapatkan hasilnya,,”

“berjuanglah sekali lagi, kita sebentar lagi lulus, mungkin ini adalah kesempatan terakhirmu..” ujar hyemi seraya menggenggam tanganku. Aku menatap hyemi, tatapan matanya terlihat sangat meyakinkan. Aku menunduk, “mollayo,,,” lirihku, karena masih teringat dengan jelas rasa sakit yang kurasakan sebulan yang lalu.

NANA Flashback

Aku tau kau selalu bersamanya, aku tau kau selalu ada untuknya, aku tau kau menyukainya, dan aku juga tau kau selalu merasa sakit karenanya. Tahun ini aku sekelas dengan injun, setiap istirahat dia selalu pergi kekelas jiyeon atau jihwan. Mereka bersahabat, aku tau itu. mereka bersahabat tapi seakan terpisah dari dunia luar.

Hari itu gosip jiyeon dan mantan ketua osis woo hyunmin merebak luas. Dimana mana tersebar selebaran foto mereka berdua. Aku memperhatikan injun, beberapa hari ini ia terllihat muram, tapi anehnya ia menolak ajakan jihwan untuk membantu membereskan kekacauan yang terjadi. Karena biasanya apapun yang terjadi pada jiyeon , jihwan dan dia akan sgera turun tangan.

Injun keluar kelas, dan tak kembali lagi, kupikir ia membolos, akupun permisi untuk ke toilet sebentar. Sekembalinya dari toilet aku melihat injun diujung lorong sekolah, ia mencabuti satu persatu selebaran itu, ada tumbukan kertas yang sudah sangat banyak disampingnya. Ya?. Apakah itu yang ia kerjakan sedari tadi? Dia membolos hanya demi ini? Tapi tadi ia bersikap tak peduli?! sebenarnya apa yang anak itu pikirkan?. Aku tak tau, tapi semenjak saat itu aku tak bisa melepaskan pandanganku darinya.

Difestival musim panas, injun dan teman temannya tampil sebagai performer, mereka sangat keren dan juara. Disana woo hyunmin menyatakan cintanya kepada jiyeon. Sungguh adegan pengakuan yang sangat indah, tapi ketika kualihkan pandanganku kearah injun, ia terlihat tersenyum. Aku jadi ragu, itu senyum yang sesungguhnya kah?.

Berkat semangat dari hyemi, akupun memberanikan diriku untuk meyatakan suka padanya. Akupun tak tau dari mana keberanian itu datang.

“i,,injun-ah,,aku,,aku memperhatikanmu akhir akhir ini,,” aku menunduk dalam

“eh? Memperhatikanku?”

“a,,aku,,aku suka padamu” ujarku seraya menatapnya malu malu, injun terlihat kaget.

“kau,,kau suka padaku?” katanya sambil menunjuk nunjuk dirinya sendiri. Aku mengangguk.

“aa..bagaimana yah..” ia menggaruk garuk kepalanya, “nana-chan..” lanjutnya. Eh? Dia memanggilku nana chan?.

“maaf,, tapi aku menyukai orang lain..” dengan senyum bersalahnya

Entah bagaimana persaanku ketika itu. “jiyeon kah?”

“eh?”

“kenapa kau menyukai orang yang bahkan tak menyukaimu?”

Injun terdiam, kemudian berkata “ asal ia tersenyum itu sudah cukup bagiku” dan iapun mulai melangkah pergi.

“kau,,kau seperti orang bodoh injun-ah!!” seruku ketika injun mulai menjauh, ia menghentikan langkahnya dan berbalik.

“mungkin?” ujarnya dengan senyum.

FLASHBACK END

“kau lihat, kau tidak kasihan apa, injun jadi obat nyamuk begitu” ujar hyemi yang membuyarkan lamunanku, aku melihat kearah yang ditunjuk hyemi. Disana terlihat injun, jiyeon dan hyunmin tertawa bersama.

“ia terlihat baik baik saja..” ujarku kemudian, hyemi Cuma bisa geleng geleng kepala.

*********




Hari ini kami mengunjungi Alpujjang palace . Benar benar istana yang sangat cantik. Aku, Hyemi dan junki sibuk berkeliling dan berfoto foto. Tiba tiba mataku menemukan sosok injun yang duduk sendirian memakan icecreaim seraya memperhatikan keadaan sekitar. Dan mata kami bertemu, Injun tersenyum dan akupun membalas senyumannya.

Tiba tiba hyemi mendorongku, dan memberi isyarat untuk menghampiri injun. Aku menggeleng pelan, tapi hyemi tetap memaksaku. Akhirnya akupun memutuskan untuk menghampirinya, karena kupikir selain demi kebaikanku, hyemi memaksaku begini demi kebaikannya juga, yaitu ya pengen berduaan dengan junki!.

“hai..” sapa injun ketika melihat aku berjalan menghampirinya, aku tersenyum kecil kemudian duduk disebelahnya.

“kenapa kau meninggalkan temanmu?” tanyanya

“aku tak mau menganggu mereka berduaan,,,hehe” jawabku asal. Injun hanya meng-O kan jawabanku dan suasana menjadi hening.

“aku,,sebenarnya aku juga sepertimu...” ujarnya memecah keheningan

“eh..?”

“hhehe. Aku juga tak mau menganggu kencan mereka, jadi kubilang aja kakiku sakit..” lanjtnya seraya tertawa miris. Bagaimana bisa ia tertawa padahal didalam sangat terasa sakit.

“injun-ah, kumohon, berhentilah memaksakan diri begitu”

“eh..?”

“ kau selalu memaksakan tertawa didalam, padahal didalam hatimu sangat hancurkan,?” ujarku sok tau

“aku tidak memaksakan diriku kok, aku sudah memutuskan untuk melepaskan jiyeon ke tangan hyunmin,..”

“benarkah? tapi kelihatannya kau sedang memaksakan dirimu,..kau harus melupakannya jika kau tidak ingin sahabatmu kecewa..”

“ya, aku tau, aku dalam proses untuk itu, biasanya ada jihwan yang selalu membantuku.., tapi sekarang dia ngga ada, jadi,,,aku harus melawannya sendirian.hehehehe,,.”

Aku tak tau harus berkata apa, aku sangat sedih kenapa dia tak bisa mengalihkan pandangannya dari jiyeon. Padahal aku sudah berusaha begitu, tapi tak sekalipun ia memandangku.

“ini,,ini study tour terakhir kita di SMA, jadi sebaiknya kita bersemangat!” seruku setelah hening beberapa saat, injun menatapku, dan tersenyum.

“benar juga, aku harus bersemangat!” seru injun sambil mengenggam tangannya, aneh memang, karena injun adalah tipe orang yang selalu menyemangati orang lain.

“besok jadikan kita ke gyungsam park?”

“ah, kau benar mau ikut?”

“tentu saja! Jangan melupakan aku kalau mau kesana oke..”

“gomawo, nana-chan:)”

*********

“injun-ah,jam bebas nanti kita ke toko souvenir yaah,,jay, hara dan haewon onnie banyak nitip oleh oleh ni..” saran jiyeon ketika jam makan malam

“kasian sekali si hara tidak bisa ikut study tour..” ujar hyunmin seraya menahan tawanya

“lagian, siapa suruh tanding banyak makan sama jay sebelum hari keberangkatan, udah jelas jelas jay yang bakal menang, teparkan jadinya..” lanjut injun

“ahh,,kalian ini jangan membicarakan orang dibelakang!” bela ji yeon

“ah, ngomong ngomong aku tak bisa ikut beli oleh oleh bersama kalian..” ujar injun tiba tiba

“lo? Kenapa?” tanya hyunmin heran

“aku ada janji...”

“eh? Janji? Janji kencan??” seru jiyeon, injun mengangguk.

“dasaaar injun,,” ledek hyunmin

“siapa cewenya? Aku mau tau..” tanya jiyeon yang emang protektif dengan sahabat kesayangannya ini.

“besok kau akan tauu..” ujar injun menahan tawa

********

Aku duduk dilobi hotel, menunggu sendirian. Hyemi dan junki sudah pergi dari setengah jam yang lalu. Begitu pula dengan teman teman lain yang menikmati jam bebas mereka. Sedangkan aku, menanti injun yang tak kunjung datang.

Dari kejauhan aku melihat sosoknya, akupun berdiri dan hendak memanggilnya. Tiba tiba suaraku tercekat karena melihat cewek yang bersamanya, park ji yeon.

“aah! Nana chan!” panggil injun sambil melambai lambai, ia melangkah kearahku seraya menarik tangan ji yeon.

“perkenalkan ini sahabatku jiyeon” ujar injun kemudian, jiyeon menjulurkan tangannya, dan akupun membalas ulurannya.

“nanami abe...aku teman sekelas injun” ujarku yang sebenarnya sedih menyebutkan kata teman

“eh? Kau orang jepang,? wahh bahasa koreamu lancar sekali, aku park ji yeon, senang berkenalan denganmu!” balasnya ramah, ternyata jiyeon tidak sejahat yang sering orang katakan, yah, ia sangat setia pada hyunmin dan tak pernah berpaling ke cowo lain. awalnya cewe satu sekolahan membencinya, tapi sekarang sepertinya jumlah haters-nya sudah berkurang.

“jiyeon-ah akan ikut bersama kita” kata injun girang

“eh?”

“maaf yaa,,aku menganggu kencan kalian, aku sendirian di jam bebas ini, hyunmin sedang rapat panitia, jadiii injun mengajakku, tapi kalau keberatan aku menunggu hyunmin selsai rapat saja” jelas jiyeon

“sudahku bilang ini bukan kencan!” seru injun sambil menempeleng kepala jiyeon “appayoo!!!” teriak jiyeon. Kebersamaan mereka terlihat sangat sangat akrab, padahal aku ingin membuat injun melupakan jiyeon, tapi sekarang, dia malah membawa serta jiyeon?.

“ba,,baiklah,,tidak apa apa kok..makin rame makin asik kan” ujarku penuh senyum, dan tawapun muncul dari wajah injun dan jiyeon.

*******

Perjalanan yang awalnya kukira indah malah menjadi perjalanan yang paling buruk bagiku. Apa apaan ini, aku hanya menonton keakraban mereka. Kenapa tak sedikitpun mereka memikirkan perasaanku. Aku yakin injun masih ingat akan pernyataan suka sebulan yang lalu, tapi kenapa dia malah seperti ini. Aku cemburu!

Aku menyeruput mie ku dengan kesal. Padahal jika dimakan dengan hati yang tenang mie ini akan terasa nikmat, tapi karena keadaan hatiku seperti ini, sekarang mie enak ini berasa hambar.

“kau lapar sekali ya..”ujar injun yang menahan tawa ketika melihatkan cara makanku, ia mengelap kuah mi yang menempel dipipiku dengan serbet,

“menyebar kemana mana tuh” lanjutnya kemudian meneruskan makannya, gawat mukaku memerah. Jangan sampai ada yang mengetahuinya akupun melanjutkan makanku seraya menunduk, tanpa kusadari dari tadi jiyeon menatapku.

Akhirnya makananpun habis kami lahap. berkeliling membeli oleh oleh kesana kemari membuat kami kelaparan.

‘ah, aku ketoilet sebentar ya” ujar injun meninggalkan bangkunya, sehingga tinggallah aku dan jiyeon. Karena tak tau apa yang harusku bicarakan aku diam saja, dan memakai senjata utamaku, pura pura sibuk dengan hape.

“ah,,nana-ssi..” panggil jiyeon pelan, akupun menoleh.

“kau,,serius menyukai injun?” tanyanya tiba tiba

“hehhh????tidak!” jawabku spontan, kenapa tiba tiba ia menanyaiku seperti itu.

“kau jangan bohong, mukamu memerah tuuh..” goda ji yeon, aku memalingkan wajahku.

“aku,,sudah ditolaknya..”lirihku

“benarkah? Kau sudah menyatakannya??” tanya jiyeon yang juga kaget. Aku hanya mengangguk

“erm,,tapi kurasa kau masi punya kesempatan..”

“eh?”

“jarang sekali injun berinisiatif mengajak seorang cewe jalan jalan”

“ah itu, karena lantaran dia tak punya teman kan?”

“injun kadang kadang suka pergi sendiri kok” ungkap jiyeon

“berusahalah! kumohon buatlah injun bahagia” ujarnya kemudian. Aku menatap jiyeon, matanya terlihat bersungguh sungguh, sepertinya ia sangat menyayangi injun.

“kau merasa bersalah pada injun? Apakah kau pernah memikirkan persaan injun ketika melihatmu dengan hyunmin?” tanyaku tiba tiba, entah kenapa aku merasa hanya injun yang paling menderita diantara mereka bertiga dan ini sangat tidak adil.

Jiyeon terdiam, yah, aku tau ini bukan urusanku sama sekali. Akupun menyesal telah melontarkan pertanyaan yang kejam begitu terhadap jiyeon.

“aku,,aku tak tau harus bagaimana, aku benar benar bingung, aku menyayangi mereka berdua dalam konteks yang berbeda, aku menyukai hyunmin sebagai seorang cowo, sedangkan injun dan jihwan sudah kuanggap sebagai saudara kesayanganku. Ketika bersama hyunmin aku selalu berusaha menjaga perasaan injun. Dan ketika bersama injunpun aku harus menjaga perasaan hyunmin. Aku tak tau apa yang harus ku lakukan,” jelas jiyeon, aku hanya diam, ternyata hubungan diantara mereka sangat rumit.

“jadi aku memutuskan untuk diam saja, seolah olah tak ada yang terjadi diantara kami, aku tidak ingin ada yang tersakiti, aku egois bukan? Aku tak bisa melepaskan salah satu dari mereka, aku bingung, aku benar benar tak tau” ujar jiyeon yang sudah mulai sesegukan, aku menepuk bahunya.

“kuharap injun bisa melupakanmu dan menemukan cinta yang baru..” ujarku berusaha menenangkannya. Jiyeon mengangguk pelan.

“hapuslah air matamu, injun sudah datang” lirihku ketika melihat sosok injun dari kejauhan. Jiyeon segera menghapus air matanya kemudian berdiri.

“injun-ah! Tadi aku dapat telefon Hyunmin sudah selesai rapat, dan sekarang dia mau mengajakku jalan jalan, bagaimana? Kau mau ikut?” tanyanya riang, anak ini hebat skali menyembunyikan persaannya.

“eh? Begitu mendadak, kalau begitu,,kalian pergi saja,,aku tidak,,ikut..” ujar injun tersenyum

“baiklah aku pergi dulu yah..nye nana-ssi” pamit jiyeon dan melongos pergi. Injunpun duduk dihadapanku. “syukurlah anak itu bisa jalan jalan sama hyunmin..”

Entah kenapa aku yakin yang tadi itu alasan yang dibuat buat jiyeon, karena ia tak menerima pesan ataupun telfon dari tadi. Jiyeon adalah cewe yang sangat memperhatikan perasaan orang lain, maaf aku pernah berprasangka buruk padamu.

“nah, ayo kita kembali kepenginapan injun-ah..” ujarku seraya beranjak dari kursi. Tiba tiba injun menahan tanganku.

“apa kau lupa dengan janji kita?”

“eh?”

“kita belum pergi ke taman itu kan?”

************

Kami pergi ke gyungsam park. Mengambil beberapa foto, kemudian pergi ketempat wisata wisata lainnya. Sangat meyenangkan sekali bisa berkeliling seperti ini bersama injun, aku akan meralat kata kataku tadi! Ini adalah study tour yang paling indah selama hidupku!.

“waahh,,kota ini indah sekali dilihat dari ketinggian begini..” seruku takjub. Karena hari sudah gelap kota menjadi hamparan lampu yang berkelap kelip dan bewarna warni, sungguh pemandangan yang sangat cantik.

“wahaaa,,ternyata majalah ini benar” ujar injun bangga, dari tadi kami mengikuti rekomendasi rekomendasi majalah yang dibawa injun.

“ya ya ya,,majalahmu sangat hebat” pujiku

“hahahaha..” injun tertawa dengan tawa khasnya, aku sangat suka melihatnya.

“eh, ada ice cream, kau mau ice cream?” tawar injun. Aku mengangguk. Injunpun segera menuju penjual ice cream. Apa yang kulakukan? Kalau begini akan lebih sulit bagiku untuk melupakannya. Padahal luka yang kemaren saja masih belum sembuh.

“ini...”ujar injun seraya menyodorkan ice cream kehadapanku, akupun menyambutnya dengan senyuman.

“apa yang sedang kau pikirkan? Kenapa muka mu bertekuk tekuk begitu?” tanya injun. Ah ternyata ia menyadarinya

“a,,ani,,aku..ada beberapa hal yang kupikirkan..” kilahku sambil menjilati ice cream yang dibelikan injun barusan

“geojimmaaaal,,kau mau membohongiku? kau tau, aku lebih pintar mengelabui orang..” ujar injun bangga

“ya,,aku tau..”

“eh?”

“ kau sangat pintar menyembunyikan perasaanmu, berusaha terlihat bahagia didepan teman temanmu, tersenyum, walaupun sebenarnya hatimu sangat sakit melihat jiyeon dan hyunmin kan? Kau selalu mendukung mereka, kau selalu ada untuk jiyeon ketika ia membutuhkanmu, kau,,kau itu terlalu baik injun-ah! Kenapa kau tak memikirkan persaanmu sendiri?” isakku, aku tak tau kenapa aku malah menagis. Injun menatapku heran.

“ke,,kenapa kau menangis? Yang terluka kan aku kenapa kau yag menangis?”

“mollayo...”

“aku baik baik saja berhentilah menangis..” bujuk injun, tapi air mataku terus saja mengalir.

“lain kau harus memikirkan perasaanmu juga..”

“ara..” injun mengelus elus kepalaku

“ kau tak boleh memendamnya sendirian”

“araa..”

“kau boleh bercerita padaku kalau kau mau..”

“baiklah,,baiklah, katakan lah apa yang ingin kau katakan malam ini, aku akan mendengarkannya”

“aku,,,aku,,kau tau kan kalau aku menyukaimu” ujarku sambil menatap injun lurus, injun menghentikan tangannya yang dari tadi membelai rambutku.

“aku tau,,” ujarnya kemudian

“kalau kau bahagia maka akupun akan bahagia, jadi kumohon jangan bersedih lagi..”

Injun mengangguk “gomawoyo” dan mendekatkan wajahnya padaku. Kami bertatapan, dan akhirnya injun mencium bibirku.

Aku sangat kaget, injun segera memalingkan wajahnya dan menarik tanganku. “ayo pulang, sebentar lagi jam malam akan habis”. Aku mengangguk dan membalas genggaman tangannya.

Aku memegang bibirku yang dicium injun barusan, ciuman rasa ice cream. Batinku dalam hati. Sepanjang perjalanan tak ada satu katapun yang terlontar diantara kami berdua. Sampai besok pun, di bus kami duduk berjauhan. Dan pulang kerumah masing masing.

*********

Hari ini upacara kelulusan, Kami mengenakan seragam SMA ini untuk yang terakhir kalinya. Dan seperti yang direncanakan dari awal, aku akan pindah daerah asalku dijepang untuk melanjut kuliahku. Sore ini pesawat kami akan berangkat, aku akan bertemu dengan orang tuaku setelah sekian lama, yah, selami ini akau tinggal dikorea karena menemani nenek, karena sekarang adikku akan melanjutkan SMAnya dikorea, jadi aku bisa kembali kejepang untuk berkumpul lagi dengan orang tuaku.

“nana-chaaan...sediiih sekali kita akan berpisaah” rengek hyemi sambil memelukku erat erat

“hentikan hyemia-ah,,kau membuatku maluu...” bisikku karena sekarang semua orang memperhatikan kami. Hyemipun melepaskan pelukannya.

“lalu? Bagaimana dengan injun., kukira kalian akan akrab setelah jalan jalan waktu iitu.. tapi jadinya malah maki menjauh..”

“kau ini!” seruku sambil menempeleng kepalanya.

Dari tadi aku memang mencari sosok injun, dan ketika berhasil menemukannya ia hanya tersenyum kecil padaku kemudian hilang ditengah keramaian. Aku tak tau, sejak injun menciumku, ia terkesan menghindar dariku, perasaan GR-ku yang menyangka arti ciuman itu adalah karena injun menyukaiku perlahan lahan luntur. Sepertinya saat itu injun menciumku agar aku berhenti menangis, yah hanya sebatas untuk membuatku senang. Dan karena itu sekarang ia menghindariku agar aku tak salah paham.

Rasanya sakit sekali, lebih sakit dari apa yang aku rasakan ketika ditolak dulu, tunggu dulu, ini artinya aku ditolak dua kali oleh pria yang sama?. Huh, lucu dan menyedihkan bukan? masa masa SMA ku?.

********

Injun POV

Aku melihatnya memanggilku dari tengah keramaian, aku hanya tersenyum kecil lalu bergegas pergi. Aku tidak tau kenapa semenjak study tour kemaren aku selalu menghindarinya. Dikelaspun aku tidak berbicara banyak dengannya walaupun aku tau dia berusaha mengajakku berbicara.

Ia terlihat sedih dan muram dari waktu itu. ketika aku menolak pernyataan cintanya, karena saat itu aku masih sangat menyukai dan hanya memikirkan jiyeon. Tunggu, “Saat itu”?. kenapa aku memikirkan kata "saat itu?", apakah itu artinya sekarang tidak lagi?.

Aku menatap jiyeon yang sekarang sedang berfoto bersama hyunmin dan jay. Tak ada lagi perasaan sakit yang kurasakan ketika melihat mereka berdua. Ada apa denganku? Kenapa begitu tiba tiba, sejak kapan semuanya berubah begini?.

Aku menciumnya dimalam itu, dan aku juga tak tau kenapa aku melakukannya, karena dia begitu imut? Tidak, karena malam itu muka penuh tangisnya terlihat sangat jelek, lalu kenapa? Kenapa aku menciumnya?. Aku mengacak ngacaki rambutku, hahh molayooooo.

“hyung kau kenapa?” ujar jay yang mnyadari ketidak beresanku

“aku merasa aneh..”

“aneh? Aneh kenapa?”

“akuuu..” aku tak tau bagaimana cara menjelaskan nya pada jay

“hyung! Kau sedang jatuh cinta?” terkanya tiba tiba

“eh?”

“kau sedang jatuh cintakan? Pada siapa?” ujar jay sambil mengarahkan telunjukknya padaku, entah kenapa mukaku berubah menjadi memanas

“buu,,bukaan,” kilahku

“kau jangan bohong hyung! Aku mengenalmu! kalau kau bohong kau tidak berani menatap lawan bicaramu” desak jay

“apakah memang benar aku menyukainya? Sepeti yang kau ketahui aku menyukai jiyeon kan” aku malah berbalik nanya

“ahh hyung, perasaan mu mungkin sudah berpindah dari jiyeon, benarkah? Akhirnya kau bisa melupakannya!” ujar jay girang, sedangkan injun masih mempertahankan wajah bingungnya.

“ya, dia orang yang seperti apa hyung?”

“eh? Orang yang seperti apa?” lagi lagi aku malah balik nanya, dibalas dengan anggukan penuh senyum oleh jay

“dia,dia orang yang aneh, cengeng, perasa, suka ikut campur, dia,,,dia orang yang mau menangis untukku, sangat memikirkan dan mengerti perasaanku, dia---“

“nah, itu artinya kau suka padanya hyung!” ujar jay sok yakin sambil menjetikkan jarinya. Aku hanya menghela nafasnya dan melayangkan pandangan ke langit.

Drrrt drttt drtt drttt. Tiba tiba HP ku pun bergetar, aku menatap layar hapenya itu, no. Yang tidak dikenal. aku menatap jay, dan jay memberi isyarat agar aku mengangkat panggilan tersebut.

“ddobesseo?”

“injun ah” pinta orang diseberang, hei sepertinya aku mengenal suara ini

“na...nana-chan?” tebakku

“eh, kau mengenali suaraku?

“uhm..” jawabku pendek

Suasana menjadi hening, “kau dimana sekarang? Sudah pulang?” tanyaku kemudian

“aku disuatu tempat yang bisa melihat mu dari jauh..”

“eh? Benarkah?” aku mulai celingukan mencari keberadaan anak itu, tapi tak kutemukan

“kau sedang mencariku?” tanyanya dengan tawa yang ditahan

“ya! Keluarlah! Ini tak lucu..” ujarku kesal, anak ini main rahasiaan rahasiaan segala

“tidak mau, aku tak yakin bisa mengatakannya kalau berhadapan langsung denganmu..”

“eh,,???”

“injun-ah, dengarkan aku baik baik, mungkin ini terakhir kalinya aku mengatakan ini, tapi jujur, sampai sekarang aku masih belum bisa melupakanmu..”

Jatungku berdegup tak karuan mendengarkan perkataannya barusan, aku hanya diam menunggu kelanjutan perkataannya. Sedangkan jay mendekatkan telinganya ke handphoneku. Sepertinya ia mau ikut mendengar,

“aku,, aku selalu memikirkanmu, dan sudah berkali kali mencoba untuk melupakanmu, namun berkali kali pula gagal. Aku bodohkan? Kenapa aku masih mengaharapkan balasan dari cowok yang sudah menolakku 2 kali?”

“itu...aku---“

“tapi kali ini aku tak butuh jawaban injun-ah, aku tak ingin ditolak 3 kali oleh cowo yang sama,,hehe, aku hanya ingin mengatakan ini padamu, terimakasih sudah memberikanku kenangan indah di saat study tour kemaren, domo arigatou!” ucapnya dan kemudian memutuskan sambungan telefon.

*********

NANA POV

Aku menutup telfon. Dan kemudian memandang injun dari kejauhan, sekarang aku ada dikantin sekolah, aku bisa melihatnya dengan jelas dari jendela kantin ini. Aku menjatuhkan badanku, dan membenamkan kepala kelutut, aku tak dapat menahan air mata ini. Aku tak sanggup untuk menemuinya sekali lagi. Aku sudah capek dengan hatiku yang selalu di tarik ulur oleh injun, aku sudah capek!.

Akupun menghapus air mataku, dan menatap jam, 4 jam lagi pesawatku akan berangkat. Akupun berdiri dan bersiap siap pergi, kemudian menuju ruang loker untuk mengambil hal hal yang masih tertinggal.

Aku membuka lokerku, begitu banyak surat surat untuk injun yang tak jadi ku kirimkan, dan hadiah hadiah lain yang tak pernah kuberikan. Juga ada beberapa pernak pernik mashimaro, semenjak menyukai orang itu aku jadi terobsesi kepada semua barang yang ada mashimaronya. Aku tertawa kecil, kenapa aku berlaku sampai seperti ini gara gara seorang cowok?.

Aku mulai memasukkan satu persatu barang itu kedalam kotak, awalnya aku ingin membuang semuanya. Tapi aku tak yakin aku tidak akan membutuhkan barang barang ini dijepang nanti, yah, melupakan injun akan membutuhkan waktu yang lama.

Tiba tiba ada seseorang yang menggenggam lenganku, akupun menoleh. “i,,injun-ah?”. Kotak kotak yang berisi kenangan tentang injun itupun berhamburan. Sehingga aku yakin injun bisa melihat kebodohanku selama ini.

Aku melepaskan pegangannya kemudian jongkok dan berusaha membereskan barang barang yang berceceran dilantai. Aku tak ingin terlihat lebih bodoh lagi dihadapan injun. Injunpun mengikuti posisiku, dari yang kulihat dari sudut mataku, dia memperthatikan barang barang bodoh ini. Dan tertawa kecil.

“apa yang kau tertawakan? Ini sama sekali tak lucu” ujarku menahan malu

“ternyata aku sangat dicintai oleh dirimu” ujarnya sambil tersenyum

“eh?”

“jangan katakan hal itu untuk terakhir kali, aku masih ingin mendengarnya berkali kali lagi dari mulutmu..” lanjutnya sambil menatapku lurus

“a,,aku,,bukanlah gadis bodoh yang mau saja ditolak berkali kali oleh cowok yang sama” ujarku sambil mengalihkan mataku dari pandangannya.

“katakan sekali lagi, dan aku tak akan mengecewakanmu..”

“tidak mau, apa yang kau inginkan? Berhentilah mempermainkanku..” seruku seraya menutup kotak tersebut dan berdiri.

“kalau begitu kau tidak mau mendengarkan pendapatku?” tanya injun lagi, aku menolehkan pandanganku. Pendapatnya??.

“injun-ah..aku,,mulai hari ini aku akan kejepang, aku akan melanjutkan kuliah disana, jadi mungkin kita tidak akan bertemu lagi..” ujarku lirih

“eh? Jepang? Hari ini? Kenapa begitu tiba tiba?” injun terlihat sangat kaget

“ini bukan tiba tiba, aku sudah merencanakan ini dari setahun yang lalu, jadi..selamat tinggal,.” Ujarku seraya mengambil tasku dan melangkah pergi. Injun terdiam dan hanya berdiri mematung.

Aku berusaha menahan air mata sekuat yang aku bisa, apalagi yang aku harapkan?. Apalagi yang aku sesalkan, aku sudah menyatakan perasaanku padanya, dan aku sudah memutuskan tidak membutuhkan balasannya. karena aku sudah lelah, aku sudah lelah menunggunya.Tiba tiba saja injun menarik tanganku kemudian menciumku sekali lagi.

“apa yang kau lakukan?” seruku ketika ia melepaskan ciumannya

“kenapa kau pergi begitu saja tanpa mendengarkan pendapatku? Kau tak butuh itu?!” seru injun, entah kenapa ia terlihat marah

“aku sudah capek seperti ini injun-ah! Malam itu kau menciumku hanya agar aku berhenti menagis bukan? Dan sekarang kau menciumku agar aku tak jadi pergi? Atau salam perpisahan?” seruku berurai air mata

“aku tak pernah mempermainkanmu! Asal kau tau, aku tak pernah mencium orang yang kuanggap teman!”

“tak,,tak pernah..orang yang kau anggap teman..mak,,maksudmu?” tanyaku yang entah kenapa jadi gagap begitu

“nado, saranghamnida...” ujarnya pelan tapi terasa sangat dalam

“eh?”

“apa tak tau sejak kapan perasaan ini dimulai, tapi yang jelas, sekarang aku sangat yakin, kalau aku juga menyukaimu..”

“benarkah?”

“jadi kumohon, jangan katakan hal ini untuk yang terakhir kalinya..” ucap injun dengan senyuman mashimaro-nya, akupun mengangguk dan memeluknya erat, injunpun membalas pelukanku.

“tapi aku akan pergi kejepang injun-ah” gumamku

“kau lupa? Aku adalah lee injun, juara 2 satu sekolahan, kalau aku belajar aku pasti bisa menyusulmu kesana..” ujar injun membanggakan dirinya

“benarkah,? Kau akan menyusulku? Yagsoghae?”

“ne, yagsoghae”

Ternyata masa SMA ku tidak seburuk yang kubayangkan, setelah berkali kali jatuh dan bangkit karena cowo ini, akhirnya aku bisa merasakan hangatnya pelukan injun, dan yang kubutuhkan untuk memulainya ada keberanian. JIka dikesempatan pertama kaugagal, yang harus kau lakukan adalah terus mencoba dan berjuang!, karena masih ada kesempatan yang menunggu untuk kau temukan:).

**************

END
Nana-Injun

nahh gimana FF galau-ku yang satu ini,,,
maaf yah,,awalnya mau bikin yang sepertia biasa romance comedy, tapi entah kenapa jadinya romance galau,
ah, bodo deh, yang penting jadi,,
makasi bagi yang udah sempetin baca,
tapi tolong dikomen bagi yang udah baca yaaaaa,,,,

gamsa!

19112011

0 comment:

Posting Komentar